Laporan terakhir bencana Indonesia, tanah longsor menimpa sebuah kampung di Sukabumi, Jawa Barat pada malam pergantian tahun kemarin, menyebabkan puluhan rumah tertimbun. Dari update terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang baru saja dirilis Kompas, 107 kepala keluarga terdampak bencana ini dengan rincian korban meninggal sebanyak 9 orang, 4 orang dirawat karena luka-luka, sementara 34 masih berstatus hilang.
Meski tahun telah berganti, Indonesia tampaknya masih tetap saja dirundung bencana. Sedih sih, tapi itulah realita yang benar-benar harus diterima oleh semua penduduk negeri ini. Mau ganti tahun atau ganti pemimpin, Indonesia akan tetap jadi salah satu negara yang memiliki risiko bencana alam paling tinggi di dunia. Ya karena letak geografisnya dan juga kondisi cuaca yang semakin ekstrem serta tidak menentu. Banyak pelajaran yang harus kita tarik dari tahun 2018 yang penuh bencana kemarin. Jadi, seandainya tahun 2019 ini punya banyak potensi bencana sekalipun, kita akan lebih siap menghadapinya sehingga tidak banyak korban yang berjatuhan. Yuk kilas balik sedikit bencana-bencana alam yang terjadi selama 2018!
ADVERTISEMENTS
Selama tahun 2018, terjadi lebih dari 11 ribu kali gempa bumi tektonik akibat pergerakan lempeng bumi. Angka tersebut jauh lebih banyak dari tahun lalu
Tahun 2018 ini sepertinya lempengan bumi Indonesia sedang aktif bergerak. Buktinya, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terjadi 11.577 kali gempa bumi tektonik dengan berbagai kekuatan serta kedalaman. Padahal, tahun sebelumnya, terjadi 6.929 kali gempa bumi karena pergeseran . Peningkatannya cukup drastis lo, yaitu mencapai 67% dari tahun 2017.
Dari ribuan gempa bumi yang menggoncang Indonesia, ada 23 gempa bumi yang sifatnya merusak serta menimbulkan korban jiwa
Meski ada ribuan gempa, nggak semuanya jadi bencana alam yang merusak dan menyebabkan korban berjatuhan. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, ada 23 gempa yang punya dampak besar. Padahal, tahun lalu ada 19 gempa aja lo. Peningkatan ini memang sesuai kok dengan peningkatan jumlah gempa yang dialami di Indonesia.
Sedangkan Indonesia sudah mengalami tsunami besar sebanyak tiga kali. Ketiganya menelan banyak korban jiwa dan juga kerugian yang besar lo
Kalau tsunami besar di Indonesia terjadi sebanyak tiga kali di tahun 2018. Menurut BMKG, mereka mengeluarkan peringatan tsunami mulai dari bulan Agustus 2018 lalu di Lombok dan bulan September di Donggala-Palu setelah terjadi gempa. Ditambah dengan tsunami yang terjadi di Selat Sunda, maka ada tiga tsunami besar yang dialami Indonesia tahun 2018.
Aktivitas gunung api juga meningkat. Sebanyak 20 gunung api berada pada status diatas normal sampai saat ini sehingga harus diwaspadai
Menurut Pusat Vulkanologi dan dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), ada 20 gunung api yang saat ini statusnya diatas normal. Kebanyakan berada pada level waspada, empat diantaranya pada level siaga, dan satu pada level awas yaitu Gunung Sinabung. Gunung Anak Krakatau yang longsorannya baru saja menyebabkan tsunami, saat ini sedang pada level siaga.
ADVERTISEMENTS
Bahkan, tujuh diantaranya sudah sampai erupsi cukup besar dan menyebabkan hujan abu di daerah sekitar gunung tersebut meletus
Tujuh gunung api yang erupsi pada tahun 2018 diantaranya adalah Gunung Sinabung, Gunung Ijen, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Gamalama, Gunung Soputan, dan Gunung Anak Krakatau. Informasi tersebut dirangkum dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Meski nggak semuanya letusan yang sangat besar dan dahsyat, tapi tetap saja hal itu berbahaya.
Hal ini nggak lepas dari lokasi Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng utama dan juga di daerah ring of fire yang punya banyak gunung api aktif
Banyaknya gempa bumi dan aktivitas gunung api di Indonesia ada kaitannya dengan posisi Indonesia. Menurut BBC, Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng utama dunia yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik. Tiap terjadi tumbukan atau pergerakan, gempa bumi pasti terjadi. Sedangkan soal aktivitas vulkanik alias gunung api disebabkan Indonesia yang berada di ring of fire alias kawasan yang banyak mengalami gempa bumi dan letusan gunung api.
Sudah jelas sih posisi Indonesia seperti itu membuat Indonesia nggak bisa menghindari banyaknya gempa bumi dan erupsi gunung api. Maka dari itu, yang bisa dilakukan adalah mengurangi dampak buruk dari bencana tersebut. Misalnya dengan membuat bangunan tahan gempa di daerah rawan gempa bumi, mengajarkan evakuasi bencana sejak dini, serta membuat sistem peringatan dini yang lebih efektif lagi. Belum lagi pemetaan potensi bencana lain seperti tanah longsor supaya kejadian seperti di Sukabumi kemarin tidak kembali terulang.