Indonesia yang terdiri dari berbagai pulau, tentu saja memiliki ragam budaya yang tak terhingga jumlahnya. Namun, tak semua budaya yang dipelihara oleh masyarakat tersebut berdampak baik kepada semua pihak. Beberapa di antaranya bahkan malah merugikan pihak-pihak tertentu. Seperti yang baru-baru ini terjadi dan viral di media sosial.
Salah seorang perempuan yang diduga berasal dari Sumba dalam sebuah video berdurasi singkat tampak tengah diculik oleh sekelompok laki-laki. Mereka menggotong dan menyeret secara paksa perempuan tersebut. Rupanya, kejadian itu memang tradisi yang dilestarikan oleh masyarakat Sumba secara turun-temurun.
ADVERTISEMENTS
Bukan tanpa alasan, perlakuan ‘kasar’ kepada perempuan itu dilakukan untuk menjadikannya istri dengan seorang laki-laki tanpa persetujuan terlebih dahulu
Twitter please do your magic!
Ini salah satu praktik kebudayaan di Sumba hari ini.
Orang2 biasanya menyebut sebagai kawin tangkap. Seorang perempuan ditangkap dan di bawa oleh beberapa pria dewasa untuk dijadikan istri tanpa ada persetujuan si perempuan. pic.twitter.com/n71euKVQ9A— Rally Tsog (@RallyTsog) December 6, 2019
Melansir dari akun Twitter bernama Rally Tsog, pada Jumat lalu, dia membagikan video yang berdurasi 30 menit tersebut hingga akhirnya viral dan berhasil dibagikan ulang oleh lebih dari 5 ribu warganet. Dalam video itu terlihat seorang perempuan yang tengah duduk di kursi teras rumahnya tiba-tiba diseret dan digotong paksa oleh sekelompok laki-laki.
Menurut keterangan Rally yang belakangan juga diketahui merupakan warga asli Sumba, tradisi tersebut bernama ‘Kawin Tangkap’, yang pada praktiknya melakukan penculikan paksa terhadap seorang perempuan untuk dijadikan istri tanpa persetujuan. Ngeri banget nggak sih kalau seperti itu?
ADVERTISEMENTS
Ternyata masih banyak masyarakat setempat yang mewajarkan kejadian itu karena menganggap bahwa hal tersebut merupakan bagian dari leluhur mereka
Namanya juga tradisi, sebenarnya tak ada patokan benar atau salah secara sepihak. Namun sekarang mengingat zaman telah berbeda, rasa-rasanya kok tradisi ‘Kawin Tangkap’ tersebut malah dinilai melukai harkat dan martabat perempuan. Bayangkan saja, bagaimana rasanya diculik dengan paksa hanya demi disuruh menikah (juga secara paksa) dengan seseorang yang bahkan tak kita ketahui sebelumnya dan tanpa persetujuan?
Mirisnya, aktivitas tersebut hingga sekarang masih tetap ada dan terjadi. Hal itu tentu tak terlepas dari peran dan sikap masyarakat sekitar yang merasa wajar karena menganggap ‘Kawin Tangkap’ adalah tradisi yang memang harus dilestarikan sebagai tinggalan nenek moyang.
Padahal, jika dikulik lebih lanjut, masih ada banyak banget tradisi dan budaya khas Sumba yang lebih layak untuk dipertahankan dan dikenalkan kepada dunia luas.
ADVERTISEMENTS
Akibat viralnya video tersebut, banyak warganet yang akhirnya memberikan kecaman. Ada baiknya pihak terkait untuk segera memperhatikan kasus semacam ini
Setelah berhasil menyita perhatian, publik pun akhirnya beramai-ramai untuk memberikan komentar kepada kejadian tersebut. Bahkan, tak sedikit juga yang mengecam dan memberikan masukan untuk melaporkan hal tersebut dan menyudahi tradisi yang dianggap merugikan pihak perempuan.
Pasalnya, di Sumba sendiri kejadian semacam ini tak hanya sekali dua kali terjadi dan hampir tak tersentuh oleh pemberitaan media massa. Aparat setempat pun dinilai kurang proaktif untuk menanggapi hal tersebut.
Nah, bagi kalian yang merasa dirugikan karena hal-hal semacam itu, kalian berhak untuk tidak diam kok. Ada berbagai lembaga yang bisa dimintai bantuan secara langsung. Beberapa di antaranya adalah Komnas Perempuan, dan LSM-LSM yang sudah tersebar di berbagai daerah. Mereka biasanya memberikan bantuan mulai dari pendampingan hingga ranah hukum.