Kemarin pagi kampus Universitas Indonesia kembali berduka. Seorang mahasiswa ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Kukel (Kukusan Kelurahan). Vinsensius Billy, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2012, ditemukan oleh petugas kebersihan indekosnya dalam keadaan tidak bernyawa, dengan dugaan bunuh diri.
Meski belum dipastikan, banyak dugaan bahwa Billy nekat bunuh diri akibat depresi.
Bunuh diri bukanlah fenomena asing bagi kita. Menurut penelitian, bunuh diri adalah penyebab kematian tertinggi nomor lima pada usia produktif. Bahkan bunuh diri adalah penyebab dari 1,4% kematian di dunia. Depresi adalah salah satu faktor besar penyebab seseorang melakukan bunuh diri. Faktor lainnya adalah karena gangguan kejiwaan, pengaruh obat-obatan, dan faktor genetik.
Bunuh diri memang tragis, tapi bukan tidak mungkin dicegah. Hal-hal sederhana seperti mendengarkan curhatan teman ternyata bisa berdampak besar untuk membantu seseorang yang sedang depresi.
1. Bila temanmu terlihat murung, selama ini kamu enggan bertanya. Padahal mungkin, pertanyaan sesimpel “Kamu kenapa?” bisa menyelamatkan nyawa
Rasa enggan bertanya saat melihat teman murung bisa karena kamu tidak mau dianggap ikut campur urusannya. Bisa juga karena kamu berpikir, bila dia memang mau cerita, dia pasti akan cerita. Tidak cerita apa-apa berarti dia memang lebih suka menyimpan masalahnya sendiri. Padahal untuk bercerita tentang masalah pribadi memang tidak mudah. Bahkan memang ada orang-orang yang selalu menyimpan segalanya sendiri lebih mudah, sehingga tanpa disadari, masalah berlarut-larut dan semakin memburuk.
2. Stres dan depresi bisa dialami siapapun. Termasuk teman, kenalan, keluarga, dan kita sendiri
Stres mungkin adalah kata yang kamu dengar dan ucapkan setiap hari. Setelah seharian dibebani pekerjaan, kamu merasa stres dan tertekan. Usaha yang tidak kunjung berhasil, kamu juga bisa stres. Tidak perlu malu mengakuinya, stres dan depresi memang bisa menyerang siapa saja.
Tapi seringnya orang menyamakan stres dengan depresi, padahal keduanya tidak sama. Kamu sudah tahu bedanya?
Secara umum, stres adalah ketegangan fisik, mental, dan emosi yang kamu rasakan akibat banyak tekanan. Tanda-tanda stres misalnya sulit tidur, kurangnya konsentrasi, merasa tertekan, dan emosi naik turun. Stres tidak hanya berpengaruh buruk pada kinerja, tapi juga kesehatan fisikmu. Bila tidak segera diatasi, stres bisa berkembang menjadi depresi. Sebuah gangguan mental yang lebih dalam dan lebih berbahaya daripada sekadar stres.
3. Jika sering mendadak cemas, merasa bersalah dan sedih, susah tidur, berubah nafsu makan sampai malas keluar kamar, bisa jadi seseorang sedang depresi.
Bila stres dapat kamu atasi sendiri, depresi bukanlah sesuatu yang bisa diatasi sendiri dan membutuhkan penanganan khusus. Sayangnya, gejala-gejala depresi ini sering diabaikan, sehingga tidak segera ditangani. Seseorang yang depresi memiliki kecenderungan untuk menarik diri dari sekitarnya. Rasa cemas yang tinggi sering menghampirinya, diikuti oleh rasa bersalah serta tidak berdaya untuk menghadapi masalah hidupnya. Mereka yang depresi juga kehilangan hasrat dan motivasi untuk melakukan apapun, bahkan hal-hal yang dulu menjadi hobinya. Gejala-gejala ini diikuti oleh gangguan sulit tidur dan berkurangnya nafsu makan. Bila gejala ini sudah terjadi lebih dari dua minggu dan mengganggu ritme hidup, kemungkinan besar dia sudah mengalami depresi.
