Apa yang kamu lakukan saat ada teman yang kesurupan? Langsung lari? Baca doa? Mencipratkan air ke orangnya? Bagi masyarakat pada umumnya, kesurupan memang dipercaya merupakan fenomena yang mengandung mistis. Orang yang kesurupan dianggap kemasukan setan atau makhluk halus. Katanya hal ini terjadi saat orang tersebut sedang bengong dan pikirannya kosong, terus setannya masuk ke dalam tubuh deh.
Namun jika ditelaah secara medis, fenomena kesurupan ini ternyata memiliki penjelasan tersendiri dan jelas terjadi bukan karena keberadaan makhluk halus. Kesurupan justru dapat dikategorikan sebagai penyakit lho. Koko bisa gitu ya!? Simak deh penjelasan Hipwee News & Feature kali ini!
ADVERTISEMENTS
Pada umumnya, masyakarat percaya kalau kesurupan erat kaitannya dengan makhluk halus. Begitupun dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia
Peristiwa kesurupan bagi masyarakat selalu berhubungan dengan makhluk halus. Hal ini karena budaya masyarakat di beberapa daerah memang masih kental dengan hal-hal mistis yang sudah ada sejak lama. Peninggalan dari nenek moyang dahulu terbukti berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat sekarang tentang dunia mistis. Makanya saat suasana lagi sepi dan ada yang menjerit-jerit sambil berperilaku aneh, siapapun yang melihatnya pasti berpikir kalau orang itu sedang kemasukan setan.
Bahkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring sekalipun, kata ‘kesurupan’ berarti kemasukan (setan, roh) sehingga bertindak yang aneh-aneh. Mungkin ini yang menambah keyakinan masyarakat kalau ada yang kesurupan, pertanda ada makhluk setan yang turun tangan. Hehe
ADVERTISEMENTS
Apakah kamu tahu? Fenomena ini dominan terjadi di negara dunia ketiga dan negara-negara bagian timur
Dunia kesehatan menyebut kesurupan dengan istilah Dissociative Trance Disorder (DTD). Seperti dilansir dari Detik, dalam laporan Eastern Journal of Medicine tercantum kalau kasus kesurupan mayoritas terjadi di negara dunia ketiga dan negara-negara Timur dibandingkan negara-negara Barat. Salah satu contoh negara dunia ketiga yang memiliki banyak kesamaan dengan masyarakat Indonesia yaitu India. Diperkirakan, kesurupan yang juga disebut possesion syndrome atau possesion hysterical ini, terjadi pada sekitar satu hingga empat persen dari populasi umum di negara-negara seperti Indonesia dan India.
ADVERTISEMENTS
Dalam dunia medis, kesurupan adalah sebuah penyakit dan jauh dari mistis. Ini terjadi karena berasal dari tekanan yang ada di dalam diri
Dunia kedokteran memiliki pandangan kalau kesurupan kerap ditunjukkan dengan perubahan identitas pribadi. Masyarakat menganggap perubahan itu disertai dengan campur tangan kekuatan dari makhluk halus. Berbeda dengan pandangan umum sosial, dunia medis (psikiater) berpendapat kalau kesurupan sebenarnya berasal dari tekanan yang ada di dalam diri.
Tekanan itu salah satunya dilatarbelakangi masalah sosial yang berpengaruh terhadap mental seseorang. Gangguan tersebut akhirnya masuk ke dalam alam bawah sadar yang menjadi penyebab kesurupan. Beberapa masalah sosial itu antara lain bencana alam, penyakit yang diderita tidak sembuh-sembuh, sering merasa diperlakukan tidak adil, dan kesulitan ekonomi.
ADVERTISEMENTS
Perubahan identitas diri yang terjadi memang bisa jauh berbeda sekali dengan pribadi asli. Makanya, banyak masyarakat berpikir kemasukan setan
Perubahan-perubahan yang terjadi pada orang yang kesurupan memang sangat jauh berbeda dari pribadi asli orang tersebut. Nggak cuma dari perilakunya yang lepas kontrol, tapi suaranya juga. Jika diperhatikan, orang yang kesurupan terlihat seperti hilang kesadaran dan tak peduli dengan sekitarnya. Banyak juga yang nggak ingat apa-apa dan tak bisa membedakan apakah dia benar berada di dunia nyata atau hanya ilusi saja.
Berdasarkan pandangan medis, kondisi seperti itu dapat diketahui secara keseluruhan dengan melakukan pemeriksaan. Gejala-gejala yang dialami sebelum kesurupan biasanya semua anggota tubuh lemas dan terasa ringan, kepala terasa berat, penglihatan tidak jelas, dan sangat mengantuk. Jika ditelaah dari faktor saraf, kesurupan terjadi karena perubahan dalam sistem limbic yang mengatur emosi. Selain itu, tindakan dan perilaku juga mencakup bagian-bagian dari otak yang mengalami gangguan dan akhirnya menyebabkan ketidakseimbangan pada sistem neurotransmitter.
Ya paling tidak itulah upaya beberapa ahli dari kalangan medis untuk menjelaskan fenomena yang tampaknya sulit dinalar. Tapi pendapat medis ini juga bukan berarti kebenaran mutlak. Boleh aja kamu nggak percaya. Sebagaimana banyak juga orang yang nggak pecaya dengan hal-hal gaib seperti keberadaan hantu dan setan. Nah, kalau menurutmu bagaimana guys?