Siapa coba di antara kalian yang nggak suka dipijat? Apalagi setelah beraktivitas seharian atau saat tubuh pegal-pegal. Pijatan lembut di bagian tubuh yang sakit dapat menjadi obat ampuh untuk membuat kita kembali fit. Saking tergantungnya dengan metode tradisional turun temurun ini, bahkan nggak cuma saat pegal-pegal saja orang memilih untuk dipijat, tapi juga saat ada keluhan lain seperti terkilir atau masuk angin. Sampai-sampai, tak sedikit juga orang yang masih berprofesi sebagai dukun pijat di banyak daerah di Indonesia.
Seperti halnya di Dukuh Grabak, Desa Sridadi, Kecamatan Kota Rembang. Di tengah gemerlap kemajuan zaman, ternyata masyarakat di sana masih banyak mempercayakan keahlian dukun pijat untuk mengatasi masalah kesehatan. Tak hanya orang dewasa saja, tapi juga bayi-bayi yang baru lahir. Seperti sudah jadi kebiasaan setiap orang tua di sana untuk rutin memijatkan bayi mereka sampai batas usia tertentu.
Tapi baru-baru ini kejadian tak mengenakkan justru terjadi pada seorang bayi bernama Kenzo di dusun tersebut. Ia divonis dokter mengalami pendarahan otak akibat terlalu sering dipijat. Berikut Hipwee News & Feature telah merangkum beritanya untuk kamu.
ADVERTISEMENTS
Kisah Kenzo, bayi yang alami pendarahan otak diduga karena sering dipijat di bagian kepala
Dilansir dari Detik News, bayi bernama Mohammad Kenzo Jayendra ini mulanya mengalami muntah-muntah yang sampai keluar dari hidung. Orang tuanya, Ahmad Agus dan Mas’udah, lantas membawa Kenzo ke bidan setempat. Oleh bidan, Kenzo disarankan untuk dibawa ke RSUD dr R. Soetrasno, Rembang, tapi kemudian dirujuk ke RSU dr. Kariadi di Semarang. Di RSUD, Kenzo bahkan sempat divonis tak akan hidup lama. Kemungkinan sembuhnya hanya 25%. Itupun ada risiko cacat.
Sesampainya di RSU dr. Kariadi, dokter langsung melakukan operasi karena diketahui ada pendarahan di otak kanan Kenzo. Menurut dokter pendarahan tersebut disebabkan karena Kenzo terlalu sering dipijat di bagian kepala. Meski telah berhasil dioperasi, bayi Kenzo masih harus melakukan pengobatan rutin selama 2 tahun.
ADVERTISEMENTS
Ternyata setiap bayi yang baru lahir di Desa Sridadi sudah terbiasa dipijatkan ke dukun
Berdasarkan keterangan orang tua Kenzo yang dilansir Suratkabar.id, meski anaknya divonis pendarahan otak akibat terlalu sering dipijat, keduanya tak lantas menyalahkan si dukun pijat andalan di desanya tersebut. Karena sudah jadi kebiasaan para orang tua di sana untuk memijatkan bayi-bayi mereka yang baru lahir sampai usia 36 hari. Dan bayi-bayi itu bisa tumbuh sehat seperti anak pada umumnya. Menurut orang tua Kenzo, apa yang dialami mereka ini mungkin saja karena sudah takdirnya. Kenzo sendiri dipijat setiap 2 kali dalam sehari sejak usia 27 hari. Usia Kenzo kini menginjak 2 bulan.
ADVERTISEMENTS
Faktanya, Kenzo bukan satu-satunya bayi yang mengalami pendarahan otak karena sering dipijat
Dirilis di Kompas, setidaknya dari 2009-2014 ada 6 bayi meninggal dunia dan puluhan terkena Celebral Palsy (gangguan fungsi otak dan jaringan saraf), di RS Sardjito Yogyakarta. Diketahui penyebabnya adalah pendarahan orak karena kesalahan pijat bayi. Ini baru di 1 RS ya, belum di RS lain di Indonesia. Menurut Prof. dr. Sunartini Hapsara SpA (K), pemijatan yang salah pada bayi juga bisa menyebabkan kelumpuhan.
ADVERTISEMENTS
Bukan lantas jadi dilarang, pijat bayi boleh dilakukan asal si pemijat tahu tekniknya
Pijat bayi atau yang saat ini sering disebut baby massage atau infant massage, memang tergolong metode tradisional emak-emak zaman dulu. Saat bayi rewel atau sakit, mereka akan membawanya ke dukun atau tukang pijat bayi. Meski kelihatannya jadul, ternyata menurut Association of Infant Massage, pijat bayi punya banyak manfaat lho, seperti membuat pencernaan bayi, sirkulasi darah, dan kekuatan otot menjadi lebih baik.
Lorraine Tolley dari The Guild of Infant and Child Massage mengatakan pijat juga dapat merangsang sistem imun yang bisa membuat bayi lebih tenang. Eits, tapi perlu diingat, pijat ini cuma boleh dilakukan para ahli atau orang yang paham tekniknya lho. Selain itu perlu jadi catatan juga, kalau kepala bayi tidak boleh jadi objek pemijatan, karena kondisinya masih lunak.
Bayi akan semakin merasakan manfaat pijatan kalau dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Aktivitas pemijatan itu akan menciptakan ikatan psikologis antara orang tua dan bayi. Studi di Touch Research Institute, University of Miami School of Medicine, AS, mengatakan, terapi sentuhan tersebut bisa meningkatkan kadar serotonin dan dopamin yang fungsinya menciptakan rasa nyaman. Meski sepertinya banyak manfaat yang bakal dirasa, ada waktu-waktu dimana bayi tak boleh dipijat lho, seperti saat bayi demam, ruam-ruam, atau saat ada masalah persendian.
Nah, kembali lagi ke masalah banyaknya kesalahan pemijatan yang dilakukan dukun-dukun pijat, terutama di daerah pedesaan. Menyikapi hal ini seharusnya sih pemerintah melalui institusi-institusi kesehatan bisa menyelenggarakan sosialisasi bagi pemijat-pemijat tersebut mengenai teknik memijat yang benar dan aman ya, setuju?