Dengan 90% populasinya beragama Muslim, Bangladesh merupakan salah satu dari sedikit negara bermayoritas Islam yang melegalkan prostitusi. Yang jadi sumber masalah adalah ketika legalisasi tersebut tidak diikuti dengan peraturan atau pengelolaan yang baik. Daerah lokalisasi pelacuran yang ada beberapa diantaranya sudah berumur 200 tahun, tidak memiliki aturan kesehatan atau batasan umur. Salah satunya lokalisasi Kandapara di daerah Tangail. Di sini lebih dari 900 remaja belum cukup umur bekerja jadi tempat pelampiasan nafsu bagi pria hidung belang.
Fakta yang lebih mencengangkan adalah ketika mayoritas dari PSK remaja di Bangladesh dipaksa oleh mucikarinya meminum ‘obat kesehatan’ yang diklaim dapat meningkatkan nafsu makan dan menjaga kesehatan. Akibat obat ini, umur gadis-gadis belasan tahun ini ‘tersamarkan’ karena badannya jadi semok. Banyak dari gadis lugu yang awalnya percaya akhirnya mengetahui bahwa obat yang selama ini mereka minum adalah steroid yang biasanya diberikan peternak untuk menggemukkan hewan.
Mayoritas pekerja seks di Kandapara merupakan remaja yang berumur belasan tahun. Mereka biasanya berasal dari keluarga miskin atau jadi korban perdagangan manusia
Di Kandapara limbah kondom banyak berserakan di selokan dan pinggir jalan. Di jalan-jalan sempit terdapat warung makanan, toko-toko teh dan deretan cewek penghibur yang berdiri menunggu pasangan. Rata-rata cewek-cewek disini berumur belasan tahun ke atas. Biasanya para cewek di sini berasal dari keluarga miskin dan biasanya korban perdagangan manusia. Remaja-remaja PSK sebelumnya dijual oleh keluarga mereka kepada mucikari atau germo di Kandapara.
Harga seoarang remaja biasanya sekitar 20.000 Taka atau 2,2 juta Rupiah. Disini mereka diekploitasi oleh mucikari yang memilki meraka, layaknya seorang budak para PSK di sini harus membayar utang biaya hidup ke mucikari dan tidak diijinkan pergi meninggalkan Kadapara atau menyimpan uang sepeser pun untuk diri mereka sendiri.
Agar tetap laku dan makin laris, PSK disini dipaksa meminum obat Oradexon penggemuk sapi. Dengan postur tambun, pelacur di Kandapara mampu menarik banyak pelanggan.
Secara resmi PSK di sini harus berusia 18 tahun ke atas, tetapi pada kenyataannya banyak dari mereka masih di bawah umur. Paling miris cewek-cewek disini telah terjebak di bordil ini ketika masih berusia 10-16 tahun. Untuk tetap menarik pelanggan yang datang mereka dipaksa meminum pil steroid Oradexon.
Jenis obat ini biasanya digunakan untuk peradangan dan alergi pada manusia serta oleh petani digunakan untuk menggemukkan ternak sapi. Namun bagi PSK disini dengan meminum obat itu, mereka merasa nafsu makan jadi bertambah dan berat dengan cepat serta wajah terlihat lebih tua dan lebih sehat. Biasanya mereka mengkonsumsi sebanyak 10 sampai 15 butir perhari. Justru dengan postur tambun, pelacur di Kandapara mampu menarik banyak pelanggan. Setiap steroid Oradexon berisi 10 pil dapat dengan mudah dibeli tanpa resep di warung-warung rokok di Kandapara dengan harga 15 Taka atau sekitar Rp1.600 setiap stripnya.
Dengan mengkonsumsi steroid Oradexon membuat mereka merasa segar dan makin kuat. Tapi sebenarnya banyak bahaya jika terus menerus mengkonsumsi obat penggemuk sapi ini
Secara terus menerus tanpa mengetahui efek samping yang akan dirasakan kemudian hari sekitar 900 pelacur remaja di wilayah kumuh Kandaparaha, harus menenggak pil penggemuk sapi. Obat ini membuat mereka merasa lebih sehat daripada sebelumnya dan mampu melayani banyak pelanggan, bahkan sampai 15 lelaki sehari. Tapi yang tidak mereka ketahui steroid oradexon dapat menyebabkan diabetes, tekanan darah tinggi, ruam kulit dan sakit kepala yang berlebihan. Terparah, obat steroid ini dapat menimbulkan kecanduan hingga kematian.
Memang efek dari obat ini tidak akan terasa sewaktu masih muda, tapi nanti pengaruh obat ini akan sangat dirasakan ketika berumur 40 tahun ke atas.
Demi bertahan hidup mereka memutuskan untuk tetap tinggal dan bertahan. Namun demi memperbaiki diri, banyak yang sudah mulai menabung untuk membiayai sekolah anaknya
Untuk tarif yang didapatkan, biasanya hal pertama yang dinilai oleh pelangganya adalah kemolekan tubuh dan keindahan kamar mereka. Biasanya para remaja pekerja seks Kandapara mendapatkan bayaran sebesar 1000-2000 Taka atau sekitar Rp 143.000-286.0000 per hari. Satu pelanggan biasanya dikenakan tarif 50 taka- 300 Taka atau sekitar Rp 5.000 sampai Rp 40 ribu sekali bermain.
Namun bagaimanapun juga mereka merupakan manusia-manusia kuat dan pantang menyerah ditengah kerasnya kehidupan Kandapara. Mereka berjuang untuk bisa menikmati hidup pahit dengan cara mereka sendiri. Sebagian besar para PSK memiliki impian dapat menabung uang yang cukup banyak guna membeli rumah mereka sendiri di luar kawasan bordil, dan ingin menjadi wanita yang mandiri tidak bergantung pada kaum pria.Meskipun dianggap pekerjaan nista, tetapi uang yang mereka hasilkan ingin digunakan untuk menyekolahkan anak mereka hingga ke jenjang yang tinggi agar memiliki masa depan lebih cerah.
Sedih melihatnya, tapi bagaimanapun juga mereka manusia biasa yang sama dengan kita. Keaadan yang membuat mereka seperti itu. Mudah-mudahan mereka diberikan jalan oleh Tuhan ke arah yang lebih baik lagi.