4. Saat depresi sudah terlalu berat dan tidak bisa diatasi, muncul hasrat untuk membahayakan diri sendiri
Karena gejalanya tidak dipahami atau diabaikan, semakin lama depresi semakin meningkat. Bila rasa depresi sudah terlalu berat dan tidak bisa lagi ditanggung oleh diri, hasrat untuk membahayakan dirinya sendiri. Misalnya menyakiti diri sendiri dengan membenturkan kepala ke tembok, dengan menggaruk sampai berdarah, atau menggunakan benda tajam. Saat ada temanmu yang seperti ini, jangan menuduhnya cari perhatian. Justru bisa jadi dia memang butuh dipedulikan.
Bisa dibiarkan dan depresi semakin jauh menyerang, bukan tidak mungkin akan timbul hasrat untuk mencari jalan pintas mengakhiri semua masalah, yaitu dengan mengakhiri hidupnya.
5. Banyak orang merasa lebih baik menyembunyikan masalahnya. Padahal, perasaan bisa lebih tenang dengan bercerita.
Bercerita kepada orang lain tentang masalah dan kecemasan yang dialami memang tidak mudah. Apalagi untuk pribadi yang memang introvert dan lebih nyaman menyimpan semuanya sendirian. Tapi kamu harus ingat, bahwa menyembunyikan masalah tidaka akan menyelesaikan masalah. Menyimpan semuanya sendirian, merasakan penderitaan dalam diam, justru akan memperburuk keadaanmu. Bila memang butuh bantuan seseorang, carilah bantuan.
Bercerita kepada orang lain tentang masalahmu mungkin tidak selalu bisa menyelesaikan masalah. Tapi setidaknya itu bisa membuat beban lebih ringan dan perasaan lebih tenang.
6. Kadang mereka tidak tahu ingin bercerita pada siapa. Nah, kamu bisa jadi orang pertama yang mengajaknya bicara.
Sebenarnya tanda-tanda seseorang mengalami depresi dapat terlihat dengan jelas. Kecenderungan menarik diri, sikap murung yang tidak biasa, serta gejala-gejala lainnya bisa kita lihat bila orang terdekat kita mengalaminya. Hanya saja, mungkin kita terlalu abai atau pasif saja menunggu mereka untuk cerita. Padahal bisa saja mereka enggan atau tidak tahu mau bercerita kepada siapa. Saat menemukan teman atau keluarga memiliki tanda-tandanya, cobalah untuk mengajaknya bicara. Jangan menunggu dia untuk bicara, karena mungkin saja dia tidak pernah melakukannya. Tanyakan apa yang mengganggunya, dan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya.
7. Memahami pikiran orang yang depresi memang tidak mudah. Tapi support dan perhatianmu dapat menyelamatkan nyawa.
Depresi bisa bermacam-macam sebabnya. Terkadang masalah yang membuat seseorang depresi adalah masalah kecil untuk orang lainnya. Toh, daya tahan setiap orang memang berbeda. Kecemasan, pikiran-pikiran negative yang mereka punya mungkin tak mudah kamu pahami. Tapi jangan lantas menganggap itu hanya hal sepele dan karena itu dia harus bisa melaluinya sendiri. Orang yang depresi seringnya merasa hidupnya sudah tak berarti lagi. Karena itu support dan perhatian kita sangat penting di sini untuk meyakinkan dirinya bahwa masih ada yang peduli.
Depresi adalah masalah yang sangat umum di sekitar kita. Meskipun begitu, depresi tidak jelas bukan masalah yang sepele. Orang-orang yang mengalaminya bukanlah orang yang hanya ingin mencari perhatian atau sensasi. Mereka memerlukan support dari kita semua. Sesaat waktu yang kamu berikan untuk mendengarkan curahan hati mereka yang cemas, serta sedikit kepedulian yang bisa kamu berikan untuk meyakinkan mereka untuk bertahan akan sangat berharga untuk meminimalkan kemungkinan mereka berlari ke arah yang salah.
Mari kita bersikap lebih peduli, agar tak perlu lagi ada Vinsensius Billy yang lainnya. Kita doakan kedamaian untuk beliau, yuk.