“Nikmatnya” Jadi Kelas Menengah Di Indonesia

Nikmatnya hidup di Indonesia. Lebih nikmat lagi kalau kamu masuk ke dalam masyarakat kelas menengah. Hidup berkecukupan, fasilitas lengkap, melek teknologi dan media. Kurang apa lagi sih?

Kelas menengah Indonesia dimanjakan oleh subsidi dari pemerintah dan hidup yang tenang karena percaya negara ini akan terus tumbuh dengan baik. Sebelumnya, Hipwee sudah pernah menulis tentang “Keluh Kesah Kelas Menengah Ngehe“, yang bisa kamu baca untuk memberi gambaran tentang kelompok yang diperkirakan jumlahnya melebihi 130 juta ini.

Sekarang yuk kita simak beberapa kenikmatan menjadi kelas menengah di Indonesia. Kenikmatan ini tidak ada untuk kamu pertahankan begitu saja. Sepatutnya, kenikmatan ini jadi bahan refleksi untuk jadi warga negara yang lebih baik lagi.

ADVERTISEMENTS

1.  Sedari Kecil, Kamu Sudah Dimanjakan Oleh Kehadiran Si “Mbak”

Kamu dimanjakan dengan kehadiran ART

Kamu dimanjakan dengan kehadiran ART via moviegasm.wordpress.com

Kamu gak usah repot-repot harus belajar menyapu atau memasak, karena sudah ada si “Mbak” yang setiap saat bisa menawarkan tangannya untuk membantu. Di negara lain gak ada man, kelas menengah yang bisa seenak kita ongkang-ongkang kaki bayar orang buat bersihin rumah. Kehadiran mereka adalah salah satu hak yang layak kita syukuri sebagai kelas menengah Indonesia.

Hipwee pernah menulis artikel cara mengungkapkan terima kasih pada Asisten Rumah tangga kita di sini.

ADVERTISEMENTS

2. Anak yang Lahir Dari Keluarga Kelas Menengah Juga Biasanya Menuntut Ilmu Ke Sekolah-Sekolah Bermutu

Demi masa depan, katanya

Demi masa depan, katanya via monash.edu.au

Bersyukurlah kita yang lahir di keluarga kelas menengah Indonesia. Demi masa depan yang lebih cerah, orang tua kelas menengah Indonesia melakukan investasi besar-besaran dalam pendidikan anak. Kalau perlu sekolahnya sampai ke luar negeri!

ADVERTISEMENTS

3. Kemampuan Berbahasa Asing Juga Sudah Tidak Diragukan Lagi

Gaya campur-campur bahasa sudah lazim dilakukan

Gaya campur-campur bahasa sudah lazim dilakukan via www.cintalaura.net

Inilah percakapan yang biasa terjadi diantara anak muda kelas menengah Indonesia:

Kamu: “Aduh, hectic banget deh workload bulan ini bikin pusing”

Teman: “Hectic kenapa? Yaudaaah, ntar malem chill dulu yuk. Dinner kita”

Kamu: “I don’t have time for dinner. I’d rather order a take away and work.”

Teman: “You masochist!”

FYI, kedua orang itu sering mengejek gaya bicara Cinta Laura yang gado-gado Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

ADVERTISEMENTS

4. Alhasil, Mereka Bisa Diterima Di Perusahaan Ciamik

Bisa mendapatkan

Bisa mendapatkan “lompatan kariri” via www.japantoday.com

Diterima di Multi National Company (MNC) sudah bukan lagi mimpi bagi kelas menengah Indonesia. Ada lompatan nasib yang bisa dijangkau di negara kita. Pendidikan yang baik adalah kunci dari tercapainya hal ini.

Gaya Hidup Kelas Menengah Indonesia Juga Udah Gak Perlu Diragukan Lagi Deh “Nikmatnya”

ADVERTISEMENTS

5. Kelas Menengah Di Indonesia Punya Banyak Pilihan Buat Beli Mobil Baru

Pilihan mobil yang terjangkau buat kelas menengah

Pilihan mobil yang terjangkau buat kelas menengah via www.semisena.com

Daya beli masyarakat Indonesia yang kian meningkat dari hari ke hari membuat produsen mobil makin getol menawarkan produk mereka. Kelas menengah adalah sasaran empuk bagi produk Low Cost Green Car (LCGC) yang harganya terjangkau.

