Sama halnya dengan wahana-wahana di taman bermain, setiap pekerjaan di dunia ini juga punya tantangan sendiri-sendiri. Fakta ini harus dipahami setiap orang termasuk kita, biar nggak ada lagi saling menghakimi profesi orang lain. Soalnya nggak jarang lho profesi yang kelihatannya mudah dijalani dan banyak diremehkan, nyatanya malah membahayakan atau berpotensi besar membuat pekerjanya frustasi.
Salah satu pekerjaan yang sangat mungkin membuat pekerjanya stres adalah Call Center atau Customer Service Officer (CSO). Mungkin bagi kita yang nggak menjalani pekerjaan itu akan berpikir, “Alah tinggal duduk doang angkatin telepon, apa susahnya?“. Padahal di balik sapaan ramah mereka lewat gagang telepon, tersimpan beragam penderitaan yang mungkin nggak akan orang lain pahami. Kecuali mereka yang melakoninya sendiri. Buat kamu yang masih suka sebal setiap berurusan sama pekerja Call Center, simak dulu deh artikel Hipwee News & Feature berikut ini. Biar bisa lebih menghargai.
ADVERTISEMENTS
Kamu pasti nggak menyangka kalau pekerja Call Center ternyata juga sering alami pelecehan verbal! Dari makian “bodoh” sampai “pelacur” pernah mereka terima
Menghadapi beragam karakter orang setiap harinya, tentu bukan pekerjaan mudah. Apalagi mereka yang bertugas menerima keluhan pelanggan, seperti petugas Call Center. Kayaknya mereka udah ‘kenyang’ disemprot pelanggan. Meski nggak semua keluhan disampaikan dengan marah-marah, tapi tetap saja mereka nggak bisa mengatur mau tipe pelanggan yang seperti apa. Bahkan nggak sedikit juga yang sampai mengutarakan kata-kata kasar, hinaan, atau pelecehan seksual verbal. Iya sih itu bagian dari pekerjaan, tapi siapa juga sih yang suka dibentak-bentak apalagi sampai dimaki-maki? Bayangkan aja para pekerja itu harus menerimanya se-ti-ap-ha-ri!
ADVERTISEMENTS
Mereka harus pintar menyembunyikan emosi saat menghadapi pelanggan. Nggak heran kalau profesi ini punya tingkat stres dan frustasi yang terbilang tinggi
Wajar banget sih kalau menurut riset yang dilakukan Biro Statistik Tenaga Kerja dan Business Insider, profesi CSO atau Call Center ini termasuk salah satu dari 27 pekerjaan dengan tingkat stres paling tinggi di dunia. Dari angka 0-100, profesi ini ada di level 93,3 lho! Selain banyak menerima kata-kata kasar, mereka juga dituntut untuk nggak tersulut amarah saat pelanggan mulai menyebalkan. Sedikit saja mereka terbawa emosi, pelanggan mungkin malah akan melaporkannya ke atasan. Kasihan kan?
ADVERTISEMENTS
Padahal mereka juga manusia yang punya keluarga berharga di rumah. Kebanyakan orang lupa akan hal ini
Ini nih yang sering dilupakan para customer , saat berhadapan dengan Call Center. Pelanggan justru lupa mereka juga manusia yang punya keluarga berharga di rumah. Bisa jadi orang yang kamu marahi itu adalah seorang ayah atau ibu yang cuma ingin mencari rezeki halal untuk anak-anak mereka. Atau seorang anak yang ingin membahagiakan orang tuanya. Atau mungkin seorang suami yang sedang lembur untuk biaya persalinan istrinya.
Iya tahu, mereka memang dipekerjakan untuk mendengarkan keluhan pelanggan. Tapi orang sering lebih memilih langsung meluapkan kekesalannya saat menelepon ke Call Center. Bisa jadi karena saking seringnya mendapat masalah saat menggunakan produk atau jasa perusahaan tersebut. Tapi tetap saja harusnya kamu pikir-pikir dulu kalau mau melakukan hal serupa.
ADVERTISEMENTS
Perusahaan minyak di Korea berusaha memberikan solusi atas masalah ini, dengan memasang nada sambung berupa suara keluarga si pekerja Call Center
Dalam sebuah video yang viral di media sosial di atas, 3 orang karyawan yang sering mengalami pelecehan verbal mengutarakan blak-blakan tentang perasaan mereka berada di balik gagang telepon dan menerima keluhan pelanggan sepanjang hari. Mereka marah, takut, sekaligus sedih. Bagaimana bisa wanita yang dianggap berharga di rumah, dilecehkan begitu saja oleh orang lain yang bahkan nggak melihat mereka secara langsung!
Menanggapi masalah tersebut, sebuah perusahaan minyak GS Caltex dan agen komunikasi AdQUA Interaktive dari Korea menciptakan cara jitu untuk menurunkan tingkat stres karyawan Call Center mereka. Caranya dengan merekam suara salah satu anggota keluarga karyawannya untuk dijadikan nada dering. Fungsinya untuk mengingatkan pelanggan supaya bertindak sewajarnya dan mengingat suara keluarga mereka saat ingin marah-marah. Begini beberapa contohnya:
“Ibu saya, yang paling saya cintai di dunia ini, akan segera membantu Anda” – suara seorang anak dari salah satu karyawati Call Center
“Anak saya yang baik dan pekerja keras akan menghubungi Anda sebentar lagi” – suara seorang ayah dari salah satu karyawati Call Center
“Istriku tersayang akan segera membantu Anda” – suara seorang suami dari salah satu karyawati Call Center
Hasilnya? Tingkat stres karyawan berhasil turun sebesar 54,2%, perasaan pekerja Call Center merasa dihargai meningkat sebesar 25%, respon baik konsumen juga meningkat sebesar 8,3%, dan ekspektasi karyawan kepada kebaikan pelanggan meningkat 25%.
Dalam hidup ini, terkadang sesuatu yang sederhana bagi kita memang bisa membawa perubahan yang begitu besar pada orang lain. Yang terpenting jangan berhenti berbuat baik, karena kamu nggak pernah tahu di titik mana kamu bisa berguna bagi sesama.