Sudah sejak 4 Februari kemarin, pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) bagi pelajar SMA resmi dibuka. Ribuan bahkan mungkin jutaan pelajar SMA yang akan menempuh ujian nasional tahun ini berbondong-bondong mendaftar ke universitas dan jurusan impian. Pendaftaran yang akan berlangsung sampai 14 Februari ini baru bisa dilakukan mereka yang lolos verifikasi dan ‘pemeringkatan’. Kalau nilai rapotnya nggak memenuhi syarat ya nggak bisa mendaftar.
Rupanya proses pendaftaran SNMPTN nggak selamanya mulus. Seorang pengguna Twitter baru saja curhat setelah adiknya gagal ikut SNMPTN cuma karena pihak sekolahnya salah input data. Ia sampai me-mention Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) lo. Human error semacam ini memang bikin nyesek sih. Tapi katanya pihak Kemdikbud sudah menjawab keluhan pengguna Twitter itu. Langsung simak ulasan lengkapnya, yuk!
ADVERTISEMENTS
Akun Twitter @ultravaiolence_ mengungkap kekecewaannya seputar pendaftaran SNMPTN. Cuma gara-gara pihak sekolah salah input data, adiknya jadi nggak bisa mendaftar SNMPTN 2019
Halo @Kemdikbud_RI , perkenalkan saya dina. Saya ingin menyampaikan ketidakadilan yang menimpa adik saya seputar pendaftaran SNPMTN yang dilakukan sekolahnya.
— Dina Angeliana Pane (@ultravaiolence_) February 4, 2019
Seorang cewek bernama Dina Angeliana Pane (@ultravaiolence_) menceritakan kekecewaannya pada sebuah sekolah SMA karena salah memasukkan data akademik adiknya. Akibat human error itu, adiknya yang notabene adalah siswa berprestasi gagal ikut SNMPTN. Ini karena dalam data yang di-input, adiknya yang seharusnya tercatat cuti satu tahun karena mengikuti pertukaran pelajar ke Spanyol, malah ditulis nggak naik kelas. Anehnya, dalam periode 1 tahun itu juga ada laporan nilai-nilai yang turun, padahal seharusnya status akademiknya non-aktif.
Kalau dilihat dari akun Twitter resmi Kemdikbud (@Kemdikbud_RI), pihaknya sih sudah merespon thread yang dibuat oleh Dina itu
Halo, Dina. Adiknya bersekolah di mana? Sudahkah coba lapor ke Dinas Pendidikan setempat? Jika ada indikasi pelanggaran, Dinas Pendidikan setempat yang berhak menegur atau memberi sanksi. Cc: @Itjen_Kemdikbud
— Kemendikbud (@Kemdikbud_RI) February 5, 2019
Dalam thread-nya, Dina me-mention akun Twitter resmi Kemdikbud dan Kemristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi guna mendapat masukan dan pendampingan atas kasus ini. Ternyata pihak Kemdikbud sudah membalas cuitan Dina lo. Dari balasannya, Kemdikbud menyarankan agar Dina melapor ke Dinas Pendidikan setempat yang lebih berhak menegur dan memberi sanksi, jika memang terbukti ada pelanggaran.
Mungkin masalah ini muncul karena adanya miskomunikasi antara siswa dan pihak sekolah. Tapi kalau sampai siswa jadi nggak bisa mendaftar SNMPTN sih kasihan juga…
Awalnya, mungkin saja masalah ini terjadi karena miskomunikasi. Terlepas dari siapa yang benar atau salah, tapi proses input data siswa apalagi kalau tujuannya buat pendaftaran SNMPTN seperti ini seharusnya bisa lebih diperhatikan. Karena pihak penyeleksi pasti hanya mengacu pada data-data yang dimasukkan pihak sekolah ke sistem. Kalau ada yang salah, belum lagi kalau salahnya fatal, yang kena imbasnya pasti siswa bersangkutan. ‘Kan sedih juga kalau nggak bisa daftar cuma gara-gara human error…
Padahal sudah bagus lo kalau pendaftaran sekolah sudah pakai 1 sistem alias terpusat pada 1 website begini. Praktis dan jelas jauh lebih efektif. Tapi ya itu tadi, kesalahan justru rawan dilakukan saat input data.