Sebagai pengguna ponsel pintar, ada banyak sekali aplikasi yang bisa kita unduh untuk menunjang aktivitas kita sehari-hari. Mulai dari yang fungsinya buat berkomunikasi, nonton video atau film, baca berita atau buku, sarana hiburan kayak game, sampai mencatat amal perbuatan kita! Iya, belum lama ini, viral di Twitter aplikasi bernama Raqib Atid yang gunanya untuk mencatat dosa dan pahala kita sehari-hari. Tentu saja cara mengisinya manual alias kita sendiri yang mencatatnya.
Tapi baru beberapa hari ‘nangkring’ di PlayStore, aplikasi Raqib Atid ini udah ditarik lagi sama pembuatnya. Alasannya karena telah mengundang kontroversi. Bahkan nggak sedikit yang berkomentar negatif karena aplikasi itu memakai nama malaikat dalam agama Islam yang memang tugasnya mencatat amal perbuatan manusia. Mungkin dianggap menistakan gitu ya. Menanggapi polemik ini, si pemilik pun sudah angkat bicara. Gimana ya, penjelasannya?
ADVERTISEMENTS
Aplikasi Raqib Atid jadi viral setelah seorang pengguna Twitter mencuitkan foto yang berisi tangkapan layar aplikasi tersebut. Cuitan itu langsung diserbu beragam komentar warganet
Sekarang malaikat Raqib-Atid hadir dalam bentuk aplikasi buat itung dosa sama pahala kita. pic.twitter.com/FJEgmk1JBB
— Mazzini (@mazzini_gsp) May 8, 2020
Akun Twitter @mazzini_gsp mengunggah tangkapan layar sebuah aplikasi pencatat dosa bernama Raqib Atid. Aplikasi yang sempat hadir di PlayStore itu memungkinkan penggunanya melakukan pengakuan dosa via aplikasi. Pengguna bisa mencatat dosa yang baru saja dilakukan pada hari itu. Nanti ada opsi dosa yang bisa dipilih, misal minum amer, ghibah, ngomong kotor, dan lain-lain. Pengguna juga bisa menambahkan sendiri.
Nggak cuma mencatat dosa, aplikasi itu juga berfungsi mencatat pahala. Pengguna juga dapat mencatat amal-amal baik apa yang sudah dilakukan di hari itu, seperti membaca Al-Quran, sedekah, salat, dan banyak lainnya. Nantinya pengguna bisa mengetahui seberapa banyak dosa dan pahala di hari tersebut, dan manakah yang lebih banyak, dosa ataukah pahala.
ADVERTISEMENTS
Sebagian orang memuji adanya aplikasi ini, tapi nggak sedikit juga yang kontra. Sampai-sampai pembuatnya banjir komentar negatif dan cenderung kasar
Dalam tangkapan layar di atas, tertulis kalau aplikasi Raqib Atid dibuat oleh seorang bernama Mahmud Fauzi. Ternyata ia adalah mahasiswa Teknik Fisika di sebuah perguruan tinggi negeri. Ia menciptakan aplikasi ini karena ingin berbuat sesuatu di bulan Ramadan. Sesaat setelah aplikasi bikinannya viral, ia banjir hujatan. Beberapa ada yang ia terima lewat email. Bahkan tak sedikit yang komentarnya mengarah ke nada kasar.
Melansir wawancara yang dilakukan Kompas kepada Fauzi, tujuannya membuat aplikasi ini adalah untuk membantu pengguna mencatat amal perbuatan masing-masing.
“Untuk introspeksi dan muhasabah diri sesuai definisi yang saya buat, sehingga tujuan dalam deskripsi di app saya yaitu menjadi pribadi yang lebih baik tercapai,” katanya.
Sedangkan untuk penamaannya, nama Raqib Atid dipakai karena memang fungsinya mirip dengan tugas dua malaikat dalam agama Islam tersebut yaitu mencatat amal perbuatan. Karena nggak mau menimbulkan kontroversi berkepanjangan, Fauzi pun memutuskan menarik kembali aplikasi bikinannya. Harapannya ia bisa memperbarui aplikasinya setelah ujian semester selesai.
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya kalau dipikir-pikir tujuan dari aplikasi ini cukup menarik lo. Dengan rutin mencatat amal perbuatan sehari-hari, bisa aja mendorong penggunanya untuk mengurangi dosa dan menambah pahala di hari-hari berikutnya
Bener juga, aplikasi bikinan Fauzi ini kalau dipikir-pikir justru memiliki nilai plus lo. Catatan dosa dan pahala di aplikasi bisa jadi alat untuk introspeksi para penggunanya. Selama ini kebanyakan orang akan cepat lupa terutama sama dosa yang mereