Bank UOB Umumkan Perupa Pemenang ‘UOB Painting of The Year 2020’. Lukisannya Apik-Apik!

UOB Painting of The Year 2020

Dalam dunia kesenian khususnya lukisan, Indonesia sejak lama dikenal punya talenta hebat. Sebut saja salah satunya Raden Saleh yang aktif melukis mulai tahun 1829, dan merupakan pionir seni modern Indonesia. Lukisannya merupakan perpaduan romantisisme yang sedang populer di Eropa pada saat itu dengan elemen Jawa. Satu karya beliau yang fenomenal adalah lukisan berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro.

Nah, talenta ciamik seperti Raden Saleh tersebut kian hari makin bermunculan di Indonesia. Tapi untuk bisa dikenal di panggung dunia masih jadi satu persoalan. Keterbukaan akses informasi agaknya belum benar-benar jadi solusi. Untuk itu dibutuhkan sebuah wadah yang bisa mengantar perupa-perupa andal Tanah Air ke panggung global, seperti misalnya melalui kompetisi. Wadah tersebut yang diupayakan Bank UOB Indonesia lewat gelaran ‘UOB Painting of the Year (Indonesia) 2020’.

ADVERTISEMENTS

UOB Painting of the Year 2020 merupakan wadah untuk menghubungkan perupa Indonesia dengan pentas seni internasional

Bank UOB Umumkan Perupa Pemenang 'UOB Painting of The Year 2020'. Lukisannya Apik-Apik!

(dok. UOB Indonesia) via www.uob.co.id

Kompetisi UOB Painting of the Year 2020 ini merupakan gelaran yang ke-10 diadakan oleh Bank UOB Indonesia. Meski submisi yang berlangsung sejak tanggal 14 Agustus hingga 18 Oktober 2020 dilakukan secara daring, begitu juga penganugerahan pemenang dilakukan secara virtual pada 19 November 2020, kompetisi ini tetap spesial karena tahun 2020 juga merupakan tahun ke-10 Bank UOB beroperasi di Indonesia.

Gelaran UOB Painting of the Year 2020 ini mengusung pandemi sebagai tema untuk lukisan yang dikompetisikan. Terdapat dua kategori dalam kompetisi ini, yaitu kategori profesional dan kategori pendatang baru. Untuk kategori profesional, dewan juri mendapuk lima lukisan sebagai pemenang. Sementara untuk kategori pendatang baru terdapat empat lukisan. Kursi dewan juri diduduki oleh Agung Hujatnikajennong, Asikin Hasan, dan Ay Tjoe Christine. Nama-nama yang nggak asing bagi dunia lukis Indonesia.

Presiden Direktur UOB Indonesia, Hendra Gunawan, mengatakan kompetisi ini merupakan cara mereka menghubungkan perupa potensial Indonesia dengan pentas seni regional dan internasional. Dengan itu diharapkan Indonesia bisa melihat lebih banyak perupa berbakat yang mendapat pengakuan atas talenta mereka.

“Kami telah melihat seni Indonesia berkaliber tinggi yang diciptakan oleh banyak perupa berbakat, termasuk para alumni pemenang UOB Southest Asian Painting of the Year. Kami berharap dapat melihat lebih banyak perupa berbakat Indonesia yang memperoleh pengakuan atas prestasi mereka,” kata Hendra dalam keterangan tertulis yang Hipwee terima, Sabtu (21/11/2020).

ADVERTISEMENTS

Pemenang penghargaan UOB Painting of the Year 2020 adalah lukisan yang merefleksikan tema solidaritas di tengah pandemi secara kuat dan puitis

Bank UOB Umumkan Perupa Pemenang 'UOB Painting of The Year 2020'. Lukisannya Apik-Apik!

(dok. UOB Indonesia) via www.uob.co.id

Dewan juri dalam catatannya mengatakan para pemenang dalam kompetisi ini dinilai bukan hanya lewat kemampuan merefleksikan tema secara unik, melainkan pada saat yang sama juga mampu memanfaatkan medium dwimatra sebagai sebuah ‘bahasa’ secara maksimal.