Setiap merek kendaraan telah mengeluarkan produk LCGC-nya masing-masing. Tinggal pilih aja deh mau mobil murah yang kayak apa. Kalau di negara lain kelas menengah identik dengan pengguna transportasi umum, di Indonesia kelas menengah justru dimanjakan oleh banyaknya pilihan produk dan kemudahan kredit kendaraan.

ADVERTISEMENTS

6. Mobil Baru Tersebut Juga Masih “Bebas” Diisi Premium

Baru dari dealer langsung ke pompa premium Photo: Bawoer

Baru dari dealer langsung ke pompa premium. Photo: Bawoer via oto.detik.com

Low cost green car semestinya diisi dengan BBM non-subsidi. Masih gak percaya ada aturan macam ini? Nih, aturan resmi dari Kementerian Perindustrian.

Kelas Menengah Indonesia Juga Punya Banyak Alternatif Sebagai Tempat Belanja

7. Uniqlo Baru Buka, Yuk Rame-Rame Belanja!

Menyambagi toko yang baru buka

Menyambangi toko yang baru buka via m.kompasiana.com

Pada 22 Juni 2013 lalu gerai pertama Uniqlo di Jakarta resmi dibuka. Antusiasme masyarakat untuk mendapatkan produk Uniqlo membuat penyedia pakaian asal Jepang ini harus membatasi pengunjung yang masuk ke tokonya.

Antrian panjang bukan jadi masalah demi memenuhi hasrat konsumerisme kelas menengah. Kalau ketinggalan trend nanti dibilang gak asik.

8. Yakin? Antriannya Lama, Lho…

Masih kuat kok

Masih kuat kok via www.skyscrapercity.com

Gak apa-apa. Demi selembar kaos, yang kalau dipikir-pikir overpriced, kamu siap berdiri lama-lama.

9. …Dan Memanjang Kayak Ular

 10. Kalau H&M Buka? Ya, Diserbu Juga lah…

Antrian saat opening H&M

Antrian saat opening H&M via www.the-marketeers.com

Antrian saat opening H&M sampe ke luar

Antrian saat opening H&M sampe ke luar via kompas.com

Emang ada kegiatan lagi selain ngantri? Gak ada yang lebih seru dibanding ngantri brand favoritmu.

11. Mau H&M atau Blackberry, Antriannya Tetap Sama

Ini BB, lho! Kita butuh banget!

Ini BB, lho! Kita butuh banget! via beritaekonomi.kiosgeek.com

12. Indonesia Juga Jadi Surganya Wisata Kuliner Buat Kelas Menengah

Antrinya sepanjang ini

Antrinya sepanjang ini via www.jakarta100bars.com

Hampir setiap bulan, ada tempat baru yang bisa dicoba. Mulai dari gerai lokal hingga franchise dari luar negeri yang sudah tersohor. Semua tersedia. Bahkan karena tingginya keingintahuan masyarakat untuk mencoba tempat baru, waiting lists-nya bisa panjang sekali demi bisa masuk ke restoran atau cafe yang baru dibuka itu.

Yang Bikin Patah Hati Adalah: Udah Antrinya Panjang, Waktunya Masih Dibatasi Pula

Waktunya dibatasi biar gantian sama pengunjung lain

Waktunya dibatasi biar gantian sama pengunjung lain via xhottypottyx.blogspot.com

Di beberapa tempat yang antriannya sangat panjang bahkan waktu duduk sampai diatur hingga satuan menit. Demi semua konsumen bisa terlayani.

13. Saat Koneksi Internet “Ngehek”, Kelas Menengah Masih Punya Akses Ke Internet yang Lebih “Mumpuni”

Koneksi internet kantor jadi penyelamat!

Koneksi internet kantor jadi penyelamat! via thedailybanter.com

Boyong saja laptop ke kantor, kampus, atau manfaatkan komputer kantor yang koneksi internetnya lebih kencang. Sambil bekerja dan kuliah, unduh film terbaru juga bisa. Dobel untungnya!

