Namanya juga In-do-ne-sia, ada saja hal-hal yang unik dan menarik. Bukan hanya kaya dengan potensi alam yang luar biasa serta ragam budaya memukau dunia, negeri kita juga punya penyakit ‘langka’ yang terdengar asing bagi negara lain. Meski sudah semakin maju di zaman yang modern seperti sekarang ini, namun tetap saja masyarakat kita sering membawa istilah warisan nenek moyang ke dalam keseharian. Tak terkecuali dalam memahami beberapa penyakit yang mungkin nggak ada duanya di jagat raya.
Berikut Hipwee News & Feature telah merangkum beberapa penyakit ‘khas’ Indonesia yang sering dipahami keliru oleh masyarakat kita. Mari telusuri bersama fakta di balik nama-nama unik maupun penyebab yang salah kaprah dari penyakit-penyakit berikut ini.
ADVERTISEMENTS
1. ‘Bintitan’ kerap diartikan sebagai penyakit mata yang diderita oleh orang yang suka mengintip, padahal terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Bintitan merupakan kondisi di mana kelopak mata baik di bagian luar maupun bagian dalam ditumbuhi semacam bisul atau bintil menyakitkan yang mirip jerawat. Istilah medisnya disebut hordeolum. Sebagian besar bintitan hanya muncul pada salah satu mata saja. Meskipun kondisi ini umumnya nggak berdampak buruk pada kemampuan penglihatan, namun cukup mengganggu penampilan si penderita.
Penyebab utama bintitan adalah bakteri stafilokokus yang biasanya hidup pada kulit manusia tanpa menyebabkan penyakit. Namun risiko bintitan akan meningkat apabila kita menyentuh mata dengan tangan yang kotor. Selain itu, penyebab-penyebab seperti menggunakan kosmetik yang sudah kadaluarsa, nggak membersihkan kosmetik saat akan tidur, memakai lensa kontak yang nggak steril atau sedang mengidap peradangan pada kelopak mata. Jadi, tolong jangan percaya jika ada yang bilang bintitan itu karena kebanyakan ngintipan orang, ya!
ADVERTISEMENTS
2. Banyak orang bilang menyebut rasa nggak enak badan dengan ‘masuk angin’, padahal istilah ini nggak terdaftar di dunia kedokteran
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang paling terkenal dan hanya ada di Indonesia. Namun dunia medis menganggap penyakit ini sebagai mitos belaka karena belum ada bukti medis yang mendukung klaim ini, meski telah banyak yang menderitanya. Masuk angin sendiri kerap didefinisikan sebagai rasa ‘nggak enak badan’ akibat banyaknya angin yang masuk ke dalam tubuh. Bisa karena kehujanan, terlalu lama di ruangan ber-AC, sering menghabiskan waktu untuk kegiatan di luar ruangan.
Menurut ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, dr. Mulia Sp. PD seperti dikutip dari Kompas.com, istilah masuk angin ini merupakan kondisi di mana seseorang merasa pegal, kembung, atau perut terasa penuh, nggak bisa berhenti buang angin, mual, batuk, flu, merasa kedinginan, serta demam. Masyarakat kita umumnya menangani gejala ini dengan kerokan, supaya anginnya ‘keluar’ katanya. Padahal kerokan sendiri nggak dianjurkan dalam standar kedokteran medis. Harus dicari dulu penyebabnya baru diberi penanganan yang sesuai. Apabila gejala masuk angin nggak hilang setelah beberapa hari, sebaiknya periksakan diri ke dokter deh!
ADVERTISEMENTS
3. Dalam dunia medis nggak dikenal istilah ‘panas dalam’, hanya saja telanjur melekat karena sudah jadi kebiasaan di masyarakat
Panas dalam diartikan sebagai suatu keadaan di mana tubuh manusia mengalami panas yang berlebihan terutama di sistem pencernaan. Panas dalam ini bisa disebabkan karena kekurangan vitamin C, dehidrasi, memakan makanan yang bersifat panas dan berlemak seperti gorengan, atau bahkan karena cuaca panas.