Dengan penilaian tersebut, untuk kategori profesional penghargaan UOB Painting of the Year 2020 diraih oleh lukisan berjudul Isolated Garden karya Prabu Perdana. Dewan juri menjelaskan karya tersebut merefleksikan tema solidaritas secara kuat dan puitis.

“Isolated Garden adalah sebuah lansekap imajiner, sekaligus suriil. Meski cukup jelas bagaimana objek-objek di dalamnya ditata secara saksama, lukisan ini meninggalkan kesan mendalam pada benak segenap Dewan Juri justru karena enigma yang dimunculkannya. Kita tak bisa mengenali identitas tempat ini. Tak jelas pula apa yang membuat objek-objek, yang sebagian digambarkan transparan itu, terserak, beberapa tenggelam ke dalam tanah, dan terimpit batu. Apakah ini adalah gambaran dunia pasca-apokalips, atau pasca- pandemi, ketika manusia punah oleh virus yang mematikan?” tulis dewan juri dalam catatannya.

Sementara sang perupa, Prabu Perdana, mengatakan ingin menekankan pentingnya kebersamaan dan persatuan bahkan saat kita memperoleh kekuatan dari kesendirian di tengah jaga jarak sosial, dalam upaya mengatasi pandemi lewat lukisan tersebut. Lewat penghargaan yang diraih, lukisan Prabu secara langsung juga akan berkompetisi untuk penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year yang akan diumumkan pada 3 Desember 2020.

“Sebagai perupa profesional, saya merasa terhormat memenangkan penghargaan UOB Painting of the Year (Indonesia) 2020. Saya berharap dapat mewakili Indonesia untuk bersaing mendapatkan penghargaan UOB Southeast Asian Painting of the Year,” jelas seniman 36 tahun asal Bandung tersebut.

Menyusul Prabu Perdana, Danni Febriana dengan karya berjudul Dialogue With the Other berhasil meraih Gold Award, Farhan Siki dengan karya On the Way meraih Silver Award, Etza Meisyara dengan karya Eternal Duality meraih Bronze Award, dan Enka Komariah dengan karya Doa Kami meraih penghargaan khusus Highly Commended Award.

ADVERTISEMENTS

Penghargaan Most Promising Artist of the Year 2020 untuk kategori pendatang baru diraih lukisan yang wakili perspektif berbeda dalam melihat pandemi

Bank UOB Umumkan Perupa Pemenang 'UOB Painting of The Year 2020'. Lukisannya Apik-Apik!

(dok. UOB Indonesia) via www.uob.co.id

Nah, untuk kategori pendatang baru, perupa Michelle Felicia Darmawan berhasil meraih penghargaan Most Promising Artist of the Year 2020 berkat lukisan berjudul This Too Shall Pass. Dewan juri mencatat karya Michelle selain memperlihatkan pencapaian teknis yang cukup optimal, juga mewakili perspektif yang berbeda dalam melihat pandemi. Lukisan perupa berusia 17 tahun ini menggambarkan dirinya yang sedang menutup hidung dengan punggung tangan.

“Michelle sengaja melukiskan potret dirinyanya berbayang, seperti sebuah citra yang tertangkap oleh tatapan seseorang yang tengah lelah, pusing dan nanar. Baginya, solidaritas hanya dapat terwujud ketika kita bisa memahami penderitaan dan keputusasaan orang lain. Dan lukisan ini tidak hanya ia proyeksikan sebagai jejak dari masa yang serba tidak menentu, tetapi juga harapan bahwa situasi sulit ini akan segera berakhir,” kata dewan juri.

Menyusul Michelle, Salsabila Yasmin dengan karya berjudul Scheming Visions berhasil meraih Gold Award, Agapitus Ronaldo dengan karya Kerinduan meraih Silver Award, dan Desta Aji Saputra dengan karya Ayo. Ayo. Ayo! meraih Bronze Award.

Nah, itu dia pemenang UOB Painting of the Year 2020. Kompetisi ini merupakan bagian dari CSR UOB yang berfokus pada perkembangan seni, yang sejak awal diselenggarakan sudah menarik banyak seniman pendatang baru dan profesional dari seluruh Indonesia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Editor

Penikmat kopi dan aktivis imajinasi

CLOSE