Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Bungkus Kado Jepang

Di Indonesia, kita biasanya cuma bakal dapat tas plastik sederhana untuk membungkus barang yang dibeli. Paling baru kalau berbelanja di toko-toko bermerek, kita akan mendapat tas atau kotak yang sedikit fancy. Tapi coba deh belanja di Jepang guys! Kalian bakal terheran-heran sekaligus terkesima akan betapa cantiknya semua hal dibungkus. Dari barang mahal sampai sepasang sumpit pun akan dibungkus dengan sangat rapi dan indah. Bahkan bisa jadi, harga kertas atau pita pembungkusnya hampir semahal lho isi produk di dalamnya lho. Meskipun begitu, orang-orang Jepang tampaknya rela-rela saja membayar biaya lebih tersebut.

Uniknya, Jepang tampaknya satu-satu negara di dunia ini yang terobsesi dengan kebiasaan membungkus apapun dengan cantik. Dari souvenir sesederhana payung hingga kue-kue di toko roti, semua petugas toko di Jepang sepertinya telah diberi pelatihan khusus untuk dapat membungkus kado dengan teknik yang luar biasa. Kebiasaan yang telah jadi tradisi ini, ternyata juga memiliki filosofi mendalam yang menarik banget guys. Penasaran gimana luar biasanya tradisi membungkus kado atau suvenir di Jepang?! Yuk simak ulasan spesial Hipwee News & Feature kali ini.

ADVERTISEMENTS

Bukan cuma plastik atau tas kertas polos, barang belanjaan biasanya juga bakal dibungkus rapi dengan kertas kado apik

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Meski hanya payung atau sapu tangan, bungkusnya selalu menarik via japanupclose.web-japan.org

ADVERTISEMENTS

Bahkan tiap toko di Jepang standarnya punya kertas kado, tas, atau pitanya masing-masing. Toko-toko ini pastinya punya budget yang nggak sedikit untuk masalah bungkusan

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Contoh jenis-jenis bungkusan department store Matsuya di Jepang via www.paos.net

ADVERTISEMENTS

Mitsukoshi adalah department store pertama di Jepang yang punya kertas kado signature. Kertas kado yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an ini bahkan punya nama guys : ‘Hanahiraku’

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Label ‘Mitsukoshi’-nya harus terlihat di tengah-tengah bungkusan via goodmanners.tokyo

ADVERTISEMENTS

Karena sudah jadi tradisi sejak dulu, pegawai-pegawai toko di Jepang bahkan bisa membungkus rapi sebuah barang hanya dalam hitungan detik. Konsumen pun tak harus menunggu lama

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Waktunya tidak jauh berbeda dengan memasukkan barang ke tas plastik via www.boredpanda.com

Kalau nggak percaya, lihat sendiri aksi pegawai toko satu ini…

ADVERTISEMENTS

‘Hanahiraku’ berarti ‘flower blooming‘ atau bunga mekar. Supaya terbuka seperti bunga yang lagi mekar, ada teknik khusus membungkus kado ala Jepang

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Pegawainya terlatih. Bisa sangat cepat dan hanya pakai satu-dua selotip saja via goodmanners.tokyo

ADVERTISEMENTS

Teknik ini sepertinya berkembang dari tradisi orang Jepang melipat kertas atau origami. Dengan melipat kertas secara tepat dan terukur, bungkusan kado biasanya hanya perlu satu rekatan selotipe saja

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Bahkan ada yang tidak perlu selotipe sama sekali via thejapans.org

Semua hal dibungkus dengan cantik seperti ini lho guys. Nggak peduli besar kecilnya atau jenis barangnya. Bahkan kue-kue basah seperti mochi pun, bungkusannya spesial dan berlapis-lapis

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Pegawai toko dessert juga harus lihai membungkus kado via www.youtube.com

Kalau ditanya kenapa orang Jepang begitu tampaknya begitu terobsesinya membungkus segala hal dengan cantik, jawabannya: bertukar souvenir dan hadiah adalah kebiasaan penting di sana

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Kalau bungkusnya kurang cantik, nanti dikira kurang sopan via blog.la76.com

Makanya detail bungkusan itu sama pentingnya dengan isi di dalamnya. Bahkan makanan lezat pun katanya terasa kurang enak, jika bungkusnya tidak enak dipandang mata

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Ekiben atau bento khas stasiun kereta dibungkus dengan cantiknya via www.pinterest.com

Namun di sisi lain, tradisi unik ini juga dikritik karena dianggap terlalu boros dan tidak ramah lingkungan. Bayangkan saja berapa banyak kertas yang bisa disimpan jika bungkusannya lebih sederhana

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Satu produk coklat ini punya 3 lapis bungkusan wajib via www.takaski.com

Tapi sebenarnya Jepang, yang terkenal sangat peduli soal masalah lingkungan, sudah banyak menggunakan kertas maupun plastik daur ulang. Zaman dahulu bahkan tradisi ini dimulai dengan kain

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Furoshiki’ digunakan untuk membungkus via sakepuppets.com

Tradisi bungkus membungkus ini tampaknya sudah mendarah daging dan tak mungkin dihilangkan. Lihat saja bagaimana orang Jepang tidak hanya membungkus barang, tetapi juga badannya

Bukan Cuma Karena Niat, Ternyata Ada Filosofi Unik di Balik Obsesi Orang Jepang Sama Packaging

Teknik pemakaian dan pengikatan kain di kimono ini sangat rumit via keepcalmandwander.com

Makanya sekarang kamu paham ‘kan kenapa kalau dapat oleh-oleh dari Jepang pasti bungkusannya bagus dan keren banget. Walaupun cuma permen atau sumpit, pasti bungkusannya terlihat spesial. Pasalnya, biaya bungkus atau packaging itu memang sudah jadi bagian penting dari perencanaan budget toko mana pun. Tradisi-tradisi seperti inilah yang membuat Jepang itu unik banget!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

An amateur writer.

CLOSE