Dari keluhan yang sering dijumpai, gejalanya panas dalam biasanya seputar sariawan, bibir pecah-pecah, sakit gigi, badan pegal, sakit tenggorokan, diare, badan terasa mengeluarkan panas, sensasi terbakar di dada, mimisan, hingga buang air besar disertai darah. Gejala panas dalam juga bisa muncul karena ketidakseimbangan hormon. Misalnya saja terjadi saat cewek sedang menstruasi apalagi stres yang menyebabkan jam makan jadi kacau, hormon jadi nggak stabil dan daya tahan tubuh menurun.
ADVERTISEMENTS
4. Orang bilang ‘tindihan’ itu disebabkan saat tidurnya diganggu makhluk halus, padahal kondisi ini bisa dijelaskan secara medis
Masyarakat Indonesia yang mengalami kondisi badan seperti tertindih saat tidur lantas melihat bayangan hitam menganggap bahwa terjadi kondisi ini terjadi karena ulah makhluk halus. Padahal, dalam kacamata kesehatan, keadaan ini disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh — tubuh nggak bisa bergerak dan serasa lumpuh. Hampir setiap orang pernah mengalaminya. Awal mula gejalanya adalah ketika akan atau bangun tidur kemudian merasa sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit berteriak. Menariknya, saat tindihan terjadi, kita sering mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar tempat tidur. Nggak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal mistis.
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep paralysis merupakan halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM) — tahap di mana mimpi bisa terjadi, seperti yang dilansir dari Dokter Sehat. Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak nggak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar, ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke tahap mimpi (REM). Sehingga ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM, tapi tubuh belum bangun, di sinilah sleep paralysis terjadi.
Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh nggak mampu bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya merupakan ciri khas dari mimpi. Tindihan umumnya terjadi pada orang yang tidur dalam posisi telentang. Itu sebabnya, kita perlu sering mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang tindihan.
ADVERTISEMENTS
5. Katanya ‘angin duduk’ adalah penyakit masuk angin yang levelnya sudah tinggi. Padahal, merupakan serangan jantung yang nggak pernah dirasakan sebelumnya
Angin duduk atau dalam istilah medisnya adalah angina merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan nyeri pada dada akibat otot-otot jantung kurang mendapat pasokan darah karena adanya penyempitan atau pengerasan pada pembuluh darah. Serangan ini bisa terjadi secara tiba-tiba. Nyeri dada yang dialami oleh penderita kemungkinan bisa menjalar sampai ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung. Selain gejala tersebut, gejala angin duduk lainnya adalah sesak napas, tubuh terasa lelah, mual, pusing, gelisah atau mengeluarkan keringat berlebih.
Beberapa faktor yang menyebabkan angina antara lain seperti hipertensi, stres, obesitas, merokok, kurang berolahraga, punya riwayat penyakit jantung, kolesterol, diabetes, atau bertambahnya usia. Meskipun nggak semua nyeri dada berhubungan dengan penyakit jantung, kamu tetap harus waspada. Temui dokter jika tiba-tiba kamu merasakan nyeri pada dada, namun belum pernah terdiagnosis menderita masalah apa pun pada jantung. Meski nggak semua nyeri dada disebabkan oleh gangguan pada jantung, memeriksakan diri ke dokter adalah langkah yang paling aman.
Bisa dimaklumi memang, mengingat zaman dahulu di mana akses informasi maupun pendidikan masih terbatas, nenek moyang memberikan istilah penyakit-penyakit ini dengan nalar yang juga terbatas. Namun, aneh rasanya jika di zaman serba digital seperti sekarang, masyarakatnya terutama generasi muda masih saja percaya dengan hal-hal yang bersumber dari ‘kata orang’ saja. Agar bisa menjelaskan dan nggak malu-maluin saat ditanya orang, baiknya kamu mulai pahami kebenaran baik istilah maupun penyebab dari penyakit-penyakit ini secara medis, ya!