Hantu yang menyerupai orang-orang kampus di laboratorium | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
*Kamis Mistis kembali menyapamu. Laboratorium kampus ini menyimpan banyak kejadian horor yang bikin mahasiswanya ketakutan. Apa saja yang terjadi? Langsung simak ceritanya dan jangan matikan lampu, ya….
Sebagai mahasiswa jurusan eksakta, praktikum di laboratorium sudah biasa. Bahkan, aku dan teman-teman sering lembur di lab sampai menjelang tengah malam, seperti malam ini.
Namaku Dewi, mahasiswa jurusan Biologi di sebuah kampus ternama di Yogyakarta. Ketika mahasiswa lain sudah pulang dan rebahan di kamar kos, aku masih ‘terjebak’ dengan alat-alat praktikum. Meskipun bukan mahasiswa baru dan sudah tak asing lagi dengan penelitian, tetap saja rasanya melelahkan. Apalagi, menjelang tugas akhir, penelitian harus dikebut biar selesai tepat waktu sesuai deadline.
Kulihat teman-temanku pun tampak mulai kehilangan energi. Ya, sudah lima hari berturut-turut kami pulang hampir larut malam. Wajah mulai kusut dan terlihat jelas sekali lingkaran hitam di bawah mata. Namun, penelitian ini harus dirampungkan supaya kami bisa tidur nyenyak dan dosen pembimbing tidak menagih laporan sambil menanyakan, “Kapan konsul?”
Kreek!
Aku dan teman-teman yang berjumlah tujuh orang sontak menoleh ke asal suara. Pintu terbuka. Bapak laboran melongok dan masuk ke dalam laboratorium.
“Kok belum pulang, Pak?” tanyaku.
Bapak laboran memang cukup populer di kalangan mahasiswa. Sebagai orang yang bekerja di lab, ia tentu kerap berinteraksi dengan para mahasiswa. Pembawaan yang supel dan ramah membuatnya disukai banyak orang. Makanya, aku tak segan menyapanya. Apalagi nih, kami cukup sering berbincang setiap kali aku melakukan penelitian di lab.
Anehnya….. malam itu, ia bersikap ganjil. Yang biasanya senang menyapa, ia hanya diam saja. Menoleh ke arahku pun tidak. Ia malah berjalan memutari ruangan lab, lalu pergi.
Apakah ada yang salah dengan pertanyaanku? tanyaku dalam hati.
Aku dan teman-teman saling bertatap-tatapan. Walau nggak mengeluarkan sepatah kata, kami seolah saling melemparkan tanya. Ada apa, ya?
ADVERTISEMENTS
Laboran yang kusapa bukanlah bapak yang biasanya bekerja di lab. Lantas, siapakah dia? 😨
Ilustrasi suasana di laboratorium kampus Dewi | Credit: Wikimedia
Kejadian aneh malam itu berlalu begitu saja. Meskipun meninggalkan keheranan, aku dan teman-teman memilih untuk mengabaikannya. Pasalnya, kami sudah cukup lelah dan butuh istiharat secepatnya. Kami akhirnya pulang dengan energi yang hampir habis.
Keesokan harinya, kegiatanku berjalan normal. Aku mengikuti kuliah di kelas. Menjelang sore, aku datang ke gedung laboratorium untuk melanjutkan penelitian. Fakultasku memang didesain memiliki banyak ruang lab ketimbang ruang kelas. Bahkan, fakultas ini mempunyai satu gedung yang berisi beberapa ruang lab sekaligus. Mahasiswa juga lebih dikenal dengan sebutan anak lab daripada anak jurusan apa. Misalnya, anak lab genetika, anak lab entomologi, atau anak lab parasitologi.
Selepas mengikuti kelas, aku dan dua teman beranjak ke lab. Saat memasuki gedung lab, kami berpapasan dengan laboran yang masuk ke ruangkan lab semalam.
“Sore, Pak,” sapa kami bersamaan.
Bapak itu menampilkan senyum cerah. “Sore. Tumben kok bertiga. Yang lain mana?”
“Masih belum datang, Pak. Nanti mereka menyusul,” jawabku.
“Oalah….,” katanya. Ia tampak menyilakan kami untuk langsung naik ke lantai 2, letak ruangan lab yang kami jadikan tempat penelitian.
“Bapak semalam pulang jam berapa? Tumben masih ada pas kami nge-lab.”
Mendengarkan ucapanku, bapak itu menatap dengan bingung. Keningnya mengerut. “Saya pulang cepat kok. Sekitar jam 4.”
Aku syok mendengar penuturan bapak itu. Dua temanku juga tak kalah kaget. Mulut mereka sampai menganga. Tak ingin melanjutkan perbincangan, kami pamit menuju ke ruang lab. Sementara itu, kepalaku terus diliputi pertanyaan, siapa yang kusapa semalam?.
