Media sosial dengan segala hal di dalamnya telah menjadi kebutuhan banyak orang di Indonesia. Akses informasi, hiburan, aktivitas sosialisasi dan membangun jejaring yang setahun terakhir terbatas karena pandemi Covid-19, kini bergantung pada media sosial.
Meski demikian, masih banyak yang belum menyadari kalau media sosial juga menyediakan peluang pengembangan diri, dan bisa jadi tempat pembentukan citra diri. Dua hal yang hanya bisa diraih jika media sosial digunakan dengan bijak dan bermanfaat oleh pengguna yang terliterasi dengan baik.
Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama dengan GNLD Siberkreasi pun menggelar webinar literasi digital dengan tema “Mengulik Sosial Media Nicholas Saputra” bersama Nicholas Saputra sebagai bintang tamunya.
ADVERTISEMENTS
Menggunakan dan memaksimalkan media sosial ala Nicholas Saputra
Dikenal sebagai figur publik yang konsisten mengelola akun media sosial dengan citra positif, Nicholas Saputra adalah contoh ideal bagaimana sebaiknya kita menggunakan media sosial. Tidak hanya membanjiri akun media sosialnya dengan konten positif berupa karya fotografi, Nicho juga merupakan sosok yang menjaga privasi dengan ketat.
Hal tersebut disampaikan Nicho dalam sesi diskusi yang dipandu Iwan Setiawan. Ia mengatakan alasan mengapa jarang mengunggah konten selain karya fotografi adalah untuk menjaga privasi kehidupan pribadi dan orang-orang terdekat. Hal ini menurutnya merupakan etika bermedia sosial yang harus benar-benar diperhatikan.
“Saya rasa etika ini benar-benar harus kita perhatikan, jangan sampai merugikan orang lain, orang yang kita cintai, dan diri sendiri. Keamanan digital ini berkaitan dengan bagaimana kita menjadi lebih kritis di media sosial,” kata Nicho.
Lebih lanjut, Nicho menyampaikan selain keamanan digital, tiga pilar literasi digital lainnya juga penting demi terwujudnya kecakapan bermedia sosial. Tiga pilar lain tersebut adalah kemampuan digital, kebudayaan digital, dan etika digital. Dengan empat pilar literasi digital ini, ia menilai transformasi digital bisa dikebut dan dampak negatif di media sosial bisa dikurangi.
“Pilar kemampuan digital adalah untuk memahami apa saja yang bisa digali untuk bisa menambah inspirasi, menambah kesiapan hidup kita, jadi harus mengenali betul apa media sosial yang tepat,” lanjutnya.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Konten media sosial yang baik adalah yang bisa mengajak atau memberikan inspirasi
Nicho juga mengatakan sebuah konten yang diunggah di media sosial sebaiknya harus berhasil. Tolak ukur keberhasilan sebuah konten bagi Nicho adalah yang bisa mengajak atau memberikan inspirasi kepada orang lain. Dalam hal ini, konten-konten media sosial Nicho adalah contoh valid.
“Nicholas Saputra tidak hanya menguguhkan perjalanan yang indah, tapi juga meditative. Nicholas Saputra tidak hanya mengajak kita traveling ke berbagai penjuru negeri, tapi juga perjalanan ke dalam jiwa kita masing-masing. Traveling outside for traveling inside,” ucap Iwan Setiawan menyimpulkan hasil diskusi bersama Nicholas Saputra.
Seperti mungkin kamu tahu, tak sedikit pengikut akun media sosial Nicholas Saputra yang terpesona dengan karya-karya fotografi yang ia unggah. Lewat konten tersebut, Nicho seakan mengajak para followers-nya untuk ikut traveling ke berbagai penjuru negeri. Selain itu, karya-karya yang ia unggah juga sempat ikut berpameran di Thailand beberapa tahun lalu. Tentu ini akan menjadi inspirasi baru bagi followers Nicho yang kebetulan gandrung fotografi.
Nah, bagaimana, sudah siap untuk bermedia sosial layaknya seorang Nicholas Saputra? Webinar literasi digital yang diinisiasi Kemkominfo dan Siberkreasi bersama Nicholas Saputra ini berhasil menarik antusiasme masyarakat. Melalui keterangan tertulis, Siberkreasi mencatat ada 6.402 peserta pendaftar.
Ke depannya, untuk mendukung percepatan transformasi digital melalui pengembangan SDM, Kominfo dan Siberkreasi akan terus memberikan literasi digital kepada masyarakat Indonesia. Silakan pantengin media sosial @Kemenkominfo dan @siberkreasi untuk mengetahui dan mengikuti webinar literasi digital lainnya.