Sejumlah wilayah di Surabaya, Jawa Timur diguyur hujan es disertai angin kencang, Senin (21/02) kemarin. Fenomena hujan es ini banyak diabadikan oleh netizen melalui twitter.
Surabaya hujan angin disertai es. Lokasi video: Babatan Pratama, Wiyung. pic.twitter.com/VV1Jt7HG4Z
— mbak (@dienak_in) February 21, 2022
“Surabaya hujan angin disertai es. Lokasi video: Babatan Pratama, Wiyung,” cuit salah satu netizen twitter dengan menyertakan video hujan es.
Terlihat dari video tersebut, bongkahan es yang turun di aspal itu terbilang cukup besar. Bahkan ketika video itu terunggah, hujan disertai angin masih terus mengguyur sejumlah wilayah di Surabaya.
ADVERTISEMENTS
Daftar wilayah di Surabaya yang terjadi hujan es
Berdasar laporan warga, tercatat ada setidaknya dua puluh enam titik lokasi terjadinya hujan es yang tersebar mulai dari Surabaya pusat, utara, timur, barat, bahkan selatan. Melansir dari detik.com, berikut adalah daftar lokasi terjadinya hujan es di wilayah Surabaya:
- Tubanan
- Margomulyo
- Wiyung
- Tandes
- Asem Rowo
- Margorejo
- Jambangan
- Pagesangan
- Manukan
- Jemursari
- Kertajaya
- Darmo Indah
- Kupang Indah
- Bukit Darmo
- Lontar
- Sekitar Unesa Lidah
- Tengger Kandangan
- Kendang Sari
- Sukomanunggal
- Arif Rahman Hakim
- Mulyosari
- Indrapura
- Ngagel
- Tanjungsari
- Pakal
- Babat Jerawat
ADVERTISEMENTS
Penjelasan BMKG soal fenomena hujan es
Melansir dari Kompas.com, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab fenomena hujan es di Surabaya itu dapat terjadi.
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, menyatakan bahwa fenomena hujan es ini termasuk peristiwa yang lumrah terjadi dan biasa terjadi di Indonesia. Hanya saja memang kejadian hujan es cukup jarang ditemukan di Indonesia.
Menurut Miming, penyebab terjadinya hujan es lantaran dipicu oleh adanya pola konvektifitas massa udara dalam skala lokal-regional yang signifikan. Miming juga menyebutkan bahwa hujan es dapat terjadi sebab awan Cumulonimbus.
“Hujan es umumnya dapat terjadi dari sistem awan Cumulunimbus yang menjulang tinggi dengan kondisi labilitas udara yang signifikan,” jelas Miming pada Kompas.com, Senin (21/02).
Melansir dari CNN Indonesia, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Sutarno, menjelaskan ciri awan Cumulonimbus yang dapat mengelurakan hujan es. Menurutnya, hanya awan Cumulonimbus yang berbentuk seperti bunga kol dan berlapis lah yang dapat mengeluarkan hujan es. Selain itu, Sutarno juga menjelaskan bahwa diantara awan tersebut memiliki batas tepi berwarna abu-abu, kemudian berubah menjadi hitam.
Jika melihat kembali video yang dibagikan langsung oleh warga, terlihat memang ukuran batu es yang turun cukup beragam, namun memang didominasi oleh batu es berukuran cukup besar. Adanya perbedaan ukuran butiran batu es disebabkan karena kecepatan dari fenomena downdraft atau aliran massa udara turun dalam sistem awan.
Kecepatan downdraft dari awan Cumulonimbus yang cukup signifikan ini mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara. Bahkan hingga jatuh ke permukaan bumi pun, masih dalam bentuk butiran es. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan fenomena hujan es.
ADVERTISEMENTS
Berpotensi terjadi lagi, BMKG himbau masyarakat untuk tetap waspada
Melansir dari CNN Indonesia, Sutarno, juga mengatakan bahwa biasanya hujan es terjadi di musim peralihan atau pancaroba seperti saat ini. Sehingga kita harus tetap waspada hingga beberapa bulan kedepan. Sebab fenomena semacam ini mungkin akan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Sutarno juga menghimbau agar masyarakat selalu waspada akan cuaca ekstrim seperti hujan es, hujan lebat yang disertai petir, dan angin kencang.
Setelah membaca penjelasan dan himbauan dari BMKG, sudah seyogyanya kita untuk selalu waspada akan fenomena alam yang dapat terjadi kapanpun. Tetap waspada ya, SoHip!