Jika hanya dilihat sekilas, Keysha tak berbeda dengan balita-balita pada umumnya. Namun cobalah panggil namanya. Anak berusia 3,5 tahun ini tak akan menyahut, juga tak akan menolehkan kepala. Sebab Keysha tak bisa mendengar suara sama sekali. Hidupnya penuh kesunyian. Virus rubella telah merenggut pendengarannya tak lama setelah dilahirkan. Dia juga kesulitan berbicara karena tak tahu cara menghasilkan bunyi.
Virus rubella juga merenggut sebagian penglihatan Keysha. Bahkan jantungnya yang mungil telah mengalami kerusakan karena hal yang sama. Keysha pun membutuhkan pengobatan dan terapi yang seolah tiada habisnya. Namun gadis kecil bernama lengkap Keysha Anandatias ini berusaha menghadapinya dengan tabah.
ADVERTISEMENTS
Tak lama setelah dilahirkan, Keysha sudah tak bisa mendengar suara apa-apa. Dia tak tahu betapa indahnya alunan musik, atau betapa lembutnya suara sang ibu
Sudah terlihat ada yang berbeda saat Keysha dilahirkan pada 31 Juli 2016. Berat tubuhnya di bawah bayi normal, yakni hanya 1 kilogram lebih 6 ons. Tubuh mungilnya pun terpaksa dimasukkan ke inkubator. Lantas ketahuan kalau dia terkena virus rubella yang parah. Akibatnya, pendengaran Keysha terganggu saat berusia beberapa minggu. Telinganya tak mempunyai rambut-rambut halus yang berfungsi menangkap suara. Karena itulah dia tak bisa mendengar bunyi apa pun. Hidupnya menjadi penuh kesunyian.
ADVERTISEMENTS
Supaya bisa mendengar, seharusnya Keysha memakai alat bantu dengar di kedua telinganya. Kalau tidak, dia akan kesulitan untuk belajar bicara juga
Kemampuan bicara erat hubungannya dengan pendengaran. Di saat balita-balita lain sudah lancar mengoceh, Keysha baru bisa mengeluarkan suara gumaman yang tak jelas. Sebab dia tak tahu cara menghasilkan suara. Untuk mengatasinya, dokter berkali-kali menyarankan agar Keysha memakai alat bantu dengar secepatnya. Namun kedua orang tuanya belum mampu membelikan. Padahal kalau Keysha telat memakai alat itu, bisa-bisa dia sudah terlanjur asyik dengan kesunyian sehingga malah terganggu kalau mendengar suara.
ADVERTISEMENTS
Tak hanya pendengarannya yang terganggu, mata dan jantung Keysha juga bermasalah. Dia harus berkali-kali menjalani pengobatan dan terapi
Saat berusia satu bulan, muncul katarak di mata Keysha. Dia jadi sulit melihat karena matanya terhalangi selaput putih. Untunglah dia sudah menjalani operasi tanam lensa pada tahun 2019 silam. Namun penglihatannya belum sempurna. Keysha hanya bisa melihat dalam jarak sangat pendek, juga tak peka pada perbedaan warna. Karena itulah dia membutuhkan kacamata agar penglihatannya sedikit membaik.
Selain itu, Keysha juga mempunyai kelainan jantung bocor. Ada dua lubang di jantungnya yang mungil. Kondisi tersebut membuat aliran darah yang sudah dipompa ke luar jantung jadi masuk kembali. Akibatnya, dia rentan mengalami nyeri dada dan sesak napas. Tentunya bisa sangat berbahaya untuk jangka panjang. Dokter pun menyarankan Keysha untuk melakukan operasi jantung begitu usianya menginjak 4 tahun.
ADVERTISEMENTS
Di balik segala cobaan hidupnya, Keysha tetap menjalani hidup dengan riang. Orang tuanya juga berusaha merawat sang anak sebisanya, tetapi hingga kini mereka terbentur masalah ekonomi
Saat balita-balita lain asyik bermain, Keysha harus menghabiskan masa kecilnya dengan menjalani berbagai kontrol kesehatan dan terapi. Namun dia berusaha tetap riang. Ibunya yang bernama Mawar (25 tahun) bolak-balik mengantar Keysha ke rumah sakit. Dia juga melakukan terapi sebisanya di rumah. Berbekal mainan yang warna-warni dan bercahaya, sang ibu merangsang penglihatan Keysha agar menjadi lebih tajam. Mawar juga melatih anaknya agar bisa membaca gerak bibir orang lain.
Walau telah berusaha semampunya, Mawar mengaku sangat sedih. Sebab dia belum sanggup membelikan alat bantu dengar bagi Keysha yang harganya mencapai 22 juta rupiah sepasang. Apalagi operasi jantung, bisa memakan biaya sekitar 160 juta rupiah untuk dua lubang yang bocor.
Padahal Mawar adalah ibu rumah tangga yang tak berpenghasilan. Dia terpaksa berhenti kerja karena harus fokus mengurus Keysha di rumah. Sementara suaminya, Feri (29 tahun), adalah pekerja serabutan dengan upah yang tak menentu. Dulu mereka harus berutang puluhan juta demi pengobatan Keysha. Bahkan keduanya belum mempunyai rumah sendiri dan harus menumpang tinggal di rumah mertua. Hari demi hari mereka lalui dengan kekhawatiran akan kesehatan anaknya.
Kini, mereka mengharapkan uluran tangan dari para dermawan agar kondisi Keysha bisa segera membaik. Kamu bisa turut membantu pengobatan Keysha dengan berdonasi di KitaBisa.com. Sedikit bagi kita, bisa sangat berarti untuk orang lain. Yuk sisihkan sedikit rezeki demi Keysha!