Kemajuan teknologi memang membawa perubahan yang besar pada hidup manusia. Awalnya teknologi diciptakan untuk memberi kemudahan dan membantu manusia. Namun lambat laun justru manusia makin ‘takut’ dengan teknologi. Momentum ini bisa dilihat dari fenomena sosial yang seringnya dianggap negatif ketika berkaitan dengan teknologi. Misal, berkomunikasi melalui media sosial, hingga fenomena keranjingan smartphone yang selalu dianggap kurang baik bagi kesehatan fisik dan psikologis.
Namun kemungkinan makin berkembangnya teknologi dari tahun ke tahun memunculkan kekhawatiran baru di bidang pekerjaan. Banyak yang merasa perannya justru akan tergantikan oleh teknologi, kemampuan digital, dan robot. Seperti bank-bank di Indonesia yang kini makin mengurangi jumlah pegawainya karena bisa digantikan dengan teknologi digital. Perlukah kita takut dan segera mempersiapkan diri dengan skill atau kemampuan lain? Makanya simak dulu uraian Hipwee News and Feature berikut ya!
ADVERTISEMENTS
Bank di Indonesia terus melakukan penurunan jumlah pegawai. Tentu saja karena kita sedang menghadapi era digital
Perbankan adalah salah satu perusahaan yang paling rentan terkena dampak shifting digital. Pekerja di bank kini tergantikan oleh teknologi otomatis. Coba renungkan, berapa banyak jumlah transaksi keuangan yang sekarang bisa dilakukan tanpa harus ke bank? Mulai dari transfer uang, penarikan uang tunai, bahkan setor tunai saat ini sudah bisa dilakukan di ATM. Transfer dan transaksi online bahkan bisa dilakukan di mana saja, termasuk di rumah. Hal ini berkat teknologi perbankan yang makin canggih. Akibatnya sangat jarang orang yang pergi ke kantor cabang dan menemui customer service untuk sekedar bertransaksi ‘kan?
Bahkan ada kemungkinan digantikannya customer service dengan robot berteknologi AI yang bisa belajar dari pengalaman yang ia ‘lihat’. Penurunan jumlah pegawai bank ternyata bukan cuma ilmu kira-kira saja. Menurut Detik Finance, ada penurunan yang signifikan jumlah pegawai bank dari September 2016 hingga September 2017.
ADVERTISEMENTS
Atas nama efisiensi dan presisi produksi, banyak tenaga manusia yang akan digantikan oleh teknologi, kecerdasan buatan, dan digitalisasi
Pernahkah kamu membayangkan suatu saat lapangan pekerjaan akan makin sempit karena tergantikannya manusia dengan robot dan teknologi? Ketakutan ini sebenarnya pernah dialami umat manusia ketika revolusi industri, dimana pekerjaan buruh pabrik sedikit demi sedikit mulai tergantikan oleh mesin otomatis. Ketakutan ini makin menjadi seiring ditemukannya kecerdasan buatan atau yang biasa disebut AI (Artificial Intelligence).
Apalagi dewasa ini, penciptaan robot dan mesin digital otomatis makin hari makin berkembang. Memungkinkan di masa depan persaingan kerja kita tak lagi dengan sesama sarjana, atau sesama manusia, melainkan dengan robot dan teknologi buatan manusia. Pemilihan teknologi untuk menggantikan manusia ini dipilih karena mesin cenderung lebih membutuhkan sedikit biaya dan lebih minim melakukan kesalahan yang sifatnya human error.
ADVERTISEMENTS
Di Jepang kini bahkan sudah ada hotel yang hampir seluruh karyawannya adalah robot lho. Nggak mustahil tenaga kerja perhotelan juga jadi terkikis
Sebelum kita sempat membayangkan, lagi-lagi Jepang sudah mewujudkannya. Sebuah hotel yang hampir semua karyawannya adalah robot. Coba deh putar video di atas. Mulai dari customer service, petugas-petugas, hingga porter yang akan membantumu membawakan barang juga robot otomatis. Pengunjung hanya tinggal menunjukan kartu credit atau debit untuk membayar penginapan. Inovasi ini dipelopori oleh perusahaan travel HIS yang sudah membangun hotel robot di Nagasaki dan Tokyo.
Bagi Jepang yang sangat kesulitan mencari tenaga kerja, tentu robot merupakan solusi yang lebih murah untuk menjalankan bisnis. Perusahaan HIS merencanakan akan membangun lebih banyak lagi hotel yang hanya akan dijalankan oleh robot. Hmmm… makin ngeri ya guys 😀
ADVERTISEMENTS
Selain Jepang, perusahaan elektronik di Cina bahkan memberhentikan 90% karyawannya untuk digantikan dengan lengan robot
Changying Precision Technology Company’s yang bergerak di bidang produksi ponsel memutuskan untuk menggantikan 90% dari jumlah karyawannya dengan robot. Dikutip melalui Business Insider, hingga kini mereka hanya mempekerjakan 60 orang karyawan yang bekerja di bagian pengecekan monitor dan mesin, serta memastikan produktivitas. Alasan perusahaan ini lebih memilih robot adalah simpel: robot bisa bekerja lebih dari 20 jam sehari, sedangkan manusia tidak mungkin melakukannya. Produktivitas perusahaan ini pun meningkat 250% dari sebelumnya.
Dibalik posisi kita yang makin terancam, Indonesia memang belum sampai semaju itu di bidang teknologi. Tapi paling tidak kita harus mulai pasag kuda-kuda nih guys buat mencari solusi untuk bersaing dengan mesin. Peran pemerintah tentunya sangat diperlukan, apalagi dengan kondisi padatnya jumlah penduduk dan melimpahnya tenaga kerja yang masih menganggur bakal jadi tantangan yang sulit ke depannya. Semangat ya!