Pemanfaatan jasad manusia | Illustration by Hipwee via www.hipwee.com
Prosesi pemakaman biasanya dilakukan dengan penguburan jasad ke dalam tanah, baik dengan peti mati atau dengan kain kafan. Setelahnya, jasad manusia akan selesai sampai di sana dan mengalami proses pembusukan. Beberapa orang mulai melihat cara supaya raga manusia tak hanya selesai sampai di dalam tanah saja.
Berkaca dari situasi yang dihadapi masyarakat di dunia, beberapa orang memutuskan untuk membuat sebuah inovasi pemakaman masa depan yang lebih ramah bagi lingkungan. Mereka mengunakan konsep ‘kembali ke tanah’ dengan cara lain yang unik dan bisa lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia lainnya. Mulai dari mengubah jasad manusia menjadi pepohonan, pupuk tanaman, terumbu karang, hingga dibekukan sebagai media pembelajaran untuk mahasiswa.
Kira-kira seperti apa ya proses atau tahapan untuk mengabadikan jasad manusia dalam bentuk yang lain ini? Nah, kali ini Hipwee Premium akan mengupas mengenai inovasi pemanfaatan jasad manusia yang telah meninggal dalam ulasan berikut ini!
ADVERTISEMENTS
Amerika Serikat melegalkan jasad manusia yang telah meninggal untuk dijadikan pupuk kompos bagi tanaman
Recompose | Photo by recompose.life
Prosesi pemakaman ini tentu belum familier di banyak negara di dunia termasuk di Indonesia. Katrina Spade, pendiri perusahaan Recompose yang berlokasi di Washington, Amerika Serikat ini membuat sebuah inovasi pemakaman masa depan yang lebih ramah lingkungan dan menjadi alternatif dari praktik kremasi atau penguburan. Yang melatarbelakangi Spade dalam membuat inovasi ini, yaitu untuk menyiasati lahan pemakaman yang semakin sempit. Ia juga ingin berkontribusi untuk menangani krisis iklim.
Selain lahan yang semakin sempit, produksi peti mati juga turut menyumbang potensi kehilangan hutan karena penebangan kayu. Untuk itu, Spade ingin mengurangi deforestasi hutan dan penggunaan bahan kimia dalam proses pemakaman dengan memanfaatkan jasad manusia untuk pupuk kompos. Melansir dari laman Recompose, jasad manusia yang akan dijadikan pupuk dibungkus menggunakan kain kafan dan diberi serpihan kayu, tanaman alfalfa, serta jerami.
Mikroba yang terbentuk dari campuran bahan organik tersebut akan bekerja selama 30 hari untuk memecah jaringan tubuh menjadi tanah yang kaya akan nutrisi. Setelah itu, tanah tersebut bisa digunakan sebagai pupuk kompos untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Bagi orang-orang yang ingin mengubah jasadnya menjadi pupuk, mereka harus mengeluarkan uang sebesar 5.500 dolar AS atau sekitar Rp78 juta.
ADVERTISEMENTS
Sebuah perusahaan di Italia juga membuat inovasi pemakaman dengan mengabadikan jasad manusia dalam bentuk pohon
Jasad manusia jadi pohon | Photo via capsulamundi.it
Selain mengabadikannya dalam bentuk pupuk tanaman, jasad manusia juga bisa diabadikan menjadi sebuah pohon. Sebuah perusahaan di Italia membuat sebuah proyek bernama ‘Capsula Mundi’ yang mengusung konsep pemakaman Green Cemetries dengan membuat peti mati berbentuk seperti kapsul yang ditanam di dalam tanah dan bagian atasnya ditanami pohon.
Pohon tersebut akan terus bertumbuh dan bagian akarnya akan menembus kapsul yang terbuat dari bahan starchplastic untuk mengambil nutrisi dari jasad manusia. Ide pemakaman ini pertama kali dicetuskan oleh Anna Citelli dan Raoul Bretzel karena keduanya ingin berkontribusi untuk penghijauan, mengingat resapan air di bumi semakin sedikit.
Dengan begini, para keluarga bisa terus melihat wujud anggota keluarga yang telah pergi dalam bentuk pepohonan yang asri. Mereka juga bisa sekaligus berkontribusi untuk menambah daerah resapan air bagi bumi. Keren banget, ya?
ADVERTISEMENTS
Organisasi perlindungan lingkungan di Amerika Serikat, Eternal Reefs membuat inovasi abu kremasi jasad manusia menjadi terumbu karang
Photo by Francesco Ungaro from Pexels
Seakan dipenuhi oleh ide-ide yang kreatif dan ramah lingkungan, kali ini sebuah organisasi perlindungan lingkungan di Amerika Serikat membuat sebuah inovasi dari abu kremasi jasad manusia menjadi terumbu karang. Tahapan untuk mengabadikan jasad menjadi terumbu karang dimulai dari abu kremasi jasad yang dikemas dalam bola karang yang aman bagi lingkungan laut.
