Udara bersih yang semula bebas dihirup setiap saat dan gratis tidak dipungut biaya, belakangan justru jadi barang mahal di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Ini semua terjadi karena adanya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terus meluas. Kabut asap parah dilaporkan terjadi di Riau, sampai-sampai di media sosial warganet ramai mengunggah potret kota mereka diselimuti asap, tak lupa juga mencantumkan tagar #RiauDaruratAsap.
Tak hanya kota-kota di Sumatera dan Kalimantan saja yang dilanda kabut asap tebal, bahkan bencana ini juga dirasakan negara-negara tetangga kita seperti Singapura dan Malaysia. Bahkan pemerintah dan warga Malaysia sampai harus ikut pusing memikirkan cara gimana agar mereka tetap bisa menghirup udara segar di tengah kepungan asap karhutla.
ADVERTISEMENTS
1. Beberapa waktu lalu, seorang warganet Malaysia mengajak masyarakat di sana untuk “blow back the haze” atau meniup kembali asap kiriman dari Indonesia pakai kipas angin
Let’s make the 16th Of September “BLOW BACK THE HAZE” day.
Saya seru semua rakyat Malaysia keluar on the 16th, bawak keluar kipas meja/stand dan and kita semua point it to Indonesia. Secara collective, kita pasti boleh tiup balik jerebu ke Indo! Ayuh rakyat Malaysia!!! pic.twitter.com/iaDC4hqetJ
— Farhan (@lamkanahraf) September 11, 2019
Sebuah ajakan untuk meniup kembali asap kiriman dari Indonesia diserukan seorang warganet Twitter asal Malaysia bernama Farhan. Ia mengajak seluruh masyarakat Malaysia untuk bersama-sama membawa kipas angin masing-masing tanggal 16 September 2019 untuk “blow back the haze“. Ia bahkan menggambarkan arah angin buatan yang rencananya akan dihembuskan lewat kipas angin itu.
Gerakan #BlowBackTheHaze itu mendapat sambutan positif dari warga Malaysia yang cukup ‘desperate‘ dengan kondisi asap di wilayah mereka. Kabarnya ratusan sekolah di sana jugasampai diliburkan lo akibat kualitas udara yang tidak sehat.
ADVERTISEMENTS
2. Pemerintah Malaysia juga kepikiran buat bikin hujan buatan lewat metode “cloud seeding” atau penyemaian awan demi menghalau kabut asap yang tak kunjung henti
Ketua Komite Lingkungan Hidup Negara Bagian Selangor, Hee Loy Sian, seperti dikutip dari CNN mengatakan kalau pihaknya akan membuat hujan buatan untuk meredakan kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Malaysia. Keputusan itu diambil saat rapat Dewan Ekonomi Selangor (MTES) Kamis 12 September lalu. Hujan akan dibuat lewat metode penyemaian awan atau cloud seeding.
Penyemaian ini akan menggunakan bahan kimia yang nanti akan disebar ke awan memakai pesawat terbang. Bahan kimia itu yang akan memicu awan menurunkan hujan.
ADVERTISEMENTS
3. Selain itu seperti halnya di Indonesia, pemerintah Malaysia juga membagi-bagi masker gratis untuk warganya
Kualitas udara di mayoritas wilayah Malaysia mencapai titik mengkhawatirkan dengan rata-rata level API-nya berkisar antara 101 sampai 200. Sebagai perbandingan, kota New York memiliki kualitas udara bersih dengan level API 7, dan London dengan level API 24. Jauh banget memang kalau dibandingkan dengan di kota-kota Malaysia. Karena itulah pemerintah setempat mengimbau warga agar tidak meninggalkan rumah jika memang nggak terpaksa. Mereka juga telah membagikan 500 ribu masker gratis pada Selasa 12 September kemarin, seperti dikutip CNN.
Bencana kabut asap di Indonesia ini memang levelnya sudah memprihatinkan. Bencana yang sudah berlangsung sejak beberapa minggu terakhir ini hingga kini belum mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Padahal sudah banyak saudara-saudara kita di Sumatera dan Kalimantan yang sakit gara-gara setiap hari menghirup udara nggak sehat terus. Duh, semoga segera ada solusi pasti terkait bencana ini ya, Guys!