Bahan Kimia Berpotensi Bahaya Ini Masih Banyak Ditemukan dalam Kosmetik, Seberapa Amankah Punyamu?

Beberapa minggu belakangan, isu mengenai uji kosmetik yang mengandung merkuri menggunakan perhiasan emas baik cincin, kalung, gelang kembali merebak di berbagai media sosial. Bahkan sudah pernah ada iklan produk kecantikan di televisi yang juga menayangkan pemberitaan serupa. Metode ini dilakukan dengan cara mengoleskan produk kecantikan berupa lipstik, bedak atau krim wajah ke punggung telapak tangan, lantas digosok dengan emas tepat di atasnya. Jika warna produk tersebut berubah menjadi hitam atau kegelapan, maka disinyalir kosmetik tersebut mengandung merkuri. Sesederhana demikian.

Apakah benar uji kosmetik bisa dilakukan dengan cara tersebut? Sebelum terbawa arus isu yang kian marak di media sosial, baiknya kamu pahami dulu penjelasan dari Hipwee News & Feature berikut.

ADVERTISEMENTS

Pihak BPOM menyangkal keabsahan metode emas tersebut karena belum terbukti secara ilmiah. Semoga kamu nggak termakan hoax juga, ya!

Bahan Kimia Berpotensi Bahaya Ini Masih Banyak Ditemukan dalam Kosmetik, Seberapa Amankah Punyamu?

Uji merkuri dengan emas itu hoax! via www.youtube.com

Menyikapi isu tersebut, Deputi II Pengawasan Bidang Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Ondri Dwi Sampurno nggak menyarankan uji merkuri di kosmetik menggunakan metode penggosokan emas lantaran belum ada bukti ilmiah terkait metode tersebut.

Dijelaskannya dalam laman Detik.com , pihak BPOM sendiri menggunakan Atom Absorption Spectrometer atau AAS yakni Spektrometer Serapan Atom yang hanya bisa dilakukan secara akurat di laboratorium untuk menguji kandungan merkuri dalam kosmetik. Diakuinya, proses pengujian ini nggak mudah, mesti melalui pembakaran sampel terlebih dahulu untuk selanjutnya dapat terdeteksi. Jika pun ditemukan merkuri dalam kosmetik, biasanya kadarnya sangat rendah dan berada dalam campuran bahan lain. Itulah sebabnya, diperlukan AAS yang memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi untuk mendeteksi kadar merkuri yang sangat kecil dan berada dalam campuran. Menurutnya, warna hitam yang muncul usai menggosokkan emas di atas permukaan kosmetik bukan berasal dari campuran emas dan merkuri. Warna tersebut bisa saja berasal dari campuran lain dalam kosmetik tersebut.

Meski penggunaan merkuri telah dilarang berdasarkjan peraturan Menteri Kesehatan, penggunaan merkuri nggak sepenuhnya dilarang lho. Berdasarkan lampiran dari Peraturan Kepala BPOM, dilansir dari Alodokter , disebutkan dua jenis merkuri yang diperbolehkan dalam kadar 0,007 persen dan hanya digunakan pada produk tata rias mata dan pembersih tata rias mata. Pemakaian merkuri selain untuk produk tersebut dianggap sebagai penyalahgunaan dan produknya dilarang untuk dipasarkan. Biasanya, penyalahgunaan ini kerap ditemukan pada krim atau lotion pemutih kulit karena kemampuannya menghambat pembentukan melanin sehingga kulit tampak lebih cerah dalam waktu singkat.

ADVERTISEMENTS

Selain merkuri, para ilmuwan menemukan beberapa bahan kimia yang berpotensi bahaya telah digunakan dalam produk kosmetik yang umum dipakai

Bahan Kimia Berpotensi Bahaya Ini Masih Banyak Ditemukan dalam Kosmetik, Seberapa Amankah Punyamu?

Bahan kimia berbahaya dalam kosmetik via belalunaskincare.com

Tak hanya merkuri, namun ada beberapa zat kimia lain yang yang jika digunakan berlebihan dapat menimbulkan efek berbahaya pada kesehatan kulit. Coba cek produk kecantikan kalian, yakin sudah aman dari bahan-bahan kimia berpotensi berbahaya ini?

1. Paraben; pengawet yang mudah ditemukan di dalam banyak produk, mulai dari pelembab wajah dan tubuh hingga wewangian

Paraben merupakan bahan pengawet yang digunakan di dalam kosmetik untuk mencegah berkembangnya bakteri. Bahan kimia yang ini mudah diserap oleh kulit ini memiliki potensi mengganggu fungsi hormon dan telah dikaitkan dengan kanker payudara. Bahan pengawet ini terdaftar dengan nama yang berbeda-beda, seperti metylparaben, butylparaben, ethylparaben atau propylparaben.

2. Propylene Glycol; ditemukan pada beberapa produk cream wetlook, pembersih wajah atau kondisioner

Zat ini kerap digunakan berkat sifatnya yang mudah menyerap air. Kandungannya dapat menyebabkan iritasi pada kulit, rasa mual, dan sakit kepala. Bahkan penelitian terakhir menunjukan bahwa zat ini juga dapat merusak ginjal dan hati.

