Ruang Belajar #MakinCakapDigital Siberkreasi X Hipwee Menjawab Tantangan Keamanan Digital Bagi Privasi Anak Muda

Keamanan digital sangat penting untuk menjaga privasi pengguna internet dalam menggunakan platform online yang salah satunya adalah Hipwee. Media atau platform digital Hipwee memproduksi konten-konten positif untuk anak muda Indonesia berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi berserta Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengadakan kegiatan Ruang Belajar #MakinCakapDigital sebagai sarana belajar generasi muda Indonesia.

Ruang Belajar #MakinCakapDigital membicarakan tema terkait literasi digital yang bisa membantu anak-anak muda Indonesia mengembangkan diri dan bisa lebih bijak dan cakap dalam memanfaatkan teknologi digital.

Kegiatan Ruang Belajar #MakinCakapDigital yang digelar secara online pada Jum’at, 12 Mei 2023 mengangkat topik tentang “Menjawab Tantangan Keamanan Digital Bagi Privasi Anak Muda”. Pada kegiatan ini menghadirkan seorang pembina Ukhuwah Cuaniyah sekaligus CEO Digas Gisneo Pratala dan CEO Hipwee Nendra Primonik Rengganis untuk mengulas pentingnya keamanan digital bagi privasi anak muda dalam beraktivitas di ruang digital.

Tanpa disadari hampir setiap hari kita memberikan data-data pribadi di internet

CEO Hipwee Nendra Primonik Rengganis | dok. Tangkapan layar/Zoom

CEO Hipwee Nendra Primonik Rengganis di awal kegiatan Ruang Belajar #MakinCakapDigital memberikan sambutan kepada para peserta dengan menjelaskan bahwa selama Ia merintis Hipwee menemukan fakta bahwa hampir setiap hari kita sebagai pengguna internet membagikan data-data pribadi tanpa disadari.

Banyak SoHip yang menulis artikel di Hipwee tentang mantan atau masa lalunya namun setelah itu ingin menghapus konten tersebut. Nendra menjelaskan bahwa menghapus konten ternyata tidak semudah itu. Masih ada jejak digital yang tertinggal dan masih bisa dilihat oleh orang lain. Hal ini juga dapat terjadi di platform digital lainnya seperti media sosial yang sering digunakan anak muda saat ini.

Sekarang ini hal-hal yang bahkan nggak kita pikirkan itu bisa aja terjadi kalau kita nggak punya ilmu. Maka dari itu kita harus selalu berhati-hati.

Harapan Nendra dengan dilaksanakannya kegiatan ini dan menghadirkan narasumber seorang pembina Ukhuwah Cuaniyah sekaligus CEO Digas Gisneo Pratala dapat membantu anak muda dalam memperhatikan keamanan digital di media sosial. Para peserta diperbolehkan untuk bertanya kepada narasumber terkait bagaimana menjaga data-data pribadi kita agar tetap aman.

Keamanan digital bagi privasi anak muda Indonesia

Pembina Ukhuwah Cuaniyah sekaligus CEO Digas Gisneo Pratala | dok. Tangkapan layar/Zoom

Para peserta Ruang Belajar #MakinCakapDigital  diajak untuk berdiskusi tentang teknologi dan data oleh Gisneo Pratala. Ia mengenalkan platform online miliknya yang bernama Digas.io yang fokus pada usaha NFT (Non-Fungible Token) dan Ukhuwah Cuaniyah yang terbentuk sebagai komunitas.

Usaha milik Gisneo ini berkecimpung di bidang teknologi dan kewirausahaan. Ia ingin masyarakat menjadi lebih melek terhadap bisnis dan dunia digital. Hal ini menjadi alasannya untuk merintis usaha tersebut dengan cara yang berbeda.

“Kebanyakan orang saat ini belum melek sama teknologi dan bisnis. Oleh karena itu saya buat platform ini dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara bercandaan agar lebih masuk ke generasi muda”, ujar Gisneo.

Gisneo juga menjelaskan bahwa data-data pribadi kita itu adalah milik platform yang kita gunakan. Misalkan kita posting di Facebook maka data yang dibagikan adalah milik Facebook. Begitu juga dengan media sosial lain yang memiliki data-data yang kita bagikan.

Sejumlah 30 orang yang menjadi viewers di media sosial dianggap sedikit dibanding di dunia nyata. Di dunia nyata saat ada 30 orang yang melihat ke arah kita pasti sudah membuat canggung dan malu.

Menurut Gisneo, ruang digital telah menciptakan paradigma dan pemikiran baru tentang berkurangnya privasi bagi pengguna internet. Jika membicarakan tentang keamanan digital maka kita kemudian harus memikirkan apa yang boleh dan tidak untuk di posting di media sosial.

Nggak semua hal itu harus di posting di media sosial. Orang-orang yang bukan food blogger tapi tiap hari foto dan share makanan itu ngapain, nggak worth buat dilakukan.

Semakin banyak kita share sesuatu yang sebenarnya tidak harus di-share di media sosial akan membuat semakin bahaya dan terancam. Dari postingan yang dibagikan terkadang bisa memicu tindakan kriminalitas karena orang-orang mengetahui data kita.

Hal sederhana seperti posting foto pada saat ulang tahun dapat membuat tanggal lahir kita diketahui, membuat Instagram story saat berada di bank dapat memberikan informasi bank apa yang kita gunakan. Kemudian posting tentang keluarga dan alamat juga sangat berbahaya bagi privasi.

Gisneo dan host Hawa saat membicarakan tentang keamanan digital | dok. Tangkapan layar/Zoom

Keamanan digital dapat tercipta dari dua poin yaitu manusia dan sistem. Kejahatan digital tidak melulu berasal dari sistem saja, banyak oknum-oknum yang memanfaatkan data pribadi untuk menjalankan bisnis dan disalahgunakan seperti kasus pinjaman online.

Gisneo menjelaskan kepada para peserta kunci agar privasi kita selalu aman di ruang digital adalah menjadi orang yang cerdas. Ia menghimbau untuk selalu waspada terhadap apapun seperti selalu mengganti password media sosial 3 bulan sekali, mengecek struk belanja, men-download aplikasi hanya di platform resmi dan jangan asal klik saat mendapatkan link dari seseorang.

Masih banyak topik-topik menarik dan relatable dalam dunia digital yang akan dibahas dalam kegiatan #MakinCakapDigital selanjutnya. SoHip semuanya jangan lupa untuk follow akun Instagram @siberkreasi untuk mendapatkan update kegiatan #MakinCakapDigital selanjutnya.

SoHip juga bisa mengakses laman literasidigital.id untuk mendapatkan beragam konten panduan berinternet, serta konten bermanfaat lain mengenai pemanfaatan teknologi digital secara positif. Terus berkarya dan berkembang ya SoHip~