#JusticeforAudrey masih sangat ramai diperbincangkan di Indonesia. Bukan cuma masalah perkembangan kasus peradilannya di kepolisian, kisah perundungan yang terjadi di Pontianak Kalimantan Barat ini juga menarik simpati banyak kalangan, dari selebriti, pengacara kondang, sampai Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Update-update teranyar juga tampaknya terus membanjiri timeline kita tiap harinya.
ADVERTISEMENTS
 Setelah tagar #JusticeforAudrey viral, respon Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar jadi perdebatan
ADVERTISEMENTS
Berdasarkan keterangan di video yang banyak beredar, KPPAD Kalbar berharap kasus ini tidak sampai ke ranah kepolisian karena baik korban maupun pelaku sama-sama masih di bawah umur
Pernyataan KPPAD soal berharap tidak sampai ranah kepolisian atau peradilan langsung memicu reaksi. Banyak yang mengartikan KPPAD ingin kasus ini berakhir damai, meski Audrey jelas-jelas mengalami penganiayaan. Mungkin harus dilihat video lengkapnya sendiri, apakah KPPAD Kalbar memang berharap ‘damai’ atau itu pernyataan salah yang dibelokkan media. Kayaknya pernyataan dari menit 02:06 – 02:10 itu deh yang banyak dipermasalahkan.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
Pernyataan ini langsung memicu reaksi keras dari banyak orang. Hotman Paris ikut menyuarakan kritiknya terhadap ‘solusi’ KPPAD, menurutnya proses hukum seharusnya tetap berlanjut
ADVERTISEMENTS
Selain membantah tudingan itu, KPPAD sampai melaporkan akun @zianafazura karena dianggap memperuncing masalah dan membelok-belokkan statement mereka. Akun ini pun dinilai sebagai akun bodong
ADVERTISEMENTS
Menurut KPPAD, pihaknya hanya memberikan pendampingan dan tidak akan bisa mengintervensi proses hukum yang bukan ranahnya. Mereka meminta seluruh masyarakat tidak menyeret-nyeret nama lembaganya untuk kepentingan pribadi atau kelompok
Entah ada misinterpretasi dari statement pertama KPPAD atau bagaimana, kebanyakan tetap netizen geram dan kecewa dengan langkah KPPAD. Rachel Vennya juga ikut berkomentar
Lalu perkembangan selanjutnya datang dari polisi. Dilansir dari CNN, polisi membeberkan hasil visum Audrey, hasilnya tidak ada robek, kerusakan, atau trauma fisik pada area sensitif Audrey
Banyak netizen kembali mempertanyakan hasil visum tersebut. Kalau pendapat ahli, Reza Indragiri yang diwawancarai KompasTV, hasil visum fisik seperti itu kurang komprehensif, visum psikis juga sama pentingnya
Yang terbaru, klarifikasi dari para terduga pelaku. Tiga orang dinyatakan sebagai tersangka, sedangkan sembilannya berstatus saksi
Dari konferensi pers tersebut, ada beberapa poin yang bisa di-highlight. Pertama, mereka meminta maaf dan mengakui adanya perkelahian tetapi tidak pernah menyentuh alat vital AudreyÂ
Mereka juga menjelaskan tidak ada pengeroyokkan, tapi one on one. Hanya tiga orang yang melakukan kontak langsung kepada Audrey di tiga tempat yang berbeda, yang lain cuma melihat
Satu hal yang disampaikan berulang kali adalah bahwa mereka juga korban, korban bully di media. Apalagi banyak informasi yang beredar tidak benar, seperti kalau ini semua masalah cowok
*Karena kualitas audio, banyak bagian press conference ini tidak terdengar dengan baik. Selain bukan karena masalah cowok dan lebih karena Audrey menjelek-jelekkan ibu dari salah satu pelaku, alasan di balik masalah ini masih belum diketahui dengan jelas dari press conference tersebut.
Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar masalah ini diselesaikan sesuai prosedur hukum. Tapi mengingatkan fenomena di balik ini semua yakni adanya pola perubahan interaksi masyarakat lewat medsos yang harus diwaspadai, terutama pengawasan orangtua ke anak-anaknya
[VIDEO] Soal Perundungan Siswi SMP, Presiden: Selesaikan Sesuai Hukum https://t.co/A037kEdijt pic.twitter.com/QIAavEHrhv
— KOMPAS TV (@KompasTV) April 10, 2019
Proses penyidikkan memang masih berlangsung. Semoga kebenaran cepat terungkap dan keadilan bisa ditegakkan. Sambil terus mengawal kasus ini, kita harus tetap bisa berpikiran terbuka dan tidak cepat-cepat menghakimi siapa pun. Soalnya benar juga sih, semua yang terlibat dalam kasus ini tuh masih anak-anak…