Korea Utara bisa dikatakan sebuah anomali di dunia modern. Berbeda dengan norma umum dalam hubungan internasional, Korea Utara bersikeras membentuk masyarakat yang patuh dan ditutupi dari dunia luar. Saking tertutupnya, apa yang sebenarnya terjadi di sana atau bagaimana kehidupan penduduknya, masih jadi misteri bagi orang-orang seantero dunia. Selain keterangan resmi dari pemerintah otoriternya, cerita dari dalam negara tertutup itu paling berasal dari warga Korut yang berhasil melarikan diri.
Uniknya, kelompok defector atau pembelot Korea Utara yang kini bermukim di Korea Selatan, punya cara tersendiri untuk menghubungi sanak saudara atau orang terkasih yang masih ada di Korut. Seperti yang kita ketahui bersama, akses informasi dan komunikasi sangat dibatasi di Korea Utara. Situs internetnya aja cuma 28! Terus bagaimana ya cara menghubungi orang-orang Korea Utara? Bukan teknologi super canggih sehingga bisa mengelabui Kim Jong-Un, tapi justru teknologi super kuno yang sudah ada beribu-ribu tahun lamanya. Dengan menuliskan pesan atau menaruh barang ke dalam botol yang kemudian dihanyutkan ke laut, mereka berharap bisa ‘menggapai’ saudara di seberang lautan.
Waduh sampai nggak ya?? Yuk simak selengkapnya kisah luar biasa ini bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Dua tahun terakhir, pembelot Korea Utara yang menetap di Korea Selatan rutin mengirimkan botol informasi yang dilemparkan ke laut
Pengiriman botol plastik ini dilakukan oleh masyarakat Korea Utara yang berhasil kabur dan diizinkan menetap di Korea Selatan. Mereka mengirimkan ratusan botol berisi kebutuhan hidup serta perkembangan informasi ini selama dua tahun terakhir. Botol-botol ini dikirimkan dua kali sebulan melalui sebuah pulau yang dekat dengan zona demiliterisasi antara kedua negara. Mereka berharap agar botol-botol ini terbawa arus ke negara mereka sehingga dapat membantu para masyarakat yang masih bertahan di bawah kekuasan Kim Jong-Un.
ADVERTISEMENTS
Mereka ingin agar masyarakat Korea Utara mengetahui “peradaban” di luar negara nuklir tersebut dan ingin membantu memenuhi kebutuhan hidup yang sangat kurang di sana
Botol-botol tersebut berisikan berbagai macam kebutuhan. Yang pasti, setiap botol berisi beras demi memenuhi kebutuhan masyarakat Korea Utara. Karena memang mereka butuh asupan bahan pokok. Bahkan nggak sedikit yang hidup kelaparan di sana. Beras menjadi salah satu barang berharga bagi warga Korea Utara. Selain itu, botol-botol tersebut juga diisi uang, obat, atau flashdisk yang berisikan berbagai macam informasi tentang “peradaban” dunia luar. Para pembelot ini mengisi stik tersebut dengan hiburan atau program televisi yang ada sehari-hari mereka nikmati di Korea Selatan. Serta beberapa perkembangan informasi lainnya tentang dunia. Mereka ingin menunjukkan kebebasan yang ada di luar Korea Utara.
ADVERTISEMENTS
Meski nggak bisa dipastikan berapa jumlah pasti botol yang sampai, tapi para pembelot memang berhasil kabur karena botol-botol informasi tersebut
Tentu saja nggak ada yang bisa memastikan berapa jumlah botol plastik yang sampai di tangan masyarakat Korea Utara. Apakah semuanya akan terbawa arus ke negara tersebut, hanya sebagian, atau nggak ada sama sekali. Namun penjaga pantai kerap melihat nelayan Korea Utara memungut botol-botol ini. Selain itu, sebagian pembelot Korea Utara berhasil kabur dari negara tersebut juga atas informasi yang mereka dapatkan dari sini.
Para aktivis pun berharap jika warga Korea Utara yang masih berada di sana bisa memiliki keberuntungan yang sama sehingga bisa menghirup udara bebas seperti yang mereka rasakan saat ini. Meski mengirimkan botol-botol plastik ini nggak “ramah lingkungan” karena nggak bisa terurai di laut, apalagi dengan jumlah yang belum tentu sampai semuanya, tapi para aktivis hanya memiliki cara ini untuk mengirimkan bantuan.
Tindakan yang dilakukan oleh para aktivis selama dua tahun ini diharapkan sedikit meringankan beban hidup warga Korea Utara yang masih bertahan di sana. Mereka yang hidup dalam ketakutan dan kepatuhan terhadap Kim Jong Un diharapkan bisa sedikit terbantu dengan botol-botol plastik in. Nggak hanya soal kebutuhan hidup, tapi masyarakat Korea Utara diharapkan juga bisa melihat kebebasan dunia luar yang nggak pernah mereka ketahui bahkan seumur hidup mereka.