Hidup berdampingan dengan teknologi digital sebenarnya memunculkan banyak dilema. Perkembangannya yang masif nggak bisa dimungkiri banyak memudahkan kehidupan kita. Mulai dari sesederhana memesan makanan, sumber hiburan, transportasi, hingga metode pembayarannya pun dibikin makin ringkas. Pokoknya mudah deh.
Namun di satu sisi, secara nggak sadar kemudahan itu membuat banyak orang jadi tergantung sama teknologi digital, sebut aja ponsel yang mungkin sekarang lagi kamu pegang. Karena keasyikan main ponsel, kita sering lupa untuk ngobrol sama orang sekitar dan jadi lebih cuek karena sibuk sama dunia sendiri.
Maka dari itu, sebuah desa di India membuat peraturan unik yang mengharuskan warganya untuk mematikan televisi dan ponsel mereka selama kurang lebih satu jam setiap harinya. Tujuannya sederhana banget, supaya warganya bisa saling ngobrol. Peraturan ini disebut sebagai upaya dewan desa agar warganya lepas dari dua bentuk kecanduan modern, yakni televisi dan internet.
ADVERTISEMENTS
Desa Vadgaon, India mewajibkan warganya untuk mematikan TV dan ponsel setidaknya satu jam sehari. Sirene akan dibunyikan sebagai tanda mengawali dan mengakhiri ‘momen detoks’ itu
Desa Vadgaon, distrik Sangli terletak di Negara Bagian Maharashtra, India. Di sinilah tempat 3000 orang mulai dibiasakan untuk memerdekakan dirinya dari kecanduan perangkat elektronik seperti televisi dan ponsel. Setiap hari pada pukul 19.00 waktu setempat, dewan desa akan membunyikan sirene pertanda mereka harus mematikan seluruh televisi dan ponsel yang mereka punya. Perangkat elektronik itu baru boleh dihidupkan kembali setelah sirene berbunyi pukul 20.30.
Nah, dalam 1,5 jam inilah warga Desa Vadgaon diharapkan betul-betul memanfaatkannya dengan ngobrol satu sama lain. Dengan begitu, kecanduan terhadap perangkat elektronik bisa diredam perlahan-lahan.
ADVERTISEMENTS
Peraturan ini berawal dari kekhawatiran dewan desa yang melihat warganya kecanduan gadget sejak pandemi Covid-19 dan efeknya berlanjut meskipun pandemi mulai mereda
Pandemi Covid-19 memang sempat mewajibkan sebagian besar orang untuk melakukan aktivitas dari rumah secara online. Maka dari itu, otomatis mereka membutuhkan gadget serta sambungan internet baik untuk bekerja maupun sekolah. Ketua dewan desa, Vijay Mohite mengatakan kepada BBC Hindi kalau anak-anak menjadi tergantung sama televisi dan ponsel karena kelas online selama pandemi Covid-19.
Kecanduan itu rupanya berlanjut meskipun saat ini semua institusi pendidikan udah dibuka kembali dan anak-anak bisa belajar langsung di kelas secara tatap muka. Sebab, sepulangnya dari sekolah ke rumah, mereka langsung bermain ponsel dan menonton televisi. Vijay Mohite juga bilang kalau banyak orang dewasa yang menghabiskan terlalu banyak waktu hanya dengan main ponsel daripada ngobrol dengan orang sekitarnya.
“Tetapi mereka kembali (dari kelas) lalu bermain di ponsel atau duduk dan menonton televisi,” jelas Vijay Mohite, dilansir dari BBC Hindi.
Mulai saat itulah, dewan desa memutuskan untuk mengambil langkah serius agar warganya nggak menjadi ‘budak’ bagi perangkat-perangkat elektronik tersebut.
“Kami memutuskan pada pertemuan desa 14 Agustus – menjelang Hari Kemerdekaan India – bahwa kami perlu menghentikan kecanduan ini. Mulai hari berikutnya, semua televisi dan ponsel dimatikan ketika sirene berbunyi,” jelasnya.
ADVERTISEMENTS
Namun, nggak semua warga desa langsung setuju saat aturan ini direncanakan. Pada awal penerapannya pun, dewan desa masih harus berkeliling meminta warga untuk mematikan perangkatnya
Diminta untuk beradaptasi dengan hal yang jauh dari kebiasaan sehari-hari kita memang bukan hal yang mudah, ya. Sama halnya dengan warga Desa Vadagaon. Mereka nggak langsung menerima saat dewan desa mengumumkan rencana aturan ini. Masih menurut penjelasan Vijay Mohite kepada BBC Hindi, awalnya dewan desa mengajukan proposal kepada penduduk desa. Bukannya dikaji secara serius, gagasan mereka justru dicemooh sama warga laki-laki.
Dewan desa pun nggak tinggal diam dan lanjut mengumpulkan warga perempuan. Kaum satu ini disebut cukup terbuka untuk mengakui kalau mereka memang punya kecenderungan untuk keasyikan nonton banyak serial televisi. Kabar baiknya, mereka juga setuju dengan gagasan ‘detoks digital’ yang diusung dewan desa tadi.
Nah, tibalah pada tahap akhir pengesahan peraturan ini dan dewan desa pun memutuskan bahwa sirene akan dipasang di atas kuil desa. Saat sirene tersebut berbunyi pada jam yang udah ditentukan, tetap aja sejumlah warga belum mau nurut untuk mematikan perangkat elektroniknya. Alhasil, dewan desa dan sekelompok penduduk masih harus ngeluarin effort lebih dengan berkeliling desa dan mendesak para warga untuk segera mematikan perangkat mereka.
“(Sekarang), keputusan itu akhirnya diterapkan sepenuhnya di seluruh desa,” tandas Mohite.
Kelihatannya sederhana banget, ya SoHip. Cukup matikan perangkat elektronik kurang lebih satu jam setiap harinya demi mencegah kecanduan gadget berkelanjutan. Tapi, peraturan unik ini termasuk salah satu solusi menjanjikan yang bisa kita terapkan secara pribadi mengingat rasanya susah banget ya untuk nggak megang gadget. Agar pikiran nggak terus mengarah ke gadget, kita perlu mengimbangi dengan aktivitas lain yang sama sekali nggak memerlukan gadget, seperti berinteraksi langsung dengan orang lain.