Kita semua mungkin tahu kalau nasib setiap manusia sudah pasti berbeda-beda. Sejak dalam kandungan pun apa yang kita alami bisa jadi berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula ketika sudah terlahir ke dunia, cara kita dilahirkan, sampai bagaimana kita dibesarkan. Ada yang jalannya lika-liku, ada juga yang hanya melalui sedikit hambatan.
Kali ini, Hipwee mencoba mengajak kalian semua untuk sedikit menyelami kehidupan para balita yang terpaksa harus tinggal bersama sang ibu di balik jeruji besi. Ibu-ibu mereka harus mendekam di penjara karena telah melakukan pelanggaran. Dibanding harus berpisah, para narapidana wanita ini lebih memilih membawa serta anak-anaknya demi memenuhi kebutuhan ASI si buah hati.
ADVERTISEMENTS
1. Mungkin kali ini kita semua akan sepakat bahwa hidup di penjara tampaknya jauh lebih baik dibanding di luar, bagi balita-balita yang harus ikut ibunya ditahan
ADVERTISEMENTS
2. Para napi wanita ini ada yang dipenjara saat hamil sehingga harus melahirkan di dalam penjara. Ada juga yang ditahan saat sudah memiliki anak
ADVERTISEMENTS
3. Anak-anak yang lahir di penjara, belum pernah melihat dunia luar selayaknya balita seumuran mereka
ADVERTISEMENTS
4. Bagi para tahanan wanita, membesarkan anak di dalam penjara tidaklah mudah. Apalagi mereka harus turut berbagi dengan sesama ibu-ibu, ya berbagi ruang tahanan, ya berbagi fasilitas bermain, dan lain-lain
ADVERTISEMENTS
5. Tapi menurut mereka, hidup di dalam penjara bersama anak masih lebih baik dibanding harus berpisah dengan anak. Karena dengan begitu, mereka masih bisa memenuhi hak anak berupa ASI
ADVERTISEMENTS
6. Mereka mungkin patut bersyukur karena Indonesia termasuk negara yang mendukung pemberian nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui, sampai diatur juga dalam undang-undang
7. Selain itu kebutuhan anak seperti imunisasi setiap bulan, lahan bermain untuk menstimulasi tumbuh kembang, juga tersedia di penjara. Ibu yang masih hamil juga diperhatikan kesehatannya
8. Selain itu, pihak rutan juga memperhatikan kondisi psikologis ibunya. Soalnya kalau ibunya stress, ASI-nya bisa nggak keluar. Kalau ASI nggak keluar, pemenuhan kebutuhan gizi si anak jadi terhambat
9. Tapi sayangnya, belum semua rutan di Indonesia memiliki fasilitas khusus ibu dan anak. Baru sedikit yang menyediakan berbagai kebutuhan mereka. Padahal jumlah tahanan wanita terus bertambah
10. Akhirnya banyak rutan yang merujuk napi wanitanya ke rutan lain yang memang menyediakan fasilitas ibu dan anak. Dampaknya, rutan dengan fasilitas tersebut jadi kepenuhan
Salah satu rutan di Indonesia yang lengkap menyediakan kebutuhan ibu dan anak adalah Lapas Wanita Kelas IIA Sukun di Malang, Jawa Timur. Napi wanita yang ditahan di sana kebanyakan merupakan rujukan dari rutan-rutan lain di Jatim. Seperti ditulis di BBC, jumlah napi asal Malangnya aja cuma kisaran 150 orang, sedangkan sisanya sebanyak 500-an berasal dari daerah lain.
11. Para napi wanita memang cukup senang dengan kebijakan pemerintah yang memperbolehkan mereka membawa anak. Namun sayang, saat si anak sudah berusia 2 tahun, mereka harus rela berpisah
Bukan tanpa alasan sih, selain karena kewajiban memberi ASI eksklusif sudah terpenuhi, kalau tetap membiarkan anak ikut ibunya sampai lebih dari 2 tahun dikhawatirkan akan mengganggu hak-hak anak, seperti hak bermain dan hak tumbuh di lingkungan yang baik. Kalau kelamaan di penjara, takutnya masa depan anak juga akan terpengaruh lingkungan di dalam sel.