Diskriminasi Tak Hanya Bisa Dialami Orang Berkulit Gelap, Kucing Hitam pun Juga Tahu Gimana Rasanya

Diskriminasi kucing hitam

Jangan ngaku pecinta kucing kalau masih suka pilih-pilih warnanya, apalagi kalau masih benci melihat kucing berwarna hitam! Pecinta kucing seharusnya menyayangi semua jenis kucing, mau hitam, putih, abu, oranye, kucing kampung, persia, anggora, atau yang memiliki fisik tak sempurna sekalipun. Pecinta kucing ‘no kaleng-kaleng‘ akan merasa semua kucing sama-sama perlu disayangi, bagaimana pun bentuk rupanya.

Rasanya pengin deh menempel imbauan di atas di setiap tempat penampungan kucing atau di pasar-pasar hewan. Soalnya masih banyak banget orang yang ingin mengadopsi kucing tapi nggak mau yang bulunya berwarna hitam. Setidaknya fakta ini terbukti terjadi di tempat penampungan kucing di Bristol, Inggris. Kucing-kucing dengan warna selain hitam lebih cepat “laku” dibanding yang hitam. Kucing-kucing hitam di sana begitu dihindari, katanya karena nggak bagus untuk difoto. Sedih sekali, ternyata diskriminasi nggak hanya bisa dialami manusia tapi juga hewan seperti kucing berwarna hitam.

Di tempat penampungan kucing di Inggris, kucing berwarna hitam mengalami diskriminasi yang cukup parah. Pengadopsi lebih memilih kucing lain yang warnanya lebih cerah

Diskriminasi Tak Hanya Bisa Dialami Orang Berkulit Gelap, Kucing Hitam pun Juga Tahu Gimana Rasanya

Diskriminasi kucing hitam via www.bbc.com

Christine Bayka , pemilik rescue shelter The Moggery di Bristol, Inggris, mengatakan untuk pertama kalinya sepanjang 21 tahun usahanya berdiri, baru sekali ia menemui seluruh kucing di tempatnya berwarna hitam. Kala itu bulan Januari 2018. Meski sudah hampir 2 tahun, tapi diskriminasi kucing hitam masih sering ditemui hingga sekarang. Bayka mengaku kalau pengadopsi banyak yang menganggap kucing hitam itu kurang photogenic. Ini selaras dengan meningkatnya sifat narsisme di media sosial. Orang jadi sedikit-sedikit foto, lalu diunggah ke medsos, dan kucing hitam dianggap cuma akan menghasilkan sedikit likes. Sedih banget nggak sih 🙁

Di banyak negara barat dan di negeri kita sendiri, kucing hitam juga sering dikaitkan dengan hal mistis. Mungkin ini juga yang jadi alasan kenapa mereka nggak “laku” kayak kucing-kucing berwarna cerah

Diskriminasi Tak Hanya Bisa Dialami Orang Berkulit Gelap, Kucing Hitam pun Juga Tahu Gimana Rasanya

Dianggap buruk untuk difoto via www.telegraph.co.uk

Di luar negeri, kucing hitam sering dijadikan tumbal untuk keperluan sihir. Kucing hitam juga banyak dianggap membawa nasib buruk, seperti yang masih sering diamini masyarakat Indonesia hingga saat ini. Sampai-sampai banyak orang percaya, barangsiapa yang melihat kucing hitam lewat, maka hal buruk akan menimpanya. Keyakinan-keyakinan itulah yang turut berkontribusi menyemarakkan diskriminasi terhadap kucing-kucing berwarna hitam, membuatnya terlantar dan terlupakan.

Padahal kucing hitam sama seperti kucing-kucing lainnya. Mereka berhak mendapat kasih sayang yang sama dari manusia. Mungkin kalau bisa bicara, mereka sudah menggelar demo sejak dahulu kala

Diskriminasi Tak Hanya Bisa Dialami Orang Berkulit Gelap, Kucing Hitam pun Juga Tahu Gimana Rasanya

Semua kucing berhak diperlakukan sama! via www.telegraph.co.uk

Seperti manusia, yang diciptakan sama meski warna kulitnya berbeda-beda, kucing pun demikian. Mau warna hitam, putih, abu, atau yang lainnya, semua sama, sama-sama punya nyawa dan berhak mendapat kasih sayang serupa. Kita, kucing, dan makhluk hidup lain, nggak bisa request mau diciptakan seperti apa. Semua sudah ada yang menentukan. Jadi sudah seyogyanya kita memperlakukan semua makhluk hidup secara adil, termasuk kucing.

Kalau sekarang orang berkulit gelap sudah bisa sedikit lebih lega karena nasib mereka jauh lebih baik dibanding puluhan tahun silam, seharusnya kucing hitam juga merasakan hal serupa. Mereka berhak disayangi, diajak selfie, dan dipamerkan ke media sosial, seperti kucing-kucing gemuk berbulu lebat dengan warna-warna cerah yang sering nangkring di linimasa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

Editor

An amateur writer.

CLOSE