Nama Bill Gates dikenal sebagai pemilik perusahaan Microsoft yang merajai teknologi komputer di seluruh dunia. Namun, kali ini Bill Gates nggak akan mengulik bisnis teknologinya itu, melainkan sebuah riset global di bidang kemanusiaan dan kesehatan untuk menanggulangi wabah penyakit.
Melalui yayasan Bill & Melinda Foundation, Bill Gates mendukung riset global salah satunya tentang nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan penyakit demam berdarah. Diketahui dari tulisan Bill Gates dalam unggahannya, demam berdarah telah menginfeksi lebih dari 400 juta orang di dunia, dan 20 ribu di antaranya meninggal dunia setiap tahunnya. Riset ini melibatkan nyamuk khusus yang dilepas ke alam bebas untuk mencegah virus demam berdarah pada nyamuk yang bisa menular ke manusia.
Nah, salah satu negara yang menjadi lokasi proyek riset ini adalah Indonesia, tepatnya di beberapa wilayah di Yogyakarta. Baru-baru ini, Bill Gates mengungkap hasil riset tersebut setelah bertahun-tahun berlalu. Bagaimana hasilnya?
ADVERTISEMENTS
Yogyakarta menjadi salah satu pusat penelitian nyamuk pencegah demam berdarah
Fokus riset di bawah naungan Bill & Melinda Gates Foundation melalui eksperimen dari World Mosquito Program ini merupakan upaya untuk mencegah wabah demam berdarah. Riset ini menggunakan metode Wolbachia, yakni bakteri alami yang terdapat dalam 60 persen jenis serangga. Sayangnya, Wolbachia nggak terdapat pada nyamuk Aedes Aegypti sehingga butuh dilakukan riset untuk bisa menyebarkan nyamuk Wolbachia. Nyamuk ini nantinya bisa mencegah demam berdarah, zika, dan chikungunya.
Melalui unggahan di blog pribadi Bill Gates, seperti yang dinukil dari CNN, bos Microsoft ini mengungkap bahwa salah satu pusat riset pencegahan demam berdarah ada di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Indonesia.
“Itu adalah riset dari World Mosquito Program, yang bekerja untuk menghentikan penyebaran demam berdarah dan penyakit lainnya, yang telah berlangsung di Yogyakarta, Indonesia.” tulis Bill Gates.
World Mosquito Program dilakukan di 11 negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, riset ini dilakukan oleh World Mosquito Program Yogyakarta yang didanai oleh Yayasan Tahija*), yakni lembaga penelitian pengendalian DBD dengan metode Wolbachia.
ADVERTISEMENTS
Bill Gates melepas nyamuk Wolbachia di Yogyakarta pada 2014 silam
Lebih lanjut Bill Gates menjelaskan bahwa riset nyamuk ini menggunakan nyamuk yang telah direkayasa di laboratoium sehingga mengandung bakteri Wolbachia. Bakteri tersebut nggak bisa muncul secara alami sehingga, perlu dilakukan pengembangbiakan, kemudian dilepas ke alam supaya bisa menginfeksi nyamuk lain.
Dalam upaya pelepasan nyamuk Wolbachia ini, pertama kali dilakukan di Australia pada 2011. Kemudian di tahun 2014 Bill Gates sempat ikut melakukan pelepasan nyamuk Wolbachia di Dusun Kronggahan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang merupakan fase ke-2 riset World Mosquito Program Yogyakarta.
“Di Januari 2014, dengan dukungan pemerintah dan warga, tim Indonesia mulai melepaskan nyamuk Wolbachia di rumah-rumah sekitar Yogyakarta. Dalam kunjungan saya, saya berkesempatan melepaskan lusinan nyamuk Wolbachia ke alam liar,” tulis Bill Gates.
ADVERTISEMENTS
Riset nyamuk Wolbachia di Yogyakarta menunjukkan hasil yang memuaskan dalam mengurangi kasus demam berdarah
Setelah delapan tahun berlalu sejak Bill Gates berkunjung ke Yogyakarta untuk melepas nyamuk Wolbachia, akhirnya hasil riset diungkap. Bill Gates mengatakan bahwa program pelepasan nyamuk Wolbachia sukses menangkal demam berdarah hingga 77 persen.
“Uji coba acak yang terkontrol di Yogyakarta Indonesia mendapatkan fakta bahwa nyamuk pembawa Wolbachia mengurangi kasus demam berdarah di kota itu sebanyak 77 persen dan pasien rawat inap demam berdarah sebanyak 86 persen,” tulis Bill Gates.
Keberhasilan tersebut akhirnya melahirkan Program Nyamuk Dunia yang akan memimpin pelepasan nyamuk Wolbachia di sejumlah negara pada partai penyebaran berikutnya. Beberapa negara tersebut diantaranya Brasil, Kolombia, Meksiko, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Australia, dan Vanuatu.
Sebagai masyarakat Indonesia, tentunya kita ikut bangga ya SoHip saat Yogyakarta berhasil menjadi salah satu pusat penelitian nyamuk Wolbachia ini. Semoga, riset ini bisa membawa dampak lebih besar terhadap wabah demam berdarah, khususnya di Indonesia. Semoga daerah-daerah lain di Indonesia juga bisa menjadi pusat pelepasan nyamuk Wolbachia selanjutnya ya.
*) Klarifikasi dari penulisan di artikel sebelumnya yang mengatakan bahwa riset World Mosquito Program di Yogyakarta didanai oleh Bill & Melinda Foundation.