Entah bagaimana mulainya, karaoke sudah menjadi hiburan keseharian di Indonesia. Di tengah padatnya aktivitas, karaokean bisa jadi pelepas stres yang cukup efektif bagi sebagian orang. Nggak perlu suara bagus untuk karaokean, yang penting bisa nyanyi dan berani gila-gilaan. Biasanya hiburan ini sifatnya rame-rame dengan meminjam ruangan dengan sound system bagus. Jarang ada orang yang mau karaoke sendirian. Selain mahal karena nggak bisa split tagihan, karaokean sendiri juga pasti sering dicap orang kurang kerjaan.
Meskipun ada anggapan tersebut, budaya karaoke itu justru semakin berkembang ke arah personal lho. Artinya mereka yang tidak suka menyanyi di depan orang lain tapi tetap pengen karokean itu, jumlahnya makin banyak. Itulah konsep yang diusung oleh Tosing, sebuah inovasi baru dari Cina untuk para penggila karaoke yang takut nyanyi di depan orang.
Tosing berbentuk seperti mic portabel yang merupakan gabungan antara mikrofon dan loudspeaker. Alat ini bisa dikoneksikan dengan gawaimu yang lain melalui sambungan bluetooth. Dengan download aplikasi karaoke di smartphone atau tablet, kamu bisa mengakses lagu-lagu dengan lirik. Sama seperti kalau kamu nyanyi di tempat karaoke, bedanya, kamu bisa melakukan ini sendirian. Ternyata eh ternyata, inovasi ini meledak di pasaran Cina dan Hong Kong. Sejak tahun 2015, sudah lebih dari 3 milyar unit Tosing yang terjual. Wah budaya karaoke memang sudah bergeser. Mulai dari seru-seruan bareng jadi me-time.
ADVERTISEMENTS
Budaya karaoke muncul di Jepang. Berawal dari penyanyi yang tak puas dengan pemain bandnya
Dari mana asalnya karaoke? Sama seperti tamagotchi kesukaan kita semua, karaoke juga berasal dari Jepang. “Kara” artinya kosong, dan “oke” artinya orkestra. Simpelnya, karaoke adalah konsep hiburan di mana penyanyi amatir bisa menyanyi diiringi musik yang sudah direkam. Mesin karaoke pertama kali muncul di tahun 1971, berawal dari seorang musisi bernama Daisuke Inoue. Bekerja sebagai pengiring musik di bar, ia justru mengaku sebagai musisi yang buruk.
Berangkat dari kelemahannya tersebut, Inoue terinspirasi untuk membuat sebuah alat perekam musik yang bisa mengiringi penyanyi. Inoue menciptakan total 11 mesin dan melepaskannya ke pasar. Alhasil pada tahun 80-an, virus karaoke mulai menjangkiti masyarakat Jepang.
ADVERTISEMENTS
Awalnya hanya hiburan sampingan saat ke bar, kini karaoke jadi hiburan utama
Pada awalnya, karaoke biasanya ada di hotel atau bar sebagai hiburan tambahan. Saat orang-orang datang untuk minum atau bersosialisasi, pemilik tempat memberikan opsi hiburan menyanyi diiringi murik rekaman. Dengan begitu diharapkan pengunjung akan merasa asyik, dan pesan lebih banyak minuman lagi. Tapi sejak ada karaoke machine atau music box, karaoke menjadi hiburan utama.
Mesin karaokenya sendiri juga mengalami banyak perkembangan. Dari awalnya hanya pakai tape yang hanya bisa diputar secara terus menerus, lalu ada teknologi laser disc, DVD, dan akhirnya dengan file komputer yang bebas pilih-pilih urutan lagu.
ADVERTISEMENTS
Dilakukan bersama-sama selepas pulang kerja, karaoke bisa jadi cara yang jitu untuk melepas stres dan tekanan
Pulang kerja, lagi momen stres-stresnya, paling pas tentu menyeret teman-teman untuk karaokean. Satu atau dua jam bersenang-senang di dalam ruangan dengan audio yang spektakuler dan “krecekan” yang menambah seru suasana, bisa sejenak membebaskan kita dari penat. Karaoke adalah tempat kamu bisa menyanyi dengan suara fals tapi dimaklumi dan joget-joget tanpa takut dikatain gila. Bukan hanya itu, seru-seruan bareng juga bisa menambah keakraban dengan teman ataupun keluarga.
ADVERTISEMENTS
Karaoke juga membuat setiap orang berkesempatan jadi “rockstar“, tak peduli nadanya berantakan ataupun sumbang
Nggak semua orang punya suara seindah Rosa. Dan nggak semua orang tahu cara menyanyi seperti Agnes Monica. Tapi bida dipastikan semua orang suka nyanyi, meski hanya di kamar mandi. Sebagai hiburan, karaoke juga dibuat untuk “mewujudkan mimpi” orang untuk jadi rockstar. Nggak peduli seburuk apapun suaramu dan sefals apapun nadamu, nggak ada yang akan menilai dan mengomentari nyanyianmu seperti di ajang pencarian bakat. Jadi semua orang bisa jadi penyanyi profesional!
ADVERTISEMENTS
Ekspresikan dirimu lewat musik, barangkali cocok untuk penggila karaoke. Setiap suasana hati dan kepribadian diri ada soundtracknya
Musik kesukaan seseorang menyimpan informasi tentang banyak hal. Lagu apa yang kamu pilih saat karaokean tanpa sadar mengandung pesan yang dalam. Musik yang kamu pilih bisa menggambarkan kepribadianmu. Lagu yang kamu pilih juga bisa menggambarkan suasana hati dan perasaan yang kamu alami. Nggak heran deh, kalau karaoke bisa jadi ajang modusin gebetan. Katakan cinta melalui lagu begitulah kira-kira.
ADVERTISEMENTS
Karena tak mudah bagi orang introvert untuk join, budaya karaoke pun berinovasi. Mulai dari ruangan personal hingga mesin solo karaoke
Setiap budaya pasti mengalami evolusi. Nonton film awalnya hanya dilakukan bersama-sama, entah itu layar tancap ataupun bioskop. Sekarang mungkin kamu lebih suka nonton film sendirian di laptop. Karaoke juga sama. Tosing adalah salah satu inovasi dalam solo karaoke. Sekarang ukuran ruangan karaoke juga semakin beragam. Ada yang super luas, lumayan luas, hingga ukuran personal. Yang terakhir itu disebut wankara (artinya “solo karaoke”), yaitu sebuah box kecil karaoke yang hanya bisa dipakai satu orang. Di sini, orang introvert bisa menyanyi sendirian tanpa perlu keringat dingin di hadapan audiens.
Solo karaoke ini mungkin cocok juga untuk orang yang merasa semakin bertambah usia semakin berkurang temannya. Maklum saja, kesibukan yang berbeda-beda membuat waktu untuk kumpul bareng nggak fleksibel lagi. Jadi daripada stres dipendam sendiri karena nggak ada teman yang bisa diajak gila-gilaan karaokean, mungkin solo karaoke ini patut dicoba. Tapi kalau malas keluar biaya, nyanyi di kamar mandi tetap jadi solusi yang masuk akal dan murah meriah.