Nggak bisa dipungkiri kalau kentang goreng adalah salah satu camilan terenak dan paling populer sedunia. Mau dimakan polosan atau ditambahkan suwiran keju, mayonaise, atau saus sambal, kentang gorang tetap sukses bikin ketagihan. Tapi, kamu tahu nggak sih sebenarnya kentang goreng berasal dari mana? Kalau dari namanya yang lebih dikenal “French fries“, apakah berarti makanan ini dari Perancis ya? ‘Kan French kalau diartikan ke bahasa Indonesia berarti Perancis ~
Pertanyaan yang tampaknya mungkin sepele itu baru-baru ini jadi perdebatan dunia lho. Polemik asal-muasal kentang goreng muncul ketika Belgia mulai mengajukan kentang goreng sebagai ikon resmi warisan budaya dunia ke UNESCO. Banyak yang menilai langkah Belgia ini cukup meragukan lantaran keabsahan asal kentang goreng masih belum jelas. Jadi, kentang goreng yang selama ini kita konsumsi berasal dari mana ya? Simak infromasi selengkapnya bareng Hipwee News & Feature!
ADVERTISEMENTS
Bagi warga Belgia keberadaan kentang goreng tak hanya sebagai makanan, melainkan sebagai budaya karena memunculkan adanya ikatan pada masyarakat
Bukan hanya makanan biasa, kentang goreng bagi warga Belgia memiliki arti yang begitu dalam lantaran sudah mengakar jadi budaya. Layaknya nasi goreng bagi masyarakat Indonesia, itulah kira-kira kentang goreng menurut mereka. Di Belgia sendiri seperti yang dilansir dari CNN Indonesia, kedai yang menjual kentang goreng ini bernama “fritkot” berjumlah sekitar 5.000 kedai – yang kira-kira sepuluh kali lipat lebih banyak dibanding jumlah gerai McDonald’s di Amerika Serikat per kapita.
ADVERTISEMENTS
Mengajukan kentang goreng sebagai warisan budaya ke UNESCO tentu berdasarkan sejarah kentang masuk ke Belgia. Kayak gimana ya kisahnya?
Usulan kentang goreng menjadi salah satu warisan budaya dunia ke UNESCO dari Belgia tak terlepas dari sejarah kentang di Belgia. Seperti yang dilansir dari Republika, kentang hadir di daratan Eropa Barat sekitar abad ke-16 yang dibawa dari Peru, Amerika Selatan. Setelah itu, muncullah beragam kuliner dengan bahan utamanya kentang di Belgia. Sehingga meluas dan menjadi budaya dalam masyarakat Belgia. Diperkirakan, hampir seminggu sekali, 60 persen warga Belgia mengonsumsi kentang goreng. Belum lagi hampir 95 persen warga Belgia tiap tahun menyempatkan diri untuk datang ke fritkot. Semacam kayaknya belum sah jadi warga Belgia kalau nggak mampir ke frikot.
Bahkan pada abad ke-19, kentang menjadi barang yang ditukar dengan emas di Belgia. Terlebih kentang beku yang biasa dipakai sebagai bahan kentang goreng malah menjadi produk ekspor nomor satu dengan jumlah 1,68juta ton. Setiap tahun pun Belgia memproduksi sebesar 4,5juta ton kentang yang diolah menjadi berbagai jenis produk.
ADVERTISEMENTS
Meski ceritanya seperti itu, klaim Belgia tentang kentang goreng diragukan banyak pihak lantaran penyebutan French fries bagi namanya di dunia
Jujur saja kalau kita lebih kenal kentang goreng dengan sebutan French fries. French adalah bahasa Inggris yang jika diartikan ke bahasa Indonesia menjadi nama negara Perancis. Inilah yang sempat menuai perdebatan karena dari segi nama pun identik dengan Perancis, bukan Belgia. Untuk hal ini, Belgia sudah punya jawabannya yaitu setelah Perang Dunia I, ada tentara Amerika Serikat (AS) yang diberi camilan kentang goreng. Karena saat itu sedang berada di salah satu wilayah berbahasa Perancis, alhasil mereka menamakan kentang goreng dengan “French fries”.
ADVERTISEMENTS
Bentuknya kentang goreng Belgia seperti apa sih? Pasti ada ciri khasnya!
Kentang goreng Belgia punya ciri khas sendiri dalam segi penyajiannya. Sebagaimana dilansir dari Viva, kentang goreng Belgia punya ciri khas tersendiri dalam penyajiannya. Kentang gorengnya diletakkan pada kemasan yang bentuknya mengerucut dari kertas dan dibaluri dengan mayonaise, saus bolognaise/tartar/saus keju. Kentangnya pun berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang lebih besar dan ketebalannya minimal sekitar 1 cm.
Cara memasaknya pun nggak asal, yakni digoreng sebanyak dua kali di dalam minyak yang berasal dari lemak sapi selama kurang lebih 4-5 menit. Padahal biasanya, kentang goreng yang kita kenal bentuknya panjang, tipis, dan agak kekuningan. Sedangkan yang Belgia lebih kecokelatan dan tebal.
ADVERTISEMENTS
Keraguan pun makin menjadi tatkala ahli sejarah kuliner mempertanyakan latar belakang kentang goreng di Belgia
Sebelumnya terunngkap kalau kentang masuk ke Belgia pada abad 16. Fakta Hal ini dipertanyakan oleh sejarawan kuliner profesor Universitas Liège, Pierre Leclercq, seperti yang dilansir dari BBC. Menurut Leclercq, sejarah kentang goreng versi Belgia ini tidak masuk akal karena mustahil pada abad 17-an kentang diolah dengan cara digoreng. Hal ini berdasarkan pemikirannya bahwa saat abad ke 18 saja lemak merupakan barang mewah dan masih terbatas sekali yang mengonsumsi. Begitupun dengan mentega mahal dan lemak hewan yang langka. Maka dari itu, pada abad yang diklaim kemunculan kentang di Belgia ini sangat diragukan. Sebab, sangat tidak mungkin orang miskin di Belgia mau membuang lemak dan menggorengya untuk kentang.
Terlepas dari klaim Belgia yang ingin mengajukan kentang goreng sebagai warisan budaya dunia dari negaranya, hal ini masih sangat diragukan berbagai pihak. Selain Perancis yang dianggap merupakan asal kentang goreng, Kanada pun demikian. Pasalnya, di Kanada menjadi “rumah” bagi McCain Foods – sebuah produsen kentang goreng beku terbesar di dunia. Perpaduan kentang goreng, dadih keju dan saus pertama kali muncul di Québec pedesaan pada 1950-an.
Namun, berbagai opini tersebut nggak mengendurkan semangat Belgia dalam mengajukan kentang goreng ke UNESCO. Apalagi, mereka turut menganggap kebiasaan warga Belgia saat makan kentang goreng pun ada ciri khasnya. Antara lain orang Belgia biasa nikmati kentang goreng sambil minum bir, lalu sambil nikmati di fritkot, stasiun kereta, di pasar atau saat nonton bola. Kemasan dan sausnya yang sudah khas dan disukai orang Belgia telah menjadi membudaya.