Bersalaman selalu identik dengan jabat tangan. Ketika berkenalan atau bertemu seseorang, secara tidak langsung kita akan salaman. Biasanya salaman dilakukan antar dua orang. Nggak cuma sering dipraktikkan sama sesama teman atau kolega bisnis aja, salaman juga biasa dilakukan anak kepada orangtua, atau kalau di Jawa disebut salim –dengan mencium tangan orangtua. Selain dengan jabat tangan, bentuk lain yang merepresentasikan salaman ini bisa juga lewat pelukan, merangkul, atau tos.
Meski banyak bentuknya, tapi salaman tetap aja identik dengan jabat tangan. Sampai-sampai kalau disuruh salaman pasti langsung auto jabat tangan. Nah, gestur sederhana ini ternyata menyimpan sisi sejarah yang cukup menarik untuk diketahui lo. Soalnya kebiasaan ini pun ada asal usulnya. Yuk, simak fakta di balik jabat tangan yang identik dengan salaman dalam ulasan berikut ini.
ADVERTISEMENTS
Ternyata, sejak sebelum masehi, orang udah sering berjabat tangan lo. Terbukti dari berbagai artefak yang berhasil ditemukan
Penemuan-penemuan arkeologi telah menunjukkan kalau perilaku orang zaman dulu seperti berjabat tangan sudah digunakan sejak zaman Yunani kuno, yakni pada awal abad ke-5 SM. Para sejarawan telah menemukan bukti berupa gambar pada barang peninggalan zaman dulu seperti pot kuno yang memperlihatkan orang-orang menyentuh tangan dalam bertransaksi. Jadi, sejak dulu jabat tangan sudah dipakai untuk mengartikan persetujuan atau kesepakatan bisnis.
ADVERTISEMENTS
Di sisi lain pada zaman perang, berjabat tangan dilakukan untuk menghindari perkelahian menggunakan senjata atau menunjukkan perdamaian
Pada zaman perang, jabat tangan memiliki makna lain karena dilakukan untuk menunjukkan perdamaian dan menghindari kontak senjata. Jabat tangan yang dianggap disertai antisipasi biasanya dilakukan dengan tangan kiri. Hal ini berarti mereka dapat menarik pedang atau senjatanya memakai tangan kanan jika diperlukan. Sementara itu, berjabat tangan seperti yang biasa kita lakukan dengan tangan kanan dianggap “salam ramah” karena menjadi bukti kalau kamu datang dengan damai dan tidak memegang senjata.
Bukan cuma itu, jabat tangan menggunakan tangan kanan juga dianggap sebagai tanda kepercayaan kalau kamu yakin orang tersebut nggak akan mengeluarkan senjata untuk melawan atau berniat buruk. Ahli sopan santun, William Hanson sebagaimana dilansir dari BBC menjelaskan kalau jabat tangan menunjukkan kamu tidak berbahaya bagi orang lain dan ini penting karena itu adalah tanda kepercayaan dan persahabatan.
ADVERTISEMENTS
Seiring berjalannya waktu, jabat tangan pun digunakan dalam berbagai momen, nggak cuma pas perang atau pas kenalan aja
Jabat tangan memang digunakan sebagai tanda persetujuan, perkenalan, atau bentuk kepercayaan. Sebut saja kebiasaan para pebisnis yang saling berjabat tangan sebelum dan sesudah pertemuan, atau untuk menyetujui kesepakatan bisnis. Selain itu, jabat tangan juga menjadi ritual yang wajib dilakukan sebelum pertandingan olahraga dimulai. Misalnya para atlet berjabat tangan satu sama lain, pun demikian kepada para wasit. Tapi, cara salaman dengan menyentuh tangan ini juga dilakukan sebagai tanda penghormatan dalam dunia politik.
ADVERTISEMENTS
Tapi ada juga orang-orang yang kadang nggak mau salaman. Hal ini kerap terjadi pada politikus
Meski jabat tangan identik dengan perdamaian dan peghormatan, hal ini kadang nggak dilakukan para tokoh politik. Seperti yang terjadi pada debat TV presiden AS ketiga dan terakhir pada Oktober 2016, di mana ketika itu kandidat presiden Donald Trump dan Hillary Clinton nggak mau berjabat tangan. Di sisi lain, para atlet dunia juga kadang enggan berjabat tangan dan biasanya perilakunya ini akan langsung dikritik oleh publik dunia karena tidak mencerminkan seorang atlet profesional.
ADVERTISEMENTS
Walau terlihat sepele, jabat tangan punya sejarah dan makna yang begitu penting bagi dunia, terutama kalau melihat siapa yang terlibat atau melakukannya
Cara berjabat tangan memang terdengar sepele. Dengan hanya mengayunkan tangan ke depan dan menyentuh tangan lawan bicara, salaman pun dapat dilakukan. Namun, hal ini bisa berarti menjadi sejarah besar dan bermakna sangat penting ketika dilakukan oleh Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Pada akhir April 2018, kedua tokoh penting ini berjabat tangan di perbatasan antara kedua negara, sebelum secara simbolis saling melangkah bolak-balik melintasi perbatasan. Peristiwa besar ini merupakan suatu gerakan yang disebut sebagai salah satu jabat tangan paling penting lebih dari 50 tahun dalam sejarah dunia.
Maklum, sejak perang Korea berakhir pada tahun 1953, Korea Utara dan Korea Selatan telah bermusuhan. Tapi setelah pertemuan ini, kedua pemimpin sepakat untuk mengubah perbatasan mereka menjadi zona damai. Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan tingkat ketegangan kedua negara.
Salaman yang identik dengan jabat tangan memang terdengar sepele. Tapi, siapa sangka kalau perilaku ini justru bermakna penting pada momen-momen tertentu? Terlebih jika melibatkan tokoh dunia yang tentunya jabat tangan bagi mereka bertujuan untuk mengubah suatu kondisi dunia. Wah, menarik ya~