Dengan siapa atau kapan membina mahligai pernikahan, merupakan salah satu keputusan paling penting dalam hidup. Pastinya semua orang hanya ingin menjalaninya sekali, pernikahan yang kekal abadi untuk selamanya. Wajar saja jika banyak calon pengantin yang gugup tidak karuan, menjelang hari besar yang telah dipersiapkan kedua belah keluarga. Namun miris ya jika melihat tren yang banyak ditemui akhir-akhir ini. Tampaknya makin banyak saja pasangan yang membatalkan pernikahannya di menit-menit terakhir.
Baik kisah artis yang batal nikah setelah lamaran atau postingan viral tentang netizen yang gagal nikah meski telah foto prewed, cerita-cerita sedih ini sepertinya makin sering terdengar. Tiap-tiap orang pasti punya alasan sendiri sampai harus membatalkan rencana indah yang sudah di depan mata. Namun di sisi yang lain, fenomena ini juga membuat kita bertanya-tanya ada apa gerangan dengan banyak bermunculannya kisah macam ini. Apa ada hubungannya dengan perkembangan zaman dan pergeseran nilai dalam masyarakat, atau dari dulu sebenarnya sudah banyak tapi ya tidak terekspos saja. Yuk cari jawabannya bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Menjelang pernikahan, sifat asli calon pasangan akan terlihat jelas. Ini yang biasanya membuat kaget dan menggoyahkan kemantapan hati
Kalau kata orang, emosi dan sifat asli seseorang akan terlihat menjelang hari pernikahan. Yah, tekanan yang muncul mendekati hari H pernikahan semakin hari semakin menjadi. Mulai dari keriwehan mengurus persiapan pernikahan hingga kebimbangan yang muncul saat mengingat beberapa saat nanti ada sosok lain yang jadi tanggung jawab kita. Sangat wajar jika kemudian tekanan tersebut jadi memunculkan emosi dan watak sebenarnya dari seseorang yang jadi calonmu kelak.
Kedok baik selama ini luntur seketika saat watak asli tersebut muncul. Watak baik yang biasanya ditampilkan berbeda jauh dengan watak sebenarnya. Kaget dan tak percaya, keyakinan akan menjalin kehidupan rumah tangga dengannya luntur seketika.
ADVERTISEMENTS
Era ‘media sosial’ jelas berpengaruh besar membawa kisah-kisah ini ke permukaan. Bukan cuma artis yang dibahas acara gosip, kisah memilukan orang biasa yang batal menikah pun sekarang bisa viral
Tak bisa disangkal, media sosial punya andil besar membawa kisah-kisah sedih dari netizen ini ke ‘permukaan’ sampai akhirnya jadi viral. Kalau dulu paling yang jadi pembicaraan adalah kehidupan asmara artis lewat acara-acara gosip, sekarang cerita pilu seperti ini bisa ditemukan di berbagai platform media sosial. Makanya akhir-akhir ini terasa makin banyak saja pasangan yang gagal menikah. Bukan berarti buruk sih. Banyak calon pengantin yang gagal menikah, bisa mendapatkan ketenangan dan dukungan dengan berbagi ceritanya dengan pengguna medsos lain.
Media sosial memang telah mengubah berbagai aspek dalam kehidupan kita, termasuk pembatalan pernikahan. Kalau dulu mungkin yang namanya membatalkan pernikahan itu harus diam-diam supaya tidak jadi ‘pembicaraan’ orang, dengan keberadaan sosial media hal tersebut makin sulit dilakukan. Apalagi jika detail persiapan pernikahan didokumentasikan ‘apik’ di lini masa calon-calon pengantin, akan sulit menghapus jejak tersebut. Maka dari itu dengan segala eksposur yang berasal dari media sosial ini, cerita-cerita seperti ini tampaknya membanjiri feed kita sehari-hari. Padahal dulu ya banyak juga, tapi mungkin tidak terekspos.
ADVERTISEMENTS
Namun memang bisa jadi terdapat pergeseran nilai yaitu bagaimana generasi masa kini memandang pernikahan dan kebahagiaan. Tidak apa-apa harus membatalkan demi masa depan
Pernikahan bukanlah hal sepele. Terlebih lagi karena di Indonesia bukan menyangkut dua individu saja, pernikahan juga soal menyatukan dua keluarga besar. Perkembangan zaman dan perubahan nilai-nilai tradisional serta dinamika gender, sedikit  bisa menjelaskan kecenderungan masyarakat yang tampaknya lebih ‘menerima’ atau ‘memaafkan’ pembatalan pernikahan. Bisa jadi, saat ini status lajang atau menikah tidak lagi jadi patokan utama kebahagiaan seseorang seperti dulu. Terutama bagi perempuan. Keberhasilan karier maupun pencapaian pribadi lain, juga mulai dihargai sebagai bentuk kebahagiaan.
Tentu saja, semua alasan di atas tidak menghilangkan fakta bahwa yang namanya membatalkan pernikahan itu tetap saja tragedi pribadi yang begitu menyakitkan. Tidak ada yang ingin gagal melangkah ke pelaminan dengan pasangan yang dikira bakal kekal dan mengecewakan begitu banyak orang dalam prosesnya. Tapi semua orang yang harus melaluinya pasti memiliki pertimbangan yang luar biasa dan dengan berat hati mengambil keputusan tersebut. Keberanian untuk mengambil keputusan itu sediri patut diapreasiasi. Nyatanya banyak juga yang memendam kebimbangan tersebut dan akhirnya menyesal di kemudian hari. Yang namanya manusia memang hanya bisa berencana dan berusaha sebaik-baiknya. Tapi kalau memang gagal, percayalah ada rencana yang lebih baik dari Yang Maha Kuasa…