Pernikahan yang seharusnya jadi momen bahagia, baik bagi kedua mempelai, keluarga, sahabat, dan tamu undangan bisa berubah menjadi teror bagi sebagian orang di Cina yang masih melaksanakan tradisi wedding prank. Tradisi ini bukan hal yang baru di Cina, tradisi ini juga terkenal sering kelewatan. Mulai dari adanya kasus pelecehan, hingga kekerasan. Meski dimaksudkan untuk ‘bersenang-senang’, tapi yang terjadi tetaplah sudah melewati batas wajar.
Baru-baru ini bahkan seorang bestman atau pendamping mempelai pria di Cina gegar otak hingga koma akibat dikerjai oleh para tamu undangan. Tentu saja siapa yang bertanggung jawab atas korban yang terluka akan sulit dicari karena kejadian ini dilakukan bersama-sama. Bahkan ternyata, tradisi ini sudah ada sejak dulu dan tidak mudah begitu saja dihapuskan dari tradisi pernikahan di Cina. Tapi kok bisa segitunya ya? Makanya yuk kita bahas bareng berdasarkan data yang berhasil dihimpin tum Hipwee News and Feature!
Bestman di Cina koma setelah dapat prank dari tamu undangan, bahkan kasus pelecehan dan kekerasan bridesmaid nggak satu dua kali terjadi
Bestman dan bridesmaid yang seringkali dijadikan sebuah simbol atas kehadiran sabahat dan keluaraga yang mendukung mempelai justru merupakan posisi yang berbahaya di Cina. Tradisi wedding prank atau dalam bahasa Cina sering disebut Da Hang/Naohun, sebenarnya bertujuan untuk memberikan hiburan kepada kedua mempelai. Dilansir melalui The Conversation, seringnya hiburan ini mulai dari mengerjai bridesmaid atau bestman, hingga memaksa mereka minum alkohol sebanyak-banyaknya. Tak jarang kekerasan dan pelecehan seksual pun terjadi.
Seorang pria di Cina Timur koma setelah menjadi bestman di acara pernikahan sahabatnya. Hal ini terjadi karena ia diangkat ramai-ramai dan digoyang-goyangkan hingga dibanting. Pria ini kemudian gegar otak, dan dinyatakan koma. Bahkan tahun lalu seorang bridesmaid di Wenchang, Cina tewas setelah dipaksa meminum alkohol dalam jumlah yang sangat banyak. Selain kekerasan, kasus pelecehan terhadap bridesmaid juga sering terjadi. Dua orang lelaki ditahan di Xi’an setelah menggerayangi bridesmaid dan berusaha menelanjanginnya di dalam mobil.
Saking bahayanya, banyak jasa sewa bridesmaid dan bestman professional yang bisa menghandle segala urusan. Termasuk dalam tradisi wedding prank
Saking berisikonya menjadi bestman dan bridesmaid di Cina, sekarang ini sudah ada jasa yang menyewakan bestman dan bridesmaid professional yang mampu menangani segala urusan dalam pernikahan. Menghibur tamu undangan, mencairkan suasana di pesta pernikahan, hingga menghadapi tradisi wedding prank yang mungkin saja bisa menyakiti mereka. Kebanyakan dari mereka merupakan tenaga professional atau stuntman yang sudah sangat terbiasa dengan wedding prank. Biayanya beragam, dari kisaran Rp400 ribu hingga Rp1,5 juta. Mahal juga ya guys!
Tradisi ini sudah ada sejak dulu di China. Makin kesini tradisi ini justru makin gila, seharusnya ini dihentikan
Naohun sudah ada di Cina sejak Dinasti Han. Tradisi ini seringnya mengarah pada pasangan baru menikah untuk melakukan apa yang diteriakkan oleh tamu undangan yang hadir. Seringnya pasangan yang baru menikah ini diminat saling memeluk satu sama lain dan berciuman di depan banyak orang. Lama-lama untuk menghibur tamu undangan, bridesmaid dan bestman juga ikut jadi korban dan dikerjai habis-habisan. Inilah yang akhirnya disebut sebagai wedding prank. Nggak jarang, wedding prank menyebabkan pelecehan seksual pada bridesmaidnya setelah mabuk-mabukan sampai kekerasan yang tidak wajar.
Sebenernya nggak ada yang suka dengan kultur wedding prank yang makin kesini makin kelewatan ini. Tapi kok terus dilakuin?
Tradisi ini punya cerita yang panjang di Cina. Tujuan dari Nahoun sendiri sebenarnya beragam. Awalnya tradisi ini digunakan sebagai ajang buat edukasi seks bagi mempelai, karena pada masa lalu mempelai di Cina umumnya berusia 13-15 tahun dan belum mengerti sama sekali soal seks. Makin kesini, wedding prank bertujuan untuk menghibur tamu undangan dan sebagai perayaan pesta.
Namun makin lama tradisinya makin nggak wajar dan kelewatan. Padahal, dinukil melalui Weibo, sebanyak 78,4% netizen di Cina bahwa tradisi wedding prank yang kelewatan ini tidak seharusnya ada dan merendahkan perempuan. Sementara 16,4% merasa wedding prank itu tergantung dari attitude bestman dan bridesmaid itu sendiri. Hanya 5,2% yang setuju dengan adanya tradisi wedding prank dan tidak seharusnya bereaksi berlebihan.
Mungkin peran pemerintah dan tokoh masyarakat bahkan budayawan di Cina seharusnya bertindak dengan lebih serius. Karena korban meninggal akibat tradisi ini bukanlah sekali dua kali terjadi, apalagi pelecehan seksualnya. Wah kalau memang tradisi itu nggak baik dan lebih banyak membawa keburukan bagi orang banyak, sudah saatnya itu dihentikan.