Lagi-lagi nama kampus ternama Indonesia kembali tercoreng. Setelah kemarin beredar video panas yang ‘melambungkan’ nama mahasiswi Universitas Indonesia (UI), kini giliran Universitas Gadjah Mada (UGM) yang jadi sorotan. Sebuah skandal seks yang dilakukan mahasiswa UGM terbongkar setelah polisi menerima laporan dari masyarakat dan berhasil mengumpulkan bukti-bukti. Parahnya lagi, berdasarkan kabar beredar ini adalah kasus pelecehan seksual sesama jenis dimana korban rata-rata remaja berusia 12-17 tahun.
Seakan belum cukup membuat geger, setelah ditelusuri, pelaku predator anak tersebut ternyata dikenal sebagai mahasiswa yang punya segudang prestasi karena kepeduliannya terhadap lingkungan dan anak! Betul-betul kontradiktif dengan kasus yang membuat masa depannya hancur seketika itu ya. Daripada penasaran, yuk simak ulasan Hipwee News & Feature berikut ini.
Cowok berinisial PDW yang tercatat sebagai mahasiswa Fisipol UGM ini, ditangkap di Yogyakarta, Kamis (16/11) kemarin
Jajaran Polda Kalimantan Timur berhasil menangkap PDW, mahasiswa semester 7 Fisipol UGM di kediamannya di Yogyakarta pada Kamis (16/11) kemarin. PDW memang diketahui berasal dari Balikpapan Kaltim. Ia juga dilaporkan melancarkan aksi bejatnya di daerah asalnya tersebut. Sehari setelah ditangkap, PDW langsung diterbangkan ke Balikpapan guna menjalani serangkaian penyidikan karena lokasi kejadian ada di sana. Lima hari setelah ditangkap, PDW dihadirkan ke hadapan awak media di lantai 3 Mapolda Kaltim. Saat dimintai keterangan, PDW memilih bungkam.
Hingga kini, korban yang berhasil diidentifikasi ada 9 orang, rata-rata berusia 12-17 tahun dan berdomisili di Kaltim dan Kaltara
Para korban yang rata-rata masih menduduki bangku SMP dan SMA ini terperdaya dengan rayuan manis PDW. Mereka adalah para relawan yang bergabung di organisasi dimana PDW terlibat. Beberapa mengaku diiming-imingi hadiah mulai dari tas, baju, bahkan uang saku. Rayuan itulah yang membuat korban akhirnya mau memuaskan birahi pelaku. PDW biasa melancarkan aksinya di rumah bahkan juga tak jarang ia rela menyewa kamar hotel. Hingga kini polisi masih terus mendalami kasus ini. Tidak menutup kemungkinan, bisa saja jumlah korban akan bertambah.
Pihak kampus UGM melalui Kepala Bagian Humas dan Protokol-nya sudah memberi tanggapan mengenai kasus ini
Dilansir dari Tempo, Iva Aryani, Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM membenarkan bahwa memang ada nama PDW terdaftar sebagai mahasiswa di kampus biru tersebut. Namun sampai saat ini, pihaknya masih belum bisa berkomentar lantaran menunggu proses penyidikan. Menurutnya, jika memang sangkaan ini benar, pihak kampus tak segan-segan mencopot status mahasiswa yang bersangkutan. Karena dari awal masuk sebagai mahasiswa baru, semua sudah menandatangani komitmen untuk tetap berkelakuan baik dan tidak melakukan pelanggaran apapun, dimanapun berada.
Miris, padahal PDW dikenal aktif di organisasi, terutama terkait lingkungan dan anak, dan sering ke luar negeri mengharumkan nama bangsa
Saat ditangkap, PDW masih berstatus sebagai ketua sekaligus co-founder organisasi Green Generation, sebuah komunitas yang peduli pada isu-isu lingkungan. PDW juga aktif di Forum Anak Balikpapan. Ia memang dikenal sebagai pemuda kreatif dan punya segudang prestasi mentereng. Dilansir Tribun, ia pernah terpilih menjadi Duta Anak dan mewakili Indonesia dalam Child Friendly City Asia Pacific.
Pada 2014, PDW juga pernah meraih gelar Juara II Duta Anti Narkoba Kota Balikpapan. Tahun 2013, makalah risetnya yang berjudul “Manage Sea Pollution For Save Orchella Bresvirostris Sustainability In Balikpapan Bay”, membawanya ke posisi 5 besar dunia untuk kategori Water and Marine pada International Youth Green Summit. Seolah tak cukup, PDW pernah jadi nominasi Indonesia Green Awards 2013 kategori Green Local Hero dan terpilih sebagai Tunas Muda Pemimpin Indonesia Tahun 2014 dari Wakil Presiden RI.
Nggak nyangka. Mungkin itu satu-satunya komentar yang dilontarkan banyak orang. Pepatah ‘don’t judge a book by its cover‘ ternyata berlaku juga untuk seseorang yang tampilan luarnya baik, tapi di balik itu semua tersimpan sisi gelap yang memilukan. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kaltim Kombes Pol Hilman, dilansir Tribun, mengatakan kalau PDW pernah menjadi korban sodomi saat masih SMP. Bisa jadi, pengalaman pahit itu sedikit banyak mendorongnya untuk berbuat asusila terhadap anggota organisasi atau komunitas yang ia pimpin.
Kini, segala prestasi dan pencapaian yang sudah PDW dapatkan, hancur lebur tak bersisa. Gelar sarjana yang sudah di depan mata, lenyap tak berbekas. Masa depannya pun sirna. PDW terancam hukuman bui maksimal 15 tahun karena melanggar sederet pasal soal pelecehan seksual. Sedih, padahal dengan segudang pengalamannya itu bukan nggak mungkin PDW akan meraih cita-citanya yang katanya ingin menjadi walikota atau menteri.