Pandemi COVID-19 belum sepenuhnya bisa diatasi, sementara kehidupan mesti berlanjut. Berdamai dengan menjalani tatanan baru atau new normal adalah satu-satunya pilihan agar kita bertahan. Dalam penerapannya, hidup dengan tatanan baru perlu banyak adaptasi. Salah duanya harus bisa nyaman berinteraksi secara virtual, serta memaksimalkan platform jual beli online untuk menjaga pemasukan.
Secara umum dampak pandemi memang lebih terasa di sektor ekonomi selain krisis kesehatan itu sendiri. Beberapa lini usaha besar kita ketahui sudah mulai gulung tikar. Sementara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sejak awal pandemi sudah ketar-ketir karena belum akrab dengan ekosistem digital dalam berjualan. Padahal UMKM merupakan tulang punggung perekonomian bangsa, yang akan merugikan jika binasa di kondisi hari ini. Untuk itu diperlukan langkah sinergis antara pemerintah, pelaku industri digital dan pelaku UMKM untuk bisa mengatasi situasi di periode new normal ini, seperti yang dilakukan Blibli dan SMESCO, sebuah unit yang berada di bawah Kementerian Koperasi dan UKM RI.
ADVERTISEMENTS
Di new normal, ekosistem e-commerce berpeluang besar bagi pelaku UMKM
Sejak lama Blibli cukup dikenal aktif memberdayakan pelaku UMKM melalui platformnya, yang terbaru bersama pemerintah Indonesia, raksasa e-commerce ini menjalankan program #BanggaBuatanIndonesia. Melanjutkan komitmen itu, Blibli bersama SMESCO kembali memberikan dukungannya terhadap pelaku UMKM Indonesia dengan menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan ekosistem e-commerce dalam menyambut new normal. VP Category Galeri Indonesia Blibli, Andreas Pramaditya, mengatakan komitmen Blibli mengajak UMKM melakukan digitalisasi sudah berjalan jauh sebelum pandemi. Namun kondisi hari ini membuat ajakan tersebut makin relevan.
“Situasi hari ini telah mengubah cara orang berbelanja dan juga cara kita berjualan. Di sini lah diperlukannya adaptasi digital karena bisa meningkatkan diri setara standar industri. Lagi pula dari sekian banyak UMKM di Indonesia baru sedikit yang ekspansi ke digital. Peluangnya masih sangat besar,” kata Andreas dalam webinar Berjualan Online menjadi Normal Baru Pelaku UKM di Indonesia, Jumat (26/6/2020).
Wujud komitmen Blibli mendukung pelaku UMKM bisa disaksikan dengan dihadirkannya kanal khusus produk UMKM bernama Galeri Indonesia. Tujuan hal tersebut, kata Andreas agar produk UMKM bisa lebih menonjol, dan para pelaku yang ingin bergabung tertarik karena menyadari lini usaha mereka ternyata punya pasar yang potensial di e-commerce.
Untuk pelaku UMKM yang ingin mulai berjualan secara online, baik melalui e-commerce maupun media sosial, Andreas menekankan setidaknya ada enam kunci utama meliputi konsisten dengan brand image, memerhatikan visual produk dan packaging dengan baik, memiliki keunikan pada produk, mampu menjaga ketersediaan produk, berfokus pada kepuasan pelanggan, serta cepat tanggap melayani keluhan dan pertanyaan.
ADVERTISEMENTS
Komunikasi dengan target konsumen adalah kunci untuk memahami kebutuhan mereka akan sebuah produk
Sementara Direktur SMESCO, Leonard Theosabrata mengatakan periode yang sedang pelaku UMKM jelang hari ini adalah next normal, karena new normal telah dan sedang dihadapi. Baginya fase new normal merupakan fase di mana pelaku industri masih meraba cara bertahan, sementara next normal bagaimana melanjutkan usaha. Untuk itu menurutnya pelaku UMKM harus bisa lebih interaktif menjalin komukasi dengan target konsumen melalui forum-forum untuk mengetahui kebutuhan mereka.
“Kalau platform besar kayak Blibli kan bisa melihat kebutuhan konsumen mereka lewat teknologi business intelegence, kalau pelaku UMKM salah satu caranya adalah dengan menjaga komunikasi dengan target audiens memanfaatkan beragam forum yang tersedia,” jelas Leonard.
Dalam kesempatan kerja sama sinergis bersama Blibli ini, Leonard juga menyampaikan SMESCO punya satu program yang akan berjalan dalam waktu dekat bernama Kakak Asuh UMKM (KAU). Lewat program tersebut SMESCO akan bekerja sama dengan beberapa platform digital termasuk Blibli, dalam memberikan pelatihan terkait online digital marketing kepada pelaku UMKM. Program ini sekaligus jadi cara SMESCO memberdayakan pelaku UMKM yang sudah melek digital untuk mengajak pelaku lain, karena calon peserta yang telah dilatih akan diwajibkan mengajak beberapa UMKM untuk bergabung ke platform online.
“Melalui program Kakak Asuh UMKM ini nantinya para pelaku yang dilatih akan diwajibkan mencari satu sampai tiga UMKM lain untuk diregistrasi ke platform online kemudian kita dampingi,” imbuh Leonard.
Secara umum langkah penting yang bisa diupayakan pelaku UMKM dalam menyambut next normal, meminjam istilah Direktur SMESCO, adalah menjalankan sinergi yang baik dengan pendekatan online dan offline serta memanfaatkan segala potensi ekosistem digital yang tersedia.