Kalau dengar kata ‘kuburan’ kebanyakan dari kita pasti bakal bergidik ngeri. Soalnya yang kebayang adalah suasana mistisnya; batu nisan bertebaran, pepohonan yang kalau malam kelihatan kayak mau makan orang, belum lagi film-film horor yang hampir selalu menaruh kuburan sebagai latar tempat syutingnya. Wajar kalau bagi sebagian besar orang, kuburan atau pemakaman ini masuk dalam daftar tempat paling menyeramkan di hidupnya.
Tapi jangan salah, nggak semua orang menganggap kuburan itu selalu tentang hantu lho. Di Jakarta banyak banget orang yang ternyata hidup ‘berdampingan’ dengan mayat-mayat di pemakaman alias tinggal di sana! Ingat nggak, belum lama ini ada lho video viral orang bikin acara sunatan lengkap dengan panggung dan dangdutannya di pemakaman. Suasananya jadi super meriah dan nggak ada horor-horornya sama sekali! Dan rupanya, mereka cuma segelintir dari banyak orang yang mengalihfungsikan kuburan jadi berbagai macam hal, seperti yang diberitakan The Jakarta Post ini. Yuk, simak bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Nggak cuma jadi ‘rumah’ bagi yang sudah meninggal, kuburan di Jakarta juga kerap dihuni mereka yang masih hidup. Mereka banyak mendirikan gubuk-gubuk ala kadarnya
Harus diakui memang, kalau harga jual atau sewa hunian di Jakarta makin tahun makin nggak masuk akal. Orang yang notabene punya pekerjaan tetap aja kadang masih kesulitan buat mencari rumah di Jakarta, apalagi mereka yang kerjanya serabutan. Buat makan aja kadang mikir-mikir. Inilah yang jadi alasan orang-orang yang memutuskan tinggal di komplek pemakaman. Biasanya yang jadi sasaran itu kuburan-kuburan Tinghoa, karena makamnya besar dan punya atap. Tapi ada juga yang mendirikan gubuk-gubuk seadanya di sekitar kawasan makam.
ADVERTISEMENTS
Pemakaman di Jakarta juga banyak yang dijadikan ruang terbuka bagi publik di sekitarnya. Kalau di perumahan atau perkampungan mungkin semacam lapangan terbuka gitu
Jangan kaget kalau kamu lihat kuburan di Jakarta yang justru ramai karena banyak dijadikan ruang terbuka. Minimnya fasilitas public space di sana bisa jadi salah satu faktor yang mendorong orang jadi memanfaatkan arela kuburan buat kumpul-kumpul. Kalau pagi sampai siang, biasanya kuburan banyak dipenuhi anak-anak yang bermain dan lari-lari. Nggak lupa ibu-ibunya juga sekalian ngobrol. Kalau sudah mulai malam, para remaja atau bapak-bapak yang gantian memenuhi areal pekuburan. Entah merokok atau sekedar hangout bareng.
Bahkan tiap menjelang HUT RI, pemakaman kerap dijadikan lokasi lomba Agustusan bagi masyarakat sekitar lho! Pun saat Idul Adha, mereka sering memanfaatkan kuburan buat bakar sate bareng-bareng. Wow…
ADVERTISEMENTS
Dangdutan di jalan sih udah biasa, yang masih jarang tuh dangdutan di kuburan, kayak yang biasa dilakukan orang-orang Jakarta ini! Duh, bikin berisik dong…
Selama ini mungkin kita cuma sering lihat orang pasang panggung dan menggelar acara dangdutan di perkampungan dengan memanfaatkan jalan umum ya. Atau di lapangan bola milik kelurahan lah. Tapi ternyata orang Jakarta punya cara lain buat mengadakan dangdutan lho guys. Yup, mereka memakai komplek pemakaman buat mendirikan panggung dangdutan! Tentunya dengan mengundang biduan-biduan andalan dan berjoget bersama. Apakah kuburan tetap nampak seram? Oh, tentu tidak 🙂
ADVERTISEMENTS
Ada lagi yang memanfaatkan pemakaman jadi lahan parkir. Udah berasa garasi rumah aja lho, parkir motor di atas nisan!
Sekalipun ada warga yang sudah punya rumah, tapi kebanyakan mereka nggak punya garasi buat memarkir kendaraan. Alhasil, warga yang rumahnya ada di dekat komplek pemakaman, akan memarkir motor atau mobilnya di sekitaran batu nisan! Berasanya kayak halaman belakang rumah aja gitu. Padahal ‘kan itu kuburan, rumah bagi mereka yang sudah tiada…
ADVERTISEMENTS
Beberapa pemakaman di Jakarta juga ada yang dijadikan tempat mengungsi bagi mereka yang rumahnya terendam banjir
Setiap musim penghujan tiba, Jakarta memang jadi salah satu kota yang paling sering terkena banjir. Rumah-rumah banyak yang tergenang air. Akibatnya, warga terpaksa harus meninggalkan rumah sementara dan mencari tempat lebih tinggi buat berlindung. Beberapa kuburan di Jakarta sering dijadikan tempat penampungan bagi warga yang rumahnya terendam. Ini karena lokasi pemakaman memang terletak di tanah yang lebih tinggi, jadinya bebas banjir.
Selama ini, pemerintah setempat bukannya cuma diam aja. Sering mereka menggusur para warga yang kedapatan tinggal di areal pemakaman. Tapi kebanyakan ya bakal balik lagi, kayak nggak kapok gitu. Padahal ‘kan kuburan dibuat bukan buat jadi tempat tinggal orang hidup. Lagian siapa sih yang mau tidur di sana kalau nggak emang terpaksa banget?