Barang Sesederhana Guling, Sejarahnya Panjang Lho! Pasti Nggak Ada yang Nyangka Itu Warisan Penjajah

Di Indonesia, guling seolah sudah sepaket dengan kasur, bantal, dan selimut. Aneh pastinya kalau kamu mendapati kamar tidur tanpa guling. Banyak juga orang yang memilih tidur tanpa bantal, daripada harus tanpa guling. Ujung-ujungnya bantal bukannya dipakai di kepala malah dipeluk seperti guling. Ah, dasar orang Indonesia.

Tapi jika menginap di hotel-hotel yang mengadopsi gaya barat, bisa jadi kamu nggak akan menemukan guling lho. Bukan karena hotelnya pelit, tapi memang di budaya Barat guling bukan sesuatu yang umum. Kalau lihat di film-film Barat, mereka nggak tidur pakai guling ‘kan? Begitu juga dengan drama Korea. Jarang-jarang yang tidur miring sambil meluk guling. Jadi apakah guling memang hanya ada di Indonesia? Simak ulasan Hipwee News & Feature ini!

ADVERTISEMENTS

Guling yang kamu peluk-peluk itu asli buatan Belanda. Sengaja diciptakan sebagai ‘teman ranjang’ serdadu agar tidak kesepian

Barang Sesederhana Guling, Sejarahnya Panjang Lho! Pasti Nggak Ada yang Nyangka Itu Warisan Penjajah

Guling dibuat untuk teman tidur serdadu via www.pinterest.com

Yup! Seperti yang kita ketahui bersama, di masa penjajahan banyak orang Belanda yang hijrah ke Indonesia atau yang waktu itu bernama Hindia Belanda. Tujuannya jelas untuk mengeksploitasi kekayaan negara jajahan. Nah kebanyakan dari orang Belanda ini, baik tentara atau pejabat sipil, nggak bawa istri dari Belanda. Jauh dari kampung halaman dan harus kerja memupuk kekayaan, tentu pria-pria ini membutuhkan teman.

Yang punya uang, bisa pergi ke tempat pelacuran atau mengambil gundik dari perempuan pribumi. Guling diciptakan untuk mereka-mereka yang terlalu miskin untuk ke pelacuran. Maka teman tidur di ranjang yang bisa dipeluk itu tercipta, supaya serdadu-serdadu Belanda nggak terlalu kesepian. Hmm, jadi guling memang cocok nih untuk kaum jomblo yang mendamba kawan saat malam ;p

ADVERTISEMENTS

Di era penjajahan Inggris, guling disebut dengan Dutch’s Wife. Uniknya, hingga saat ini di Belanda sendiri guling sudah tidak ada

Barang Sesederhana Guling, Sejarahnya Panjang Lho! Pasti Nggak Ada yang Nyangka Itu Warisan Penjajah

Guling adalah ‘istri Belanda’ via iiiiiona.wordpress.com

Saking populernya guling di kalangan orang Belanda, saat Inggris berkuasa kebiasaan guling ini jadi bahan ledekan. Saat Gubernur Batavia Thomas Stamford Rafless yang menemukan bunga Raflessia Arnoldi itu bertahta, guling disebut dengan nama Dutch’s Wife. Yang arti harfiahnya adalah istrinya orang Belanda. Bila kamu membaca karya-karya Pramoedya Ananta Toer, pasti ingat soal guling ini pernah dibahas di salah satu novel Tetralogi Pulau Buru. Hmm, maksudnya istri yang nggak perlu dikasih nafkah mungkin yaa…

Yang lebih unik lagi, guling ini hanya populer di kalangan orang Belanda yang tinggal di Hindia Belanda. Kalau saat ini kamu tinggal di Belanda, atau punya teman yang tinggal di Belanda, mungkin nggak akan menemukan guling di sana.

ADVERTISEMENTS

Selain Belanda, guling juga populer di negara-negara Asia Timur. Bedanya, guling mereka terbuat dari bambu

Barang Sesederhana Guling, Sejarahnya Panjang Lho! Pasti Nggak Ada yang Nyangka Itu Warisan Penjajah

Gulingnya dari bambu via 4move.com.br

Di Cina, guling disebut dengan ‘Zhufuren‘. Kalau di Korea, namanya ‘Jukbuin‘. Sedangkan di Jepang namanya Chikufujin. Dalam bahasa Inggris jadinya Bamboo-wife . Bambu? Yap, kalau di negara-negara Asia Timur dan Thailand, dulu gulingnya terbuat dari bambu. Bambu muda dihaluskan dan dianyam kemudian dibentuk seperti tabung. Guling bambu ini dipakai ketika musim panas. Bolong-bolong di bagian tengah itu membuat angin keluar masuk dengan mudah, sehingga membuat tidur lebih sejuk. Tapi apa nggak keras ya?

ADVERTISEMENTS

Berawal dari serdadu Belanda yang kesepian, penggunaan guling di Indonesia turut dipopulerkan oleh pedagang-pedagang dari Timur jauh sana

Barang Sesederhana Guling, Sejarahnya Panjang Lho! Pasti Nggak Ada yang Nyangka Itu Warisan Penjajah

Ini bantal dan guling lho

Awalnya guling hanya di pakai oleh orang Belanda. Tapi setelah masuknya pedagang Tionghoa ke Indonesia, kebiasaan pakai guling mulai ditiru masyarakat biasa. Kebiasaan itu terbawa sampai sekarang. Guling jadi satu keharusan. Bahkan kalau beli seprei, sudah pasti kamu akan mendapat sarung bantal dan guling. Sekarang pun guling semakin beragam bentuknya. Ada yang dibentuk ulat bulu, Hello Kitty, Winnie the Pooh sedang push up, dan masih banyak lagi. Semuanya demi kenyamanan saat tidur.

ADVERTISEMENTS

Selain unik dan hanya ada di Indonesia, tidur pakai guling punya banyak manfaat yang tak bisa disepelekan

Barang Sesederhana Guling, Sejarahnya Panjang Lho! Pasti Nggak Ada yang Nyangka Itu Warisan Penjajah

Tidur pakai guling banyak manfaatnya via gayahidup.republika.co.id

Jadi kenapa sih orang Indonesia suka banget tidur pakai guling? Tak ada yang perlu disesalkan. Karena dari segi kesehatan, tidur memakai guling banyak manfaat  lho. Mulai dari melancarkan peredaran darah sampai bisa merenggangkan otot-otot leher yang tegang bila dipakai di bawah leher. Tidur miring dengan memeluk guling juga bisa meluruskan tulang punggung sehingga kamu punya postur tubuh yang tegak. Dan yang jelas, tidur dengan guling punya efek psikologis yang membuat tidurmu lebih nyenyak dan berkualitas!

Sesederhana guling yang dipeluk setiap malam, ternyata guling punya sejarah yang panjang yaa? Banyak yang belum tahu juga ternyata guling yang khas dan sekarang mungkin cuma ‘membudaya’ di Indonesia ini, ternyata warisan kolonial. Atau juga filosofi dibalik inovasi guling yang dalam Bahasa Inggris disebut ‘Dutch’s Wife‘. Tapi kalau tahu enaknya meluk guling di malam hari, kayaknya bakal banyak orang asing yang bakal beralih jadi pecinta guling deh!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE