Bullying atau perundungan masih jadi salah satu penyakit di masyarakat, terutama pada pergaulan remaja. Jika kita mengikuti perkembangannya, banyak banget kasus-kasus bullying yang dilakukan oleh remaja berusia tanggung. Lebih menyedihkan lagi, sebagian dari kasus tersebut banyak dilakukan oleh sesama perempuan.
Biasanya hanya karena masalah kecil, mereka susah untuk mengontrol emosi hingga berakhir dengan tindak kekerasan. Hal itu diperparah dengan direkamnya tindakan tersebut seolah-olah hal keren untuk disebarluaskan melalui media sosial. Seperti yang baru saja viral akhir-akhir ini, beredar video seorang remaja putri di Bali menjadi korban bullying oleh remaja putri lainnya.
Warganet dihebohkan oleh viralnya video seorang perempuan yang dipaksa bersujud di kaki perempuan lainnya
Belakangan beredar video bullying remaja putri yang dipaksa sujud di kaki remaja putri lainnya. Dalam video berdurasi 22 detik itu nampak remaja berbaju merah menyuruh remaja berbaju abu-abu untuk bersujud dan mencium kaki perempuan berbaju merah tersebut. Terdengar 2 suara remaja perempuan lain yang ikut menimpali.
Usut punya usut, kejadian tersebut ternyata terjadi di daerah Gianyar, Bali. Melansir DenpasarPost.com, tindak perundungan itu dilakukan oleh siswi SMK (17 tahun) kepada siswi yang baru lulus SMP (16 tahun) dengan dugaan motif cemburu karena cowok.
Tiga orang pelaku sudah diamankan kepolisian. Kakak korban menolak kasus ini diselesaikan dengan damai
Mendapati adiknya jadi korban perundungan, sang kakak melaporkan ketiga pelaku ke Mapolsek Sukawati, Kamis (27/6). Kejadian itu sendiri terjadi sehari sebelumnya. Melansir Grid.id, Korban mengalami luka cakar di bagian wajah, leher, dan tangan kanannya.
Tiga orang pelaku yang rata-rata masih berusia 17 tahun tersebut akhirnya diamankan oleh pihak kepolisian atas dasar penganiayaan. Pihak keluarga pelaku sempat mengusulkan kasus ini diselesaikan dengan cara kekeluargaan atau damai, namun ditolak oleh kakak korban.
Seringkali aksi bullying menjurus kekerasan sampai direkam dan disebarkan juga. Padahal menyebarkan video semacam ini bisa memicu tindak bullying yang lain. Stop!
Masalah asmara semacam ini sejatinya masih bisa diselesaikan secara baik-baik tanpa ada kekerasan. Yang tambah bikin miris itu kenapa sih mereka yang melakukan penganiayaan, pakai merekam aksinya segala. Buat apa? Sebab jika kemudian disebarkan di media sosial apalagi sampai dilihat remaja-remaja bisa menjadi contoh yang buruk.
Viralnya rekaman perundungan di sosial media bisa menjadi lahan konflik baru lo. Nggak menutup kemungkinan jadi banyak yang meniru. Stop menyebarkan video bullying! Nggak cuma sekali ini, aksi bullying remaja di Indonesia yang disertai dengan perekaman video juga udah sering terjadi sebelumnya.
Maraknya kasus serupa tentunya membuat kita semua bertanya-tanya, sebenarnya ada apa sih dengan remaja kita?. Peran keluarga di sini sangat dibutuhkan untuk mengajari anak-anak mengontrol emosinya sejak dini. Pergaulan remaja juga menjadi salah satu hal yang perlu untuk diperhatikan mengingat usia remaja menjadi saat-saat transisi usia dari anak-anak menuju dewasa. Ya, kalau bukan dari lingkup terkecil, sampai kapan kita akan membiarkan rantai kekerasan ini terjadi di sekitar kita.