Berkenalan dengan Claude Shannon, Orang di Balik Ikon Doodle Google Hari Ini

Google gak pernah berhenti mengenang tokoh-tokoh penting di masa lalu pada laman utamanya. Seperti contoh teranyar, hari ini, 30 April 2016, Google menampilkan doodle dengan nuansa biru muda dengan seorang ikon di antara suku kata “goo” dan “gle”.

Kalau kamu buka Google, kamu akan menemukan ikon tersebut melakukan juggling layaknya seorang pemain sirkus. Ia memainkan angka 1, 0, dan 0 sebagai ganti bola sirkus. Simbol matematika “+” pun tersemat di daun telinganya.

Ikon Claude Shannon

Pasti pada penasaran ‘kan kenapa Google menampilkan doodle tersebut? Hu’um, awalnya sama. Tapi setelah ditelusuri, Google ternyata lagi ngerayain hari kelahiran matematikawan terkenal yang tak lain adalah mendiang Claude Shannon.

ADVERTISEMENTS

 

ADVERTISEMENTS

Memangnya komputer digital itu muncul sendiri? Berterimakasihlah pada Pak Shannon, matematikawan dan penemu teori paling produktif di bidang informasi

Makasih banyak, Pak Shannon!

Makasih banyak, Pak Shannon! via www.sample2016.com

Sebagai orang yang hidup di era serba digital, kita perlu banyak terima kasih sama Pak Shannon. Dari beberapa temuannya, Pak Shannon punya dua teori yang melegenda. Pertama soal teori desain komputer, dan kedua soal teori sirkuit digital. Dua teori tersebut dikenalkan ke publik tahun 1937.

Makanya gak salah kalau banyak orang menjulukinya “bapak teori informasi”. Karena jasanya inilah, kamu bisa menikmati teknologi komputer digital di kehidupan sehari-hari.

Setelah tahu hal ini, apa kamu masih bangga kalau cuma bisa berkutat sama teori cinta yang bertepuk sebelah tangan?

ADVERTISEMENTS

Pak Shannon adalah anak dari pasangan hakim dan guru. Beda minat dan bakat tidak menyurutkan keinginannya untuk maju

Ini foto cuma ilustrasi.

Ini foto cuma ilustrasi. via media.licdn.com

Pak Shannon punya nama lengkap Claude Elwood Shannon. Beliau lahir pada 30 April 1916 silam, di sebuah daerah bernama Petoskey, Michigan, Amerika Serikat.

Ayahnya, Claude Sr, adalah seorang keturunan New Jersey yang bekerja sebagai wirausaha dan hakim. Sedangkan sang ibunda, Mabel Wolf Shannon, seorang putri dari imigran Jerman. Mabel dikenal sebagai seorang guru bahasa di Michigan.

Meskipun ayah dan ibunya bukan orang yang lekat dengan bidang saintifik, bakat Pak Shannon tumbuh berkembang sejak kecil. Nah, kalau kamu pernah merasa kurang pede dengan bakatmu karena berbeda dengan orang-orang di lingkunganmu, ingatlah Pak Shannon!

ADVERTISEMENTS

Khas anak laki-laki, Pak Shannon kecil seneng ngulik benda-benda mekanik. Baginya, bereksperimen itu asyik

Bakatnya tumbuh dari kecil.

Bakatnya tumbuh dari kecil. via news.mit.edu

Pak Shannon sudah sedari kecil menaruh minatnya dalam hal-hal mekanik. Mata pelajaran paling digemarinya waktu kecil pun ilmu pengetahuan alam dan matematika. Pak Shannon muda juga sering bikin berbagai eksperimen, seperti pesawat dan perahu yang bisa dikendalikan melalui isyarat radio dan telegraf.

Coba ingat-ingat dulu kamu paling suka pelajaran apa? Jika Pak Shannon yang hidup di zaman dulu aja bisa membuat minat jadi karya, kamu juga harus semangat ya. Pasti bisa!

ADVERTISEMENTS

ADVERTISEMENTS

Pak Shannon masuk kuliah di umur yang masih sangat muda. Kemudian ia lulus dengan meraih dua gelar sarjana!

Muda banget untuk ukuran mahasiswa.

Muda banget untuk ukuran mahasiswa. via marconisociety.org

Tahun 1932, Claude Shannon masuk ke universitas Michigan. Waktu itu umurnya masih sangat muda untuk ukuran mahasiswa, yaitu 16 tahun. Masuknya Pak Shannon ke universitas tersebut membuatnya mengenal karya seorang matematikawan, pendidik, filsuf dan ahli logika – George Boole.

Claude lulus beberapa tahun kemudian dan berhasil meraih dua gelar sarjana di bidang matematika dan teknik elektro listrik.

Umurmu berapa? Kalau sampai sekarang gelar sarjana satu saja masih kamu tunda-tunda, berarti kamu masih belum maksimal berusaha.

 

Di usia ketika kamu masih galau skripsi, Pak Shannon sudah punya gelar master dari MIT

Orang jenius.

Orang jenius. via assets.bwbx.io

Kalau kita mah usia 21 tahun itu biasanya masih ngurusin skripsi, atau paling banter baru lulus S1. Lain ceritanya dengan Pak Shannon. Di usia tersebut beliau sudah meraih gelar master di salah satu perguruan tinggi tersohor di Amerika Serikat, Massachussetts Institute of Technology (MIT).

Buat kamu yang sering kehilangan motivasi untuk menyelesaikan pendidikan tinggi, ingat-ingat Pak Shannon yang sudah hebat saja tetap berjuang. Jangan sampai semangatmu hilang!

Selain menemukan banyak teori, Pak Shannon juga membantu angkatan perang Amerika Serikat

Ahli coding di zamannya.

Ahli coding di zamannya. via cyberneticzoo.com

Salah satu jasa bagi masyarakat AS adalah menjadi analis pengkodean untuk badan pertahanan nasional AS selama Perang Dunia ke-2. Beliau dikenal punya kemampuan jenius dalam memecahkan kode dan menjamin keamanan telekomunikasi AS.

Kode-kode ini jadi kunci pertahanan nasional yang melindungi hajat hidup orang banyak lho! Jadi jangan disamakan dengan kode-kode yang biasa kamu tebarkan ke si dia. Beda bro, beda…

Pak Shannon wafat tanggal 24 Februari 2001. Meski telah tiada, jasanya tetap dikenang dalam sejarah peradaban umat manusia

Terima kasih Pak Shannon!

Terima kasih buat jasanya, Pak Shannon! via spectrum.ieee.org

Raganya memang sudah tiada, tapi jasa Pak Shannon terhadap peradaban umat manusia modern gak bisa kita ragukan lagi. Banyak buku kesohor dari Pak Shannon yang sudah menjelajah ke berbagai pelosok dunia. Bukunya tak jauh soal  Teori Matematika Komunikasi dan Automata studies. Selain itu, Pak Shannon juga pernah menerima penghargaan, seperti Claude E. Shannon Award dan IEEE Medal of Honor.

Berkat jasa-jasanya, lahirlah dasar-dasar komputer analog dan komputer digital. Komputer analog dan komputer digital yang kita nikmati saat ini adalah buah dari penemuan teorinya di masa lalu.

Duh, gimana ceritanya kalau Pak Shannon nggak ada. Kayanya gak bakal secanggih ini hidup kita sekarang ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

A brocoli person.

CLOSE