Sebuah momen ‘awkward‘ terjadi di perlombaan tahunan balap sepeda terkenal di Belgia. Dalam perlombaan yang disebut Omloop Het Nieuwsblad itu, seorang pembalap cewek sampai harus di-stop di tengah jalan karena terlalu cepat. Bukan karena melanggar peraturan atau ada kecelakaan, pembalap cewek bernama Nicole Hanselmann ini terpaksa dihentikan oleh panitia karena mereka khawatir Nicole akan menyalip kelompok pembalap cowok yang ada di depannya. Padahal ini lomba, tapi kok dilarang ngebut ya?!
Lomba ini memang dibedakan atas kelompok pembalap perempuan dan laki-laki. Seperti diberitakan Time, kelompok pembalap laki-laki start sekitar 8 menit lebih dahulu dari pembalap perempuan di jalur yang sama. Nah karena Nicole terlalu cepat, gap antara pembalap cowok dan cewek semakin tipis sampai akhirnya panitia merasa harus menghentikan Nicole biar jarak waktunya tetap terjaga.
Kalau sudah aturannya ya mau gimana, tapi tetap saja peristiwa ini memang jatuhnya tidak adil bagi pembalap cewek seperti Nicole. Sudah bersepeda dengan sekuat tenaga, tapi tetap saja tidak boleh mendahului pembalap cowok yang nyata-nyatanya lebih lambat. Kejadian ini juga jadi perbincangan internasional karena dianggap menggambarkan banyaknya ketidakadilan yang masih harus dihadapi perempuan modern saat ini. Ironisnya kejadian ini terjadi justru menjelang perayaan Hari Perempuan Sedunia yang jatuh tiap 8 Maret.
ADVERTISEMENTS
Kisah Nicole ini sejatinya kisah semua perempuan di dunia ini. Selalu dianggap lebih lemah atau lambat, sekali-kalinya ada perempuan yang melebihi ekspektasi, dunia seakan-akan gelagapan menyesuaikan diri
Jika hanya melihat sekilas, pasti banyak orang akan bertanya-tanya kenapa berita insiden di sebuah perlombaan balap sepeda bisa begitu menyita perhatian dunia sampai media-media raksasa seperti Time atau CNN menaruhnya di halaman depan. Mungkin karena insiden yang dialami Nicole Hanselmann yang merupakan juara nasional balap sepeda asal Swiss ini, pada dasarnya merepresentasikan nasib hampir semua perempuan di dunia ini. Nasib yang diyakini sejumlah orang sebagai kodrat, tapi mungkin bagi sebagian lain adalah ketidakadilan yang perlu digugat.
Asumsi dasarnya, perempuan memang secara fisik lebih lemah atau lambat dibandingkan laki-laki. Alhasil, kategorisasi antara cowok dan cewek dijadikan praktik standar di hampir semua cabang olah raga. Maka dari itu, sebagian besar orang maupun sistem seperti panitia lomba balap sepeda Omloop Het Nieuwsblad di atas langsung gelagapan begitu ada pembalap perempuan yang ‘terlalu cepat’ untuk kategorinya sendiri sampai harus dihentikan. Gara-gara pemberhentian paksa itu, Nicole kehilangan momentumnya dan hanya bisa finish di urutan ke-74. Bisa dibayangkan sih kalau ada Nicole-Nicole lain dari cabang olah raga lain, pasti bakal dipermasalahkan juga.
ADVERTISEMENTS
Seperti bagaimana panitia lomba balap sepeda di Belgia itu menghentikan Nicole, perempuan pada umumnya juga terus didorong memacu diri hanya untuk akhirnya berada cukup dekat tapi tidak melebihi pencapaian laki-laki
Kejadian yang dialami Nicole ini lebih dramatis dan kentara karena balapan untuk kategori cowok dan cewek di Omloop Het Nieuwsblad terjadi di satu jalur yang sama. Coba jika terjadi di jalur yang berbeda, pasti tidak dibicarakan dan diperdebatkan — meskipun sebenarnya tetap bermasalah. Kenapa bermasalah? Kalaupun Nicole menang di kategori perempuan dengan catatan waktu yang lebih baik daripada kategori laki-laki, kemungkinan besar ia akan tetap mendapat hadiah yang lebih kecil. Hampir semua cabang olah raga juga menerapkan sistem hadiah yang berbeda bagi pemenang di kategori cowok dan cewek, dengan hadiah untuk kategori cewek hampir selalu lebih kecil.
Bukan cuma dalam konteks event olah raga, dilansir dari BBC, perempuan ternyata masih sering digaji lebih kecil di perusahaan meskipun mengerjakan beban kerja yang sama. Jadi meskipun perempuan kini banyak yang berhasil ‘mengejar’ ketertinggalan, seperti misalkan dalam dunia pendidikan dengan naiknya jumlah lulusan perempuan S2 atau S3, tetap saja bakal mereka akan terhenti beberapa langkah di belakang laki-laki karena satu dan lain hal.
ADVERTISEMENTS
‘Karena peserta cowok tahun ini tidak disangka-sangka pada lambat semua‘ — bagaimana jika alasan terjadinya peristiwa di atas ini terus berulang ke depannya? Apakah ini waktunya untuk tidak lagi mengelompokkan perlombaan olah raga berdasarkan gender?
Neutralisation of our women race at railroad crossing in Sint-Denijs-Boekel in #OHNWomen #ohn19 due to a very slow mens race. riders will restart with same timings
— OmloopHetNieuwsblad (@OmloopHNB) March 2, 2019
Begitulah penjelasan panitia ketika ditanya kenapa Nicole dan pembalap-pembalap perempuan lain harus dihentikan selama beberapa menit sebelum akhirnya mereka kembali dipersilakan berlomba. Langkah yang disebut netralisasi ini harus dilakukan supaya gap antar kategori cowok dan cewek terjaga. Panitia juga beralasan langkah ini harus diambil karena pembalap-pembalap cowok yang berkompetisi tahun ini ‘terlalu lambat’. Tapi bagaimana jika tahun-tahun berikutnya, peserta laki-lakinya justru semakin lambat? Apakah pembalap perempuan yang terlalu kencang dan mendekati kelompok pembalap laki-laki, akan kembali dihentikan seperti Nicole?
Netralisasi ini memang tidak akan mengurangi catatan waktu, karena hitungan waktu bisa dengan mudah direset jika pembalap kembali mengayuh sepedanya. Tetapi bisa saja ‘kan kejadiannya seperti Nicole yang kehilangan mood begitu dipaksa beberapa kali berhenti karena dia ‘terlalu cepat’ dalam lomba balap sepeda…
ADVERTISEMENTS
Perdebatan itu jelas masih tidak akan bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Tapi satu yang pasti, siapa pun tidak peduli laki-laki atau perempuan, berhak memiliki peluang yang sama untuk memaksimalkan potensi diri
Perlu tidaknya menyamaratakan kategori maupun hadiah bagi perempuan dan laki-laki dalam event olah raga adalah perdebatan panjang yang akan terus menerus dibicarakan hingga entah kapan. Memang sulit menemukan solusi yang tepat. Tapi jika berkaca ke insiden yang menimpa Nicole dan beberapa pembalap perempuan lain dalam Omloop Het Nieuwsblad, jelas-jelas masih ada banyak ketidakadilan yang harusnya segera dibahas dan diperbaiki. Pasalnya, perempuan juga manusia yang berhak punya peluang untuk memaksimalkan potensi diri lo…