ADVERTISEMENTS
Ternyata, kejadian itu tak hanya sekali terjadi. Aku dan teman-teman akhirnya membuat password bersama
Sosok hantu yang menyerupai laboran ternyata sudah jadi rahasia umum di kalangan mahasiswa fakultasku. Selama berkuliah, aku pernah mendengar cerita itu, tapi hanya sekilas. Selain itu, aku tak pernah ambil pusing atau ikut-ikutan takut karena memang nggak pernah dihantui. Namun, malam itu menjadi momen yang tak terlupakan sekaligus mengerikan. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok yang menjelma jadi bapak laboran.
Setelah kejadian yang menimpaku, hantu itu makin sering jahil. Bukan cuma menyerupai laboran, hantu itu juga kadang menjadi dosen atau mahasiswa. Aku pun jadi ketar-ketir sendiri. Jangan-jangan teman yang sedang kuajak bicara adalah hantu. Kekhawatiran yang sama juga dialami mahasiswa lain. Mereka jadi lebih sering berpikir negatif kalau ada teman yang mendadak jadi pendiam.
Supaya bisa membedakan hantu dan manusia, kami membuat password bersama. Ketika sedang meneliti di lab dan bertemu sesama mahasiswa, kami menanyakan sebuah password. Kalau dia menjawab, maka dipastikan dia bukan hantu. Cara ini mungkin aneh, tapi nyatanya efektif untuk mendeteksi hantu itu.
ADVERTISEMENTS
Keangkeran laboratoriumku masih terus berlanjut. Kali ini, mahasiswa bertemu Pak Satpam di tempat yang sangat mustahil bisa dilalui manusia
Pak Satpam tiba-tiba muncul dari luar jendela | Illustration by Hipwee
Sebenarnya banyak kejadian yang nggak masuk akal di laboratorium fakultasku. Hantu yang menyerupai laboran hanya salah satu saja. Suatu malam, pernah ada beberapa mahasiswa yang lembur. Sebagai orang yang terakhir pulang, mereka harus memastikan kalau semua keran dan lampu mati. Mereka juga harus mengunci lab dan mengembalikannya ke satpam yang ada di lantai 1. Tugas terakhir, mereka wajib membuang semua sampah ke saluran pembuangan. Jadi, saluran ini saling terhubung di setiap lantainya. Semua sampah di lantai 2 bisa langsung mendarat di lantai 1.
Nah, saluran pembuangan sampah di lantai 2 mirip seperti pintu kecil dan jendela di sampingnya. Sewaktu mau membuang sampah, tiba-tiba ada sorot lampu senter dari luar jendela. Awalnya mereka kaget, tapi merasa tenang ketika sadar kalau bahaya itu berasal dari senter satpam. Biasanya satpam memang patroli di lab saat malam, memastikan semua ruangan gedung aman.
“Udah mau pulang, Mbak?” tanya Pak Satpam.
“Iya, Pak.” Mereka kompak menjawab.
Setelah itu, mereka berjalan turun ke lantai 1. Namun, mereka baru sadar kalau ada kejanggalan. Gedung laboratorium yang berbentuk L ini nggak memiliki balkon. Jadi, mustahil ada orang di luar jendela. Lantas, siapakah yang menyapa mereka dari luar jendela tadi?
ADVERTISEMENTS
Beragam peristiwa misterius di laboratorium membuat bulu kuduk berdiri. Sereeem~
Konon, gedung laboatorium ini memang angker, ditambah dengan hutan fakultas yang ada di belakang gedung. Suasana senyap dan sunyi semakin terasa. Jalan di antara gedung dan hutan itu pun ditutup. Jadi, rasanya semakin sepi.
Banyak peristiwa nggak masuk akal yang bikin kami merinding. Bisa dibilang, kejadian hantu menampakkan diri tergolong sering dan sudah biasa. Aku sendiri belum pernah melihat penampakan hantu lab ini dalam bentuk aslinya. Amit-amit deh, ya. Akan tetapi, kakak tingkatku pernah melihatnya. Sayangnya, ia sudah lupa dengan wujud asli si hantu.
Muncul satu pantangan yang harus dipatuhi oleh semua orang di fakultasku. Aturan ini tertulis dengan jelas. Semua lampu ruangan yang ada di gedung laboratorium harus dipadamkan, kecuali lampu gudang. Kalau mati, pasti ada saja alat-alat laboratorium yang rusak keesokan harinya. Lampu gudang pun sering mati-hidup sendiri ketika mahasiswa yang praktikum tertawa terlalu keras.
Seperti kataku tadi, gedung ini terdiri dari beberapa lantai dan setiap lantainya memiliki cerita menyeramkan masing-masing. Lantai 3 dan 4 pernah jadi tempat mahasiswa kesurupan. Lantai 2 adalah ruangan labku, jadi ruangan yang paling ditakuti karena banyak kejadian seram di sini.
Ceritaku ini hanya sepenggal-sepenggal saja. Usai menuntaskan kuliah, aku tentu tidak lagi merasakan pengalaman aneh-aneh di laboratorium. Namun, cerita legend soal hantu-hantu di sana tetap jadi perbincangan dari satu angkatan mahasiswa ke angkatan mahasiswa selanjutnya.