Masyarakat Indonesia patut berbangga, tim bulu tangkis pastikan satu tempat di final Piala Thomas 2020. Malam ini, 17 Oktober 2021 tim RI akan menghadapi China, usai sebelumnya berhasil menaklukan tuan rumah, Denmark dengan skor akhir 3-1. Namun, di tengah kemeriahan jelang partai final nanti malam, publik dibuat miris, pasalnya diketahui Indonesia tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih dalam podium penyerahan Piala Thomas.
Menang atau kalah dalam pertandingan nanti, Indonesia harus naik podium, bersama tim finalis dan semifinalis. Sayangnya bukan Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan, melainkan diganti dengan bendera berlogo Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Meski demikian, jika Indonesia berhasil meraih kemenangan dari China, lagu kebangsaan “Indonesia Raya” tetap bisa dikumandangkan.
ADVERTISEMENTS
Sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA) menjadi penyebabnya, Ketua Umum PBSI membenarkan informasi tersebut
View this post on Instagram
Dalam ajang Thomas Cup, empat negara semifinalis bakal menghadiri upacara penutupan dan masing-masing bendera negara akan dikibarkan. Indonesia sudah sukses sampai ke babak final, dan hal itu berarti Indonesia akan hadir sampai acara penutupan. Namun, untuk Thomas Cup 2020, kita tak bisa mengibarkan bendera Merah Putih karena sanksi yang diberikan World Anti Doping Agency (WADA).
Hal ini berkaitan dengan permasalahan yang menyebut RI tak patuh dalam program uji tes doping. Pada 15 September lalu, WADA mengirim surat pada Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) terkait ketidak patuhan program uji doping. RI tak bisa memenuhi test doping plan (TDP) tahun 2020 dan 2021. Sejumlah negara yang dikirimi surat punya waktu 21 hari untuk klarifikasi.
Indonesia tak memberikan klarifikasi, seperti halnya Thailand dan Korea Utara. WADA kemudian mengirimkan surat ancaman sanksi pada 7 Oktober 2021. Menpora Zainudin Amali bahkan mengaku baru mengetahui kasus ini pada 8 Oktober. Ia menyebut perubahan struktur kepengurusan LADI jadi salah satu alasan Indonesia telat memberikan klarifikasi.
ADVERTISEMENTS
Menurut Ketua Umum PBSI, Agung Firman Saputra, pemain Indonesia di laga Thomas Cup belum diberi tahu soal polemik ini
View this post on Instagram
Untuk menjaga penampilan atlet Indonesia di kejuaran Thomas Cup, Agung Firman Saputra belum memberi tahu soal tak adanya pengibaran bendera. Ia tak ingin menyalahkan siapa pun, Agung berharap sanksi WADA tak berpengaruh kepada para pemain yang tengah berjuang membawa gelar juara Piala Thomas 2020.
“Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun. Saya pikir semua sudah tahu apa yang menjadi penyebab. Konsekuensi dari WADA ini kami tidak kasih tahu ke anak-anak, kalau mereka tahu anak-anak yang di Denmark pasti drop semua. Saya sampaikan mereka jangan pegang hp, konsentrasi ke pertandingan. Karena berpotensi untuk bisa juara,” pungkas Agung dikutip dari pemberitaan Tempo.co, Minggu (17/10).
Di lain sisi Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto menyayangkan kejadian yang menimpa kontingen Indonesia. Menurutnya Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia belum serius menangani permasalahan tersebut.
“Menyayangkan? Ya, begitulah. Tapi kan Menpora bilang ini bukan masalah yang serius. Habis bagaimana?,” sesalnya kepada Detikcom.
Sanksi tak hanya soal mengibarkan bendera Merah Putuh. Melainkan, Indonesia juga dilarang mengikuti bidding menjadi tuan rumah multievent. Hal itu disampaikan BWF kepada PBSI. Indonesia boleh bidding tournament biasa, tapi tak diizinkan bidding Asian Games, SEA Games dan Kejuaraan Dunia sampai permasalahan dengan WADA usai.
Selain Indonesia, WADA pun belum mencabut sanksi yang diberikan kepada Thailand. Negeri Gajah Putih itu, sebelumnya mengibarkan bendera berlogo Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) menggantikan bendera negara pada penutupan Piala Uber 2020 di Aarhus, Denmark.