Game Blue Whale Challenge atau Wake Me At 4.20 baru-baru ini menggemparkan media sosial. Meski membawa nama ikan paus, ini bukanlah game menggambar atau memelihara ikan paus seperti dalam tamagotchi. Sempat dikira hoax, game ini mengajak pesertanya menyelesaikan berbagai tahapan permainan dengan tagar #BlueWhaleChallenge. Bukan saja tantangannya tidak masuk akal, berbahaya, tapi ada juga yang sampai berakhir kematian.
Pencipta game mengerikan ini sudah ditangkap. Dilansir dari CNNIndonesia, Filipp Budeykin adalah kurator di Blue Whale Group, sekaligus pencipta tantangan-tantangan dalam Blue Whale Challenge. Saat ini, Filipp Budeykin dimasukkan ke rumah sakit psikiatrik St. Petersburg, karena ternyata menderita bipolar disorder.
Sebenarnya game apa sih Blue Whale Challenge ini? Dan apa benar game ini mengakibatkan kematian bagi pesertanya? Yuk Simak ulasan Hipwee News & Feature kali ini.
Blue Whale Challenge adalah permainan yang gencar beredar di Twitter dan Instagram. Seramnya, ending-nya adalah kematian peserta
“Sekali kamu masuk, kamu tidak akan bisa berhenti.”
Permainan ini merupakan layanan microblogging yang memberikan tantangan selama 50 hari. Tantangannya sangat beragam, sekaligus tidak manusiawi. Mulai dari menonton film horor thriller di jam tertentu sampai melukai diri sendiri. Memang ada tantangan menggambar ikan paus, tapi dilakukan di bagian tubuh dengan senjata tajam.
Setiap level tantangan, peserta harus mengirimkan foto dan bukti kepada kurator. Kurator jugalah yang akan memandu setiap tantangan melalui chatting, blog, maupun percakapan pribadi. Permainan selesai bila peserta bunuh diri dan meninggalkan pesan “goodbye” atau “end” di media sosialnya.
Mereka yang tergabung dalam komunitas Blue Whale melakukan percakapan dengan kurator dan mentor di sebuah grup tertutup. Kurator bertugas memberikan tantangan. Selama pelaksanaan misi, peserta didampingi oleh mentor yang lebih dewasa. Tugas mentor ini adalah menekan dan memastikan peserta menjalankan tiap tantangannya.
Bagi yang akalnya sehat, mungkin bakal geleng-geleng aja melihat list tantangannya. Tapi ternyata banyak remaja yang sedang labil mental, setia mengikuti game ini sampai akhir
Target utamanya adalah para remaja, yang tengah mengalami masalah dan masa-masa labil. Kalau kita sedang bahagia dan baik-baik saja secara mental, game ini mungkin akan dianggap sekadar seru-seruan. Namun game ini sangat berbahaya bila dilakukan oleh anak-anak yang punya tendensi bunuh diri. Game ini mengarahkan peserta untuk menyakiti dirinya sendiri, yang tentu saja semakin menguatkan tendensi untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Depresi tentu bukan hal yang main-main.
Nama Blue Whale Challenge diambil dari kisah tragis dari Ikan paus. Yang gemar mendamparkan diri saat depresi
Beberapa tahun belakangan kita sering mendengar kabar paus terdampar. Terakhir terjadi di Selandia Baru, ratusan paus pilot terdampar dan mati di pantai. Menurut para ahli, ada banyak hal yang menyebabkan paus terdampar. Mulai dari lingkungan yang penuh dengan polusi, penyakit yang membuat mereka tak bisa menentukan arah, hingga kesalahan teknis. Yang masih menjadi pertanyaan para ahli, adalah banyak juga paus pilot sehat yang turut terdampar. Di sini muncul asumsi bahwa paus melakukan aksi bunuh diri, dengan sengaja mendamparkan dirinya sendiri.
Meski belum ada bukti permainan ini merebak di seluruh dunia, tapi kabarnya sudah viral di dunia maya. 2 kematian remaja di Rusia sudah dikonfirmasi karena permainan ini
Kumparan melansir, Yulia Konstantinova (15) and Veronika Volkova (16) adalah dua gadis Rusia yang diduga menjadi korban dari permainan ini. Demi kemenangan, keduanya tewas setelah lompat dari lantai 14 apartemennya. Sebelumnya, dua sahabat ini juga posting salam perpisahan di medsos dan memasang foto paus besar, yang menjadi ciri khas permainan ini. Lalu ada juga remaja putri dari Portugal yang sempat diselamatkan dari percobaan bunuh diri. Dia juga mengaku memainkan game Blue Whale Challenge, sementara paramedis yang merawatnya menemukan luka berbentuk tulisan #f57, “SIM”, dan “Yes” di bagian-bagian tubuhnya.
Game mematikan ini mulai terkuak dari aksi bunuh diri Rina Palenkova yang heboh di Rusia. Sebelum menabrakan diri ke kereta, dia mengucapkan “goodbye” di medsosnya
Rina Palenkova sempat posting selfie dirinya mengenakan jaket, headphone dan topi dengan background sebuah kereta yang melintas dan menulis goodbye sebagai pesan terakhirnya di medsos Rusia, VK. Tragisnya kematian Palenkova menjadi viral di pers Rusia dengan sebutan “Nya Poka” yang artinya “Nya, goodbye”. Melalui akun VK-nya, Palenkova diketahui sering share postingan mengenai bunuh diri dan depresi.
Menurut uraian Buzzfeed, ada dugaan permainan Blue Whale juga berkaitan dengan kejadian di tahun 2015 ini. Karena korban yang berjatuhan diduga mengikuti komunitas “kelam” seperti yang diikuti oleh Palenkova. Sebuah media lokal Rusia, Novaya Gazeta melaporkan Blue Whale Challenge diduga bertanggung jawab atas 130 kasus bunuh diri remaja di Rusia dari tahun 2015-2016 lalu.
Merespon hal ini, muncul tagar #BlueWhaleChallenge yang menghimbau agar semua pihak waspada. Benar deh, internet semakin bahaya
Sebelumnya, Blue Whale dianggap sebagai kabar berita yang kebenarannya masih simpang siur. Tapi informasi adanya permainan yang mengajak orang untuk bunuh diri ini jelas meresahkan. Karena itulah muncul gerakan #BlueWhaleChallenge #I_am dan #f57 sebagai upaya untuk membuat masyarakat peduli atas fenomena ini.
Di IG, ketika kamu mengetik hashtag tadi, akan muncul peringatan bahwa konten yang kamu akses berisi hal-hal yang bisa menyakiti diri sendiri. Karena hal ini juga, otoritas pemerintah dari berbagai negara menghimbau agar para orang tua memeriksa dengan cermat aktivitas internet anak-anaknya.
Memang belum ada bukti yang pasti bahwa Blue Whale Challenge berkaitan secara langsung dengan tindakan bunuh diri remaja. Tapi barangkali benar bahwa game ini “bermain-main” dengan jiwa yang rentan. Masalah depresi tentu tidak bisa disepelekan. Apa yang kita lakukan adalah merangkul mereka yang sedang mengalami masa-masa terkelam, sehingga keinginan untuk mengakhiri hidup itu tidak pernah muncul.
Satu lagi bukti bahwa internet dan media sosial terkadang sangat berbahaya. Selain harus pandai-pandai menggunakannya, tentu kita harus selalu lebih peduli dengan orang-orang di sekitar kita. Sebab sesederhana pertanyaan “ada apa?” barangkali akan menyelamatkan nyawa.