“Nasi setengah, sama sayur nangka, sama orek tempe, dan tahu. Makan di sini.”
Warung tegal atau Warteg adalah ‘restoran’ favorit kalangan yang kantongnya pas-pasan macam mahasiswa dan pekerja serabutan. Keberadaannya menjamur di setiap sudut kota, dengan tagline andalan yang tak pernah pudar: murah meriah khas rakyat jelata. Di Indonesia, warteg memang identik dengan tempat makan murah untuk kelas menengah ke bawah. Tapi siapa sangka kalau warteg ini sudah go internasional.
Meski di Indonesia warteg identik dengan tempat yang sempit dan kurang berkelas, tapi di luar negeri warteg-warteg bermunculan memperkenalkan masakan khas Indonesia. Jadi kali ini, Hipwee akan mengajakmu menyusuri cerita warteg, penyelamat perut saat akhir bulan tiba dan kantong mulai sekarat. Yuk simak!
ADVERTISEMENTS
1. Ada yang percaya bahwa asal usul warteg sebenarnya bisa ditelusuri sejak jaman penjajahan VOC. Yakni dalam bentuk bendeng darurat yang menyediakan logistik untuk pasukan Sultan Agung
ADVERTISEMENTS
2. Warteg mulai populer di era 1960-an, saat infrastruktur dibangun besar-besaran. Pekerja dari daerah membanjiri ibu kota sehingga dibutuhkan tempat makan murah meriah
ADVERTISEMENTS
3. Salah satu menu yang khas Tegal di warteg adalah ‘Nasi Ponggol’. Tapi sekarang tidak semua warteg tidak lagi menyediakan menu ini
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Kalau sekarang orek tempe, sayur-sayuran, tempe goreng, dan telur dadar adalah menu wajibnya. Porsi nasi berlimpah bisa jadi pelipur lara untuk yang kantongnya pas-pasan
5. Sasaran konsumennya memang rakyat menengah ke bawah. Variasi menu rumahan yang dijual di warteg sangat cocok untuk kantong mahasiswa yang homesick di akhir bulan
6. Tidak kalah dengan waralaba internasional seperti KFC dan McD, warteg ada juga yang punya franchise atau cabang dimana-mana
7. Tak mau ketinggalan zaman, beberapa warteg melek teknologi. Mulai dari buka 24 jam hingga gratis internetan
8. Karenanya meski dijual murah, pengusaha warteg bisa bangun rumah mewah dari keuntungan jualan. Bahkan di Desa Sidakaton dan Sidapura Tegal, ada perumahan mewah eksklusif pedagang warteg
9. Biasanya, warteg dikelola sebagai usaha keluarga. Dikelola secara bergantian dalam waktu 4 bulan. Yang sedang tidak kebagian pulang kampung untuk menggarap lahan
10. Beda dengan tidak adanya warung nasi padang di Padang, di Tegal kamu bisa menemukan beberapa warteg. Meski istilah warung nasi saja jauh lebih populer
11. Meskipun bukan industri besar, tapi warteg adalah industri mikro yang lumayan berperan dalam perekonomian Indonesia
12. Ketenarannya bahkan sampai ‘diekspor’ ke luar negeri. Banyaknya warteg di Belanda, jadi simbol tersendiri akan betapa tingginya popularitas makanan rakyat Indonesia
13. Berawal dari kecintaan pada tempe, bule asal Inggris bernama William Mitchell membuka warteg pertama di London
14. Warteg yang jadi makanan rakyat kecil, ternyata populer di dunia. Kita layak banyak berbangga
15. Semakin ke sini, warteg tidak hanya punya nilai ekonomis tapi juga politis dan budaya Maka dari itu, predikat sederhana dan merakyat seringkali digunakan jadi sarana kampanye politik
Sebagai tren usaha, warteg terbukti bisa bertahan sangat lama. Kepopulerannya mungkin hanya bersaing dengan warung nasi padang. Menu warteg yang khas rumahan bisa jadi obat untuk kamu yang kangen rumah. Harganya yang super miring bisa jadi solusi saat tanggal tua dan dompet mulai sekarat. Jadilah warteg sebagai makan khas rakyat jelata.