Internet kini sudah jadi bagian tak terlepaskan dari kehidupan manusia modern. Tak hanya berfungsi untuk media komunikasi, internet juga bisa memudahkan aktivitas lain mulai dari belanja sampai mencari jodoh. Beragamnya informasi di internet yang seolah tidak pernah habis ini juga telah mengubah pola manusia dalam mengonsumsi berita. Sekarang, setiap menitnya aja hampir selalu ada informasi baru. Sekilas mungkin bagus, tapi ternyata ada sisi negatifnya juga. Pasalnya, semua orang bisa dengan bebas menyebarkan informasi yang sebetulnya belum tentu benar dan mirisnya, banyak dipercaya orang.
Beberapa hari lalu, Kemkominfo menyatakan kalau ternyata sebagian besar pengguna internet di Indonesia mudah percaya informasi palsu di dunia maya. Padahal Indonesia termasuk negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia. Tapi ternyata fakta ini tidak selaras dengan kemampuan mereka menggunakan internet dengan bijak. Berikut Hipwee News & Feature telah merangkum informasinya untuk kamu…
ADVERTISEMENTS
Sebuah riset mengatakan kalau Indonesia berada di peringkat 7 dunia sebagai negara yang paling mudah percaya hoaks. Fakta ini disampaikan langsung oleh Kemkominfo
Diwartakan Liputan6, Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan dari sekitar 132 juta pengguna internet di Indonesia, 65%-nya ternyata masih mudah terhasut berita bohong. Semuel merujuk pada data dari Centre for International Governance Innovation (CIGI) IPSOS 2017. Sebagai perbandingan, warga negara maju seperti AS ternyata juga masih banyak yang percaya hoaks, jumlahnya 53% dari seluruh pengguna internet di sana. Kalau Perancis presentasenya sekitar 43%, sedangkan Jepang lebih rendah lagi, yakni hanya 32%.
ADVERTISEMENTS
Pengguna internet boleh banyak, tapi kalau sebagian besarnya mudah percaya kabar bohong, malah bisa merugikan lingkungan dan negara!
Tingginya jumlah pengguna internet di Indonesia memang bisa jadi kekuatan tersendiri bagi negara ini. Misalnya mengundang investor asing untuk menanam modal di perusahaan berbasis online atau meningkatkan kekuatan ekonomi digital. Tapi, fakta ini justru bisa jadi bumerang kalau sebagian besar masyarakatnya masih gampang termakan hoaks. Ini karena hoaks justru bisa jadi alat untuk memecah belah bangsa.
ADVERTISEMENTS
Banyak hal yang bisa dijadikan bukti kalau orang Indonesia memang mudah diperdaya, salah satunya unggahan di Facebook yang sampai mendapat komentar ratusan ribu ini
Beberapa waktu lalu sebuah unggahan di Facebook viral setelah mendapat ratusan ribu komentar dan like dari warganet. Isinya bukan komen membangun, melainkan hanya simbol tagar dan angka 2. Ini karena si pengunggah mengatakan kalau air dalam gambar akan surut setelah ia komen “#2” dan like unggahan tersebut. Segitu percayanya kah mereka, sampai-sampai menuruti apa yang dikatakan pengunggah. Padahal jelas-jelas tidak mungkin gambar bisa berubah cuma gara-gara komentar.
Sering juga kita temui broadcast message yang di akhir pesannya menyuruh agar si penerima meneruskan pesan tersebut, karena kalau tidak akan mendatangkan petaka. Atau dengan membagikannya berarti dalam waktu dekat ia akan mendapat rezeki melimpah. Imbalan-imbalan yang tak jelas asal muasalnya itu membuat orang bertindak cepat dalam memproses informasi. Soal benar atau tidaknya itu urusan belakang, yang penting nge-share dulu. Haduh!
ADVERTISEMENTS
Ibarat manusia zaman purba yang kalau diberi kayu dan korek begitu aja tanpa diajari cara memakainya, kemungkinan besar malah bisa salah digunakan. Hubungan manusia dan internet juga bisa jadi begitu~
Perumpamaan di atas bisa dipakai untuk menggambarkan bagaimana manusia butuh literasi digital dalam menggunakan internet. Kalau melihat asal usulnya di Indonesia, ‘kan internet ini main datang aja, tanpa babibu. Ternyata setelah diselami bisa membawa dampak berbahaya. Seandainya sebelum internet masuk ke kehidupan kita, pemerintah membuat program literasi digital buat meminimalisir efek negatifnya, pasti kekacauan dunia maya tidak sampai seperti sekarang.
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya Kemkominfo sudah menerapkan program sosialisasi bagaimana menggunakan internet secara aman dan sehat, tapi fakta di lapangan masih banyak masyarakat yang ‘buta’
Program Internet Sehat dan Aman (INSAN) milik Kemkominfo ini dibuat dengan tujuan menuntun penggunaan internet sehat sejak dini melalui pembelajaran etika berinternet. Program ini diselenggarakan dalam berbagai bentuk, seperti roadshow, sosialisai, atau forum diskusi. Harapannya agar masyarakat terhindar dari berbagai konten negatif yang bisa merusak masa depan bangsa. Kabarnya program ini juga sudah sampai di Entikong, wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Indonesia jelas butuh bantuan banyak pihak untuk memaksimalkan penyelenggaraan program tersebut. INSAN tidak akan maksimal jika kita sebagai masyarakat enggan mempelajari sesuatu yang baru. Hendaknya program ini juga bisa dilakukan secara berkesinambungan, agar efek yang dirasa semakin maksimal.