Setelah itu, bola karang tersebut ditempatkan di dasar laut agar bisa menjadi habitat bagi beragam fauna yang tinggal di sana. Lokasi eternal reefsini hanya berada di tempat yang ditujukan untuk pengembangan rekreasi seperti memancing dan menyelam. Dengan adanya konsep pemakaman ini, penggunaan lahan bisa dikurangi sekaligus misi penyelamatan lingkungan bisa dilakukan.
ADVERTISEMENTS
Selain menjadi pupuk dan pepohonan, organ tubuh manusia yang telah meninggal juga bisa dimanfaatkan untuk donor organ bagi sesama manusia
Photo by RF._.studio from Pexels
Donor organ merupakan proses pengambilan organ atau jaringan tubuh untuk diberikan kepada orang yang membutuhkan organ baru. Penerima organ bisa saja anggota keluarga, teman, atau orang lain yang tidak dikenal. Melansir dari laman Alodokter, organ tubuh yang bisa didonorkan yaitu ginjal, pankreas, paru-paru, hati, usus, jaringan tubuh, dan sumsum tulang.
Jenis donor organ terbagi menjadi dua, yaitu donor hidup dan donor mati. Donor organ disebut donor hidup jika pemberi donor masih dalam keadaan hidup saat organnya diambil dan disumbangkan kepada orang lain. Sedangkan donor mati, ialah ketika pemberi donor sudah meninggal ketika pengambilan dan pemberian organ.
Orang yang ingin melakukan donor organ ketika sudah meninggal sebaiknya organ-organnya dalam kondisi yang sehat agar saat didonorkan masih dalam kondisi yang baik. Hal yang paling utama saat ingin melakukan donor organ adalah persetujuan dari orang tua atau wali.
Jadi, meski sudah meninggal, organ tubuh pada jasad manusia masih bisa bermanfaat untuk orang lain.
ADVERTISEMENTS
Bath University membuat sebuah kontes untuk mendesain pemakaman masa depan. Pemenangnya, yang membuat jasad manusia menjadi bahan bakar untuk penerangan makam
Photo by Micael Widell from Pexels
Centre for Death and Society Universitas Bath di Inggris mengadakan sebuah kompetisi untuk membuat desain dengan tema pemakaman masa depan. Pada kompetisi tersebut, desainer dari Columbia University berhasil memenangkan kontes dengan membuat bahan bakar dari jasad manusia untuk cahaya penerangan di kompleks pemakaman yang diberi nama Stylan Constellation.
Selain menjadi pupuk dan nutrisi untuk pepohonan, ternyata jasad manusia juga bisa dijadikan sebagai bahan bakar. Proses pembusukan manusia akan menghasilkan gas biomasa yang bisa digunakan sebagai energi listrik untuk menyalurkan penerangan.
Teknik plastinasi di The Institute for Plastination, mengawetkan jasad manusia sebagai media pembelajaran untuk mahasiswa kedokteran
Teknik plastinasi | Photo via bodyworlds.com
Teknik plastinasi mengubah air dan lemak tubuh dengan plastik agar organ tubuh tidak membusuk dan awet. Tujuan teknik plastinasi pada jasad yang telah meninggal adalah sebagai media pembelajaran dan praktik para mahasiswa kedokteran. Selain untuk mahasiswa kedokteran, jasad manusia yang telah diplastinasi juga berfungsi sebagai properti pameran Body Worlds.
Tahapan dalam melakukan plastinasi ada lima, yaitu fiksasi dengan larutan pengawet untuk membunuh bakteri, mengeluarkan air dan lemak menggunakan larutan aseton, selanjutnya proses impregansi paksa yang berlangsung selama 2 hingga 5 minggu, setelah itu jasad bisa diposisikan sesuai kebutuhan. Terakhir, proses pengeringan dan pengerasan supaya jasad plastinasi bisa digunakan sebagai bahan praktik yang kokoh.
Institusi yang menaungi teknik pemanfaatan jasad ini berada di The Institute for Plastination di Heidelberg, Jerman.
Cyronics Institute mengadaptasi sebuah teknologi untuk membekukan jasad manusia sebagai media penelitian di dunia medis
Pembekuan jasad manusia | Photo via cyronics.org
Tujuan dasar dari cyronics ini adalah untuk memperpanjang rentang hidup manusia dan meningkatkan kualitas hidup melalui teknologi terapan baik saat ini dan khususnya teknologi masa depan yang sedang berkembang. Proses kriopreservasi melibatkan pendinginan orang yang meninggal ke suhu nitrogen cair di mana semua pembusukan fisik pada dasarnya berhenti dengan tujuan melestarikan jaringan, organ, terutama otak dengan ingatan dan kepribadian yang terkait sesempurna mungkin.
Seseorang yang melakukan proses pembekuan ini disebut sebagai ‘pasien kriopreservasi’. Intinya, konsep kriopreservasi yaitu ‘membeli waktu’ sampai teknologi mengejar dan mampu sepenuhnya memperbaiki dan memulihkan tubuh manusia.
Perubahan iklim dan penggunaan lahan yang semakin tak terkontrol membuat banyak peneliti membuat sebuah inovasi pemakaman masa depan yang lebih ramah lingkungan. Nah, kira-kira kamu tertarik yang mana nih?