14. Kepanasan? Tenaaang, Tinggal Ngacir Ke Mall Atau Nyalakan AC Sendiri Saja Di Kamar

Kepananasan? Tinggal ngacir ke mall cari AC

Kepananasan? Tinggal ngacir ke mall cari AC via dulichhanoi.vn

Mall adalah penyelamat bagi kelas menengah Indonesia. Kencan ke mall, nunggu macet di mall, belanja ke mall, bahkan cari AC juga ke mall.

15. Di Indonesia, Kelas Menengah Dimanjakan Oleh Berbagai Pertunjukan Musik

Pamerin tiketnya dulu

Pamerin tiketnya dulu via www.kaskus.co.id

Gak perlu cemas kekurangan hiburan kalau jadi kelas menengah Indonesia, konser atau festival bertaraf internasional saban tahun pasti datang.

16. Padahal Artis Yang Dikenal Juga Cuma Itu Lagi, Itu Lagi. HEHE.

Cuma Tahu Raisa Doang

Cuma Tahu Raisa Doang via www.hai-online.com

“Natalie Cole? Siapa itu? Pasti kurang terkenal…”

Buat apa repot-repot ngapalin lagunya, toh kamu datang bukan semata karena musiknya. Tapi supaya gak dibilang kelewatan event bergengsi, dan dianggap ngerti jazz.

17. Keberadaan Tokoh Inspiratif Juga Potensial Jadi Pembangkit Semangat Kelas Menengah Kita

SBY pada kampanye 2004

SBY pada kampanye 2004 via foto.demokrat.or.id

Entah itu karena latah, ikut-ikutan, atau emang fans, masyarakat kelas menengah selalu bersatu jika disodorkan figur yang ‘inspiratif’. Masih ingat SBY medio 2003-2004?

Venue yang sama, semangat yang sama, tokoh yang beda ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Venue yang sama, semangat yang sama, tokoh yang beda
ANTARA FOTO/M Agung Rajasa via simomot.com

Satu dekade kemudian yang terjadi seperti dejavu. Masih di tempat yang sama, semangat yang sama, namun dengan tokoh yang berbeda.

18. Tapi, Kelas Menengah Indonesia Gak Selamanya Egois Kok. Mereka Sangat Rela Menggunakan Sumber Daya yang Dimiliki Untuk Membahagiakan Keluarga

THR lebaran, pemberian khas kelas menenegah Indonesia

THR lebaran, pemberian khas kelas menenegah Indonesia via roundmerryround.blogspot.com

Kasih ponakan THR buat lebaran, berangkatin orang tua haji, sampai merenovasi rumah keluarga di daerah asal jadi hal yang sering dilakukan oleh kelas menengah selepas mereka mencapai kesuksesan finansial.

Hal ini pun diamini oleh laporan yang dilansir oleh Boston Consultant Group:

“Kelas menengah Indonesia sangat fokus pada peningkatan kualitas hidup keluarganya. Mereka akan menggunakan uang yang didapatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, bukan cuma untuk menyenangkan dirinya sendiri.”

19. Lalu, Nikmat Apalagi Yang Kamu Dustakan?

Apalagi yang kamu cari?

Apalagi yang kamu cari? via finance.detik.com

Punya penghasilan, pendidikan bagus, tempat tinggal nyaman, kepemilikan kendaraan; Subsidi lancar, melek media, dan hiburan yang gak pernah habis, terus nikmat apa yang kamu dustakan? Apa lagi yang dicari oleh kaum kelas menengah?

Pertanyaannya: “Akankah mereka (kita) pernah bersyukur dan merasa puas?

Kenikmatan dan kemudahan yang negara ini berikan seharusnya membuat kita, kelas menengah, bersyukur. Kelas menengah di belahan dunia lain bisa jadi nggak hidup senyaman kita, loh. Timbal baliknya, kita juga harus jadi warga negara yang lebih aktif lagi untuk membawa kebaikan di negeri ini.

Sepakat dong?

Baca sepuasnya konten-konten eksklusif dari Hipwee dan para konten kreator favoritmu, baca lebih nyaman bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Football, Music, Movie.

CLOSE