Kita mungkin sudah sering melihat di layar kaca bagaimana orang-orang di negara-negara barat seperti Jerman, Swedia, atau Belanda, menjalani kehidupan sehari-hari. Di banyak tempat umum, mereka terbiasa melakukan apa-apa sendiri. Mulai dari beli tiket, makan di restoran, belanja di swalayan, sampai cuci baju di laundry, semua serba mandiri. Selain karena memang sudah dilatih sejak kecil, menemukan teknologi self service di sana juga tidak sulit.
Belum lama ini, artis Christian Sugiono terlihat mengenalkan budaya self service ke anak pertamanya, Juna, saat mereka berkunjung ke Jerman. Momen ini diunggah sendiri oleh Tian di Instagramnya. Juna diajarkan untuk mencuci baju sendiri di laundry dan memasukkan botol plastik bekas di mesin daur ulang. Dalam video, Juna terlihat antusias dan bisa melakukannya sendiri.
ADVERTISEMENTS
Negara-negara Eropa seperti Jerman, sudah banyak menerapkan budaya self service di kehidupan sehari-hari. Bahkan sejak kecil, anak-anak di sana sudah dilatih untuk mandiri
Di banyak negara Eropa, budaya self service sudah bukan hal yang asing lagi di mata masyarakatnya. Tempat-tempat umum di sana sudah banyak yang dilengkapi mesin atau alat dimana mereka sebagai konsumen harus mengoperasikannya sendiri. Salah satu jasa self service yang mungkin cukup sering kita temui, entah melihat sendiri saat berkunjung ke sana, atau cuma dari film, TV, dan internet, adalah laundry.
Inilah yang berusaha diajarkan Christian Sugiono ke anaknya waktu mereka berkunjung ke Jerman. Juna diminta memasukkan baju sendiri ke mesin cuci serta mengeringkannya di mesin pengering. Sesekali, Tian juga berusaha menjelaskan ke anaknya tentang mesin yang dioperasikan. Di Indonesia, laundry self service mungkin sudah mulai bisa ditemui di sejumlah kota. Tapi kadang harganya malah lebih mahal kalau dibandingkan laundry tradisional. Makanya tidak sedikit orang yang masih lebih memilih laundry biasa.
ADVERTISEMENTS
Selain banyak service yang harus dilakukan sendiri, di negara-negara maju juga sudah peduli banget sama isu-isu penting seperti sampah plastik. Sampai ada mesin daur ulang botol plastik lo
Selain mengenalkan laundry self service, Tian juga mengajak anaknya untuk mendaur ulang sampah botol plastik. Di Jerman teknologi daur ulang ini mungkin memang sudah banyak ditemui. Caranya cuma tinggal masukkan botol bekasnya ke mesin khusus gitu. Selain membantu mengurangi sampah plastik, mereka yang menyumbangkan plastik bekasnya itu juga bisa dapat duit lo! Kalau melihat video Tian, per botolnya di sana dihargai 0.25 euro. ‘Kan lumayan banget tuh~
ADVERTISEMENTS
Tapi masalahnya, di sini belum banyak infrastruktur yang mendukung orang buat belajar lebih mandiri sih ya. Jelas memang beda kalau dibandingkan sama negara maju
Budaya self service ini bagus banget lo kalau bisa beneran diterapkan di Indonesia. Selain melatih buat lebih mandiri, kayaknya jadi lebih efisien aja gitu, tidak perlu bergantung sama orang lain. Tapi masalahnya di sini belum banyak infrastruktur atau teknologi yang memang bebar-benar melatih masyarakat buat jadi lebih mandiri sih ya. Beda sama di negara-negara maju. Karena sudah lama membiasakan budaya ini, jadinya anak-anak kecil di sana pun juga sudah terbiasa melakukan apa-apa sendiri.
ADVERTISEMENTS
Video yang diunggah Christian itu menunjukkan kalau kita sebenarnya juga bisa lo semandiri itu. Tinggal dibiasakan aja
Kalau anak sekecil Juna saja bisa melakukannya sendiri, kita pun juga sebenarnya bisa kok. Tinggal gimana membiasakannya saja. Mungkin bisa dimulai dari lingkungan terkecil dulu, seperti di rumah. Bukan tidak mungkin lo di masa depan kita jadi penduduk yang jauh lebih mandiri, tidak bergantung sama orang lain, seperti halnya di banyak negara maju saat ini.
Selain mindset orang yang harus diubah, agaknya pemerintah juga perlu mendukung dengan menyediakan fasilitas atau infrastruktur yang mendukung. Nah, kira-kira nih, kalau di sini sudah tersedia teknologinya, kalian mau nggak sih belajar lebih mandiri? Takutnya ‘kan cuma antusias di awal doang. Dan, perlu juga diperhatikan maintenancenya. Jadi PR pemerintah tidak cuma menyediakan infrastrukturnya tapi juga bisa memastikan alat-alatnya dipelihara dengan baik.