3. Sodium Lauryl Sulfat (SLS) atau Sodium Laureth Sulfate (SLES); bahan ini sering terdaftar sebagai bahan utama dalam sabun badan, sabun muka, pasta gigi, dan sampo

SLS adalah zat aditif kimia yang membuat suatu produk memiliki gelembung dan berbusa. SLS dapat terkontaminasi dengan etilen oksida yang bersifat karsinogen. Efek yang ditimbulkan zat ini adalah iritasi pada mata, ruam kulit, rambut rontok, ketombe pada kulit kepala dan reaksi alergi.

4. Petrolatum; biasanya terdapat dalam produk untuk rambut, lipstik, lip balm, dan pelembab karena efeknya yang melembabkan

Petrolatum merupakan sebuah produk samping dari produksi minyak bumi atau bensin. Bahan yang dikenal dapat melembabkan ini diproduksi melalui proses destilasi dan dicurigai sebagai bahan yang dapat menyumbat pori-pori dan paru-paru. Zat petroleum yang terkontaminasi dengan polycyclic aromatic hydrocarbons dapat menyebabkan kanker.

5. Triclosan; agen antibakteri yang biasa ditemukan dalam sabun antibakteri, pembersih tangan, pasta gigi dan obat kumur

Triclosan nggak hanya membunuh bakteri jahat tapi juga membunuh semua bakteri baik. Karenanya, triclosan bisa menimbulkan risiko kesehatan, termasuk resistensi bakteri dan efek hormonal. Sebagai alternatif, gunakan pembersih berbasis alkohol atau sabun kastilia dan air.

6. Bahan Pewarna Merah K.3 (CI 15585), Merah K.10 (Rhodamin B) dan Jingga K.1 (CI 12075); sering disalahgunakan pada produk lipstik, eyeshadow, dan blush on karena warnanya yang cerah

Bahan pewarna sintetis ini umumnya digunakan sebagai zat warna kertas, tekstil atau tinta. Zat warna ini merupakan zat karsinogenik. Rodhamin B dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.

7. Oxybenzone; bahan aktif yang banyak digunakan dalam produk tabir surya

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Andrology, oksibenzon telah dikaitkan dengan reaksi kulit dan bahkan dapat mengganggu hormon. Ada juga penelitian yang menunjukkan, bahwa ketika oxybenzone terkena sinar matahari dapat membentuk radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel kulit. Pilih tabir surya dengan bahan seng atau titanium oksida berbasis mineral.

8. Hidrokinon; Zat ini nggak boleh digunakan untuk kulit dan rambut, hanya boleh untuk pengeras kuku. Namun hidrokinon sering disalahgunakan pada krim atau lotion pemutih kulit

Hidrokinon adalah zat reduktor yang mudah larut dalam air. Kemampuan hidokinon untuk menghambat pembentukan melaninnya membuat bahan tersebut digunakan sebagai pencerah kulit yang populer. Namun pengguna hidrokinon dalam jangka panjang dan dosis tinggi dapat dapat menyebabkan hiperpigmentasi terutama pada derah kulit yang terkena sinar matahari langsung dan dapat menimbulkan ochronosis (kulit berwarna kehitaman).

ADVERTISEMENTS

Baru-baru ini, BPOM Surabaya sita ribuan kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya dari agen kosmetik di Pasuruan

Bahan Kimia Berpotensi Bahaya Ini Masih Banyak Ditemukan dalam Kosmetik, Seberapa Amankah Punyamu?

BPOM menyita kosmetik yang terlarang via www.aktual.com

Dari ribuan kosmetik dengan 149 produk yang disita dari Jelita Kosmetik, sebuah agen kosmetik di Pasuruan, tim BPOM menemukan ada dua kandungan berbahaya, yakni hidrokinon dan merkuri. Kedua bahan kimia ini dampaknya berbahaya jika digunakan dalam intensitas yang tinggi. Belum lagi jika kadarnya nggak sesuai dengan yang dianjurkan alias melebihi batas. Bisa dipastikan jika para konsumennya akan mengalami masalah kesehatan dalam jangka waktu yang nggak lama.

Distribusi produk kecantikan yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti milik Jelita Kosmetik ini bisa dengan mudah ditemukan di pasaran. Sasaran mereka adalah masyarakat yang ingin mendapatkan hasil yang instan dari pemakaian kosmetik tersebut. Mereka nggak lantas menelusuri bahan-bahan yang terkandung di dalamnya karena sudah terlena dengan iming-iming instan. Biasanya, peredaran kosmetik seperti ini marak terjadi baik penjualan langsung di toko kosmetik non resmi maupun lewat media sosial.

Melihat fenomena yang terjadi di masyarakat terkait kandungan berbahaya yang terdapat dalam kosmetik, baiknya kita sebagai konsumen lebih jeli lagi dalam membeli produk-produk yang tersebar di pasaran. Penting untuk memeriksa kemasan produk, mulai dari kandungannya, terdaftar atau nggaknya oleh BPOM, termasuk juga harus dimengerti bahasa yang digunakan dalam kemasan. Jangan mudah percaya dengan isu yang marak beredar di dunia maya, telusuri lebih dalam mengenai kebenarannya akan menghindarkan kita dari ketersesatan. Semoga produk kecantikan yang selama ini kamu pakai masih dalam batas aman, ya!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

salt of the earth, light of the world

CLOSE