Nama Arteria Dahlan melejit dalam semalam. Bahkan sampai jadi trending topic di Twitter! Sebab pada Rabu (9/10), politikus PDIP ini diundang ke acara Mata Najwa bertajuk “Ragu-ragu Perpu”. Selain Arteria, diundang pula lima orang lainnya dengan keahlian masing-masing. Malam itu mereka berdebat panas tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu). Rakyat ingin Presiden Jokowi menerbitkan aturan itu supaya KPK nggak jadi dilemahkan oleh RKUHP.
Namun, tak sederhana itu. Beberapa elit politik, kebanyakan (atau semua?) adalah anggota DPR, cenderung menunjukan sikap tidak sepakat terhadap kemungkinan dikeluarkannya Perppu oleh presiden. Tema itulah yang menjadi perdebatan Arteria Dahlan–yang mewakili DPR–dan para pembicara lainnya dalam Mata Najwa.
ADVERTISEMENTS
Selama tampil di Mata Najwa, berkali-kali Arteria Dahlan menunjukan sikap kurang santuy dan lebih sibuk marah-marah daripada memberikan informasi berarti. Salah satunya terhadap Emil Salim yang sempat disebutnya ‘sesat’
Sebagai anggota DPR dari fraksi PDIP, Arteria menunjukan penolakan kalau Presiden Jokowi menerbitkan Perppu. Pasalnya, dia menilai Perppu hanya layak diterbitkan kalau terjadi hal yang genting. Pendapat Arteria dibantah oleh para pembicara lainnya, termasuk Emil Salim selaku Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia.
Sayangnya perdebatan mereka nggak berjalan dengan jernih. Arteria tampak sulit berdiam diri ketika lawan bicaranya sedang mendapat kesempatan bicara. Najwa Shihab sampai menegurnya karena politisi ini berbicara terus tanpa henti.
Selain rewel, Arteria juga tampak tidak mampu berdebat dengan baik. Ia lebih gencar mengeluarkan argumen bersifat ad hominem (membahas sosok lawan bicara) dibanding mendebatkan isunya sendiri. Misalnya, Arteria ngotot mengatakan kalau Emil nggak punya kapasitas yang cukup untuk diskusi tentang Perppu. Bahkan Arteria menyebut Emil sebagai penyebar opini sesat.
Ulah kacau Arteria terus berlanjut bahkan saat sesi istirahat. Giliran Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas Feri Amsari yang jadi sasaran dengan diserang pertanyaan, “apakah Feri menerima sogokan dari KPK?”. Bahkan setelah acara berakhir, Arteria tampak tak mau menyalami para pembicara lainnya. Haduh haduh ~
ADVERTISEMENTS
Merasa kesal pada Arteria Dahlan, warganet mengubah profilnya di Wikipedia menjadi “tukang bacot yang gila hormat”
Warganet kesal pada Arteria karena dia terkesan mau menang sendiri dan tidak bisa berlaku sepantasnya ketika debat, apalagi salah satu lawan bicaranya berusia jauh lebih tua. Berbagai meme tentang dirinya pun langsung beredar di media sosial. Nggak hanya itu, warganet juga menyunting profilnya di situs Wikipedia!
“Arteria Dahlan, S.T., S.H., M.H.B.A.C.O.T adalah seorang tukang bacot pengacara dan politisi yang gila hormat di Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.Yak pokoknya buat keluarga beliau.. SABAR aja ya.. Gua yang bukan siapa-siapa aja malu apalagi kalian.. Sabar ya…,” demikian hasil suntingan seseorang di profil Arteria Dahlan.
Selain itu, tanggal lahir Arteria yang harusnya 7 Juli 1975 juga diubah menjadi 20 Juli 2009. Bahkan dia disebut sudah meninggal dunia dalam acara Mata Najwa di Jakarta! Menanggapi keusilan itu, Arteria memilih nggak memusingkannya. Dia mengaku sudah terbiasa diserang oleh buzzer politik.
ADVERTISEMENTS
Walaupun ikutan geli, akun Wikipedia Indonesia mengimbau warganet untuk nggak melakukan keisengan semacam itu. Kini profil Arteria Dahlan nggak bisa disunting lagi
Tips melampiaskan rasa kesal kepada suatu subjek:
1. Buka gugel
2. Klik artikel Wikipedia-nya
3. Klik "Sunting"
4. Mulai menyunting dengan rasa menghujat yang menggebu-gebu
5. Batalkan niatmu karena WIKIPEDIA BUKAN TEMPAT UNTUK MELAMPIASKAN KEKESALAN
HADEEEEHHH………….
— Wikipedia bahasa Indonesia (@idwiki) October 9, 2019
Hanya dalam hitungan jam, profil Arteria sudah kembali seperti semula. Kini profilnya juga nggak bisa disunting oleh pihak luar. Pihak Wikipedia mengimbau warganet supaya nggak melakukan hal seperti itu lagi. Siapapun memang bisa menyunting artikel di Wikipedia, tetapi sebaiknya hal itu nggak disalahgunakan. Namun sepertinya pihak Wikipedia juga geli dengan kasus Arteria karena mereka menerbitkan beberapa cuitan dengan nada bercanda.
Yah, setidaknya kita jadi tahu bahwa tak semua politikus pandai bicara, berkelit, dan menciptakan citra politik yang baik. Tapi jangan sampai keriuhan yang diciptakan oleh Arteria ini bikin kita lupa bahwa fokus isu ini adalah masalah UU KPK itu sendiri. Kita harus serius lagi mengawal isu tersebut.