Waktu awal-awal virus corona merebak, banyak barang jadi langka di pasaran, salah satunya hand sanitizer. Benda satu ini berisi cairan atau gel berbasis alkohol yang fungsinya membantu mengurangi patogen pada kulit, khususnya tangan. Hand sanitizer banyak disukai karena bisa dibawa kemana-mana sehingga lebih praktis daripada harus mencuci tangan pakai sabun. Langkanya hand sanitizer beberapa waktu lalu juga disebabkan banyaknya oknum yang menimbun benda ini untuk dijual kembali dengan harga sangat tinggi.
Saat ini, hand sanitizer mulai mudah ditemukan. Banyak perusahaan yang beralih memproduksi cairan antiseptik ini dan menjual murah. Ada juga pihak-pihak yang membagikannya secara gratis untuk masyarakat, jadi mereka yang sekiranya nggak mampu beli, jadi punya akses kebersihan yang sama. Salah satu yang bagi-bagi hand sanitizer gratis adalah Bupati Klaten, Sri Mulyani (bukan SM menteri lo ya…). Tapi ternyata niat baiknya itu justru mengundang kontroversi, sampai-sampai tagar #BupatiKlatenMemalukan jadi trending topic di Twitter. Wah, memangnya kenapa ya?
ADVERTISEMENTS
Tagar di atas ramai gara-gara donasi hand sanitizer di Klaten ditempeli stiker foto Sri Mulyani. Padahal katanya bantuan itu berasal dari Kemensos
Bupati Klaten Seharusnya Malu
Semalam kita diramaikan oleh beredarnya foto handsanitizer bersticker “Bantuan Bupati Klaten” dan ketika stickernya dilepas ternyata itu bantuan dari KEMENSOS? Lalu bagaimana anggaran pengadaan handsanitizer oleh Pemda? #BupatiKlatenMemalukan pic.twitter.com/I0hvVFnulf
— Aku (@mahasiswaYUJIEM) April 27, 2020
Bantuan hand sanitizer yang ditempel stiker foto Sri Mulyani jadi perbincangan di jagat Twitter. Selain karena kelihatannya narsis banget, donasi itu juga kabarnya bukan berasal dari Pemda melainkan dari Kementerian Sosial. Akun Twitter @mahasiswaYUJIEM yang pertama kali mengunggah foto itu, juga mengunggah bukti kalau hand sanitizer memang diberikan Kemensos. Soalnya waktu stiker foto Sri dilepas, ada stiker tulisan #Kemensos di sana. Lo?
ADVERTISEMENTS
Sadar kalau dirinya sedang jadi bahan perbincangan di lini masa, Sri pun memberikan klarifikasi. Katanya itu karena kesalahan teknis di lapangan
Sri Mulyani meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi karena dirinya. Ia pun menjelaskan kalau ada kesalahan teknis saat penempelan stiker fotonya pada hand sanitizer. Bantuan dari Kemensos waktu itu ia akui cuma ada 1000 botol. Sedangkan pengadaan bantuan hand sanitizer untuk warga mencapai puluhan ribu botol. Menurut Sri, mungkin saat di lapangan ada miskom sehingga semua botol jadi ditempel stiker wajahnya. O gt~
ADVERTISEMENTS
Terlepas dari itu semua, menempel stiker nama, lengkap dengan fotonya sendiri di barang-barang donasi kok rasanya jauh lebih narsis dibanding orang yang ngepost foto selfie tiap hari ya…
Kalaupun memang yang dikatakan Sri soal kesalahan teknis di atas tadi benar, tetep aja rasanya kok kayak nggak pas aja gitu memasang stiker nama dan foto di barang-barang donasi. Selain karena kelihatan narsis, juga seperti ada semacam kampanye terselubung gitu. Maklum, bentar lagi bakal ada Pilkada, dan Sri mempunyai 1 kesempatan lagi buat maju ke pemilihan gubernur. Padahal 2 periode sebelumnya sudah ditempat suami sendiri lo. Ya, mungkin memang targetnya sampai 20 tahun masa jabatan.
Mantan komisioner KPK, Laode M Syarif juga ikut berkomentar soal masalah ini. Begini cuitannya:
Jika gambar ini betul:
Ini CONTOH yg mengambil KESEMPATAN KAMPANYE di tengah WABAH COVID-19.
Contoh CONFLICT OF INTEREST akut & bupati TANPA RASA MALU.
BANTUAN @KemensosRI DITEMPELI PHOTO DIRI SENDIRI.@DivHumas_Polri @OmbudsmanRI137 @KPK_RI @Kemendagri_RI @ganjarpranowo pic.twitter.com/yh9goTWah9
— Laode M Syarif (@LaodeMSyarif) April 26, 2020
Masalahnya lagi, ini bukan baru sekali ada foto Sri nempel di barang-barang yang dibagikan ke warga. Seorang pengguna Twitter sampai bikin utasnya saking seringnya foto Sri mejeng di mana-mana, mulai dari beras lokal, masker yang dibeli pakai dana APBD, baliho-baliho, buku anak-anak, website penanganan corona di Klaten, dan banyak lagi!
#BupatiKlatenMemalukan
A Thread… pic.twitter.com/LTrdJnbT7L— Buyutnya Aristoteles (@aresjuliyanto) April 27, 2020
Sebenarnya, narsis itu nggak masalah asal nggak merugikan orang lain. Apalagi kalau itu bisa jadi ajang seseorang mencapai kepuasan batin. Tapi kalau lagi pegang jabatan penting lalu memanfaatkannya untuk agenda terselubung sih, ehm.. gimana ya, nggak etis aja gitu. Daripada menyisipkan foto diri sendiri di setiap kesempatan yang berbau pemerintahan hanya demi dikenal masyarakat, mbok mending menyibukkan diri membantu rakyat kecil yang kesulitan di masa-masa kayak gini, ngasih lapangan pekerjaan mereka yang kena PHK, dan lain-lain. Ups, no offense ya, Bu, sekadar mengingatkan 🙂