Seolah belum cukup dengan kasus kematian pelajar SMA bernama Hilarius sekitar 2 tahun lalu, sebuah ‘duel gladiator’ kembali terjadi di kota yang sama, Bogor. Bedanya kali ini duel tersebut melibatkan sekelompok pelajar SMP. Pelajar kelas 3 bernama Ahmad Raih Syahdan dilaporkan tewas setelah mendapat sabetan celurit di beberapa bagian tubuh. Ia bahkan tidak sempat mendapat pertolongan medis karena kehabisan darah.
Kisah tragis yang melibatkan pelajar di bawah umur ini membuat pilu siapapun yang mendengarnya. Baik pihak sekolah maupun keluarga jelas memegang peran penting untuk mencegah hal serupa terjadi lagi. Hipwee News & Feature telah merangkum kasus gladiator dalam ulasan berikut ini. Simak deh.
ADVERTISEMENTS
Duel gladiator ini dilakukan sore hari selepas pulang sekolah di lapangan Kampung Lewihalang, Desa Gobang, Kecamatan Rumpin, Bogor
Tak ada yang menyangka kalau Jumat (24/11) kemarin jadi hari terakhir bagi Ahmad Raih Syahdan, siswa kelas 3 SMP Islam Asy Syuhada Rumpin yang dikabarkan tewas setelah berduel ala gladiator dengan temannya. Dilansir dari Tempo, pertarungan yang juga disebut dengan istilah adu tos-tosan ini dilakukan dengan formasi 3 lawan 3. Syahdan tewas setelah menerima sabetan celurit di pinggang bagian belakang, pinggul, lengan kanan atas, dan tangan kanan bawah.
Sebelumnya korban dan pelaku sempat janjian dengan 4 teman lainnya untuk duel 1 lawan 1. Tak hanya dengan tangan kosong, mereka juga membawa senjata tajam untuk beradu ilmu kebal. Sesampainya di lapangan Kampung Leihalang, Desa Gobang, Rumpin, mereka pun saling bertarung. Sesaat setelah Syahdan terjatuh, teman-teman membawanya ke puskesmas terdekat. Namun sayang, bocah malang itu meninggal dalam perjalanan diduga kehabisan darah akibat luka parah.
ADVERTISEMENTS
Tak terima dengan kematian adiknya, kakak Syahdan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Rumpin
Setelah menerima laporan dari kakak korban, Dumyati, Polsek Rumpin segera melakukan olah TKP dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Dari lokasi kejadian polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti antara lain baju koko putih, sweater merah marun, dan celana seragam SMP warna biru. Dari proses pemeriksaan, polisi juga telah mengamankan seorang pelaku inisial DM yang diduga menjadi lawan Syahdan saat duel maut terjadi.
ADVERTISEMENTS
Pencegahan kasus serupa agar tidak terjadi lagi butuh sinergi dari banyak pihak, terutama sekolah dan keluarga sebagai lingkungan terdekat
Peristiwa ini jelas jadi PR serius bagi semua pihak yang bertanggungjawab, termasuk sekolah dan keluarga. Dilansir Jawa Pos, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ahmad Hadadi mengaku prihatin dengan terulangnya kasus duel ala gladiator ini. Ia mengatakan sekolah harus melakukan upaya pencegahan, salah satunya dengan menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak dan lebih bersahabat sehingga bisa mengurangi sisi keberingasan anak. Caranya bisa dengan mengajak anak melakukan kegiatan positif seperti ekstrakurikuler atau kegiatan lain. Dengan cara itu anak bisa disibukkan dengan hal-hal untuk menyalurkan setiap potensi mereka.
Menanggapi kasus ini, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Wasto Sumarno mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi regulasi pendidikan khususnya di Kabupaten Bogor. Menurutnya pemerintah harus memprioritaskan pemahaman masyarakat tentang pencegahan berbagai tindak kriminal melalui sosialisasi.
Miris ya, siswa yang seharusnya disibukkan dengan belajar dan melakukan berbagai kegiatan positif, malah terlibat perkelahian yang berujung pada hilangnya nyawa. Zaman yang semakin ‘edan’ ini seharusnya membuat para orang tua di luar sana lebih perhatian pada kehidupan dan lingkungan anak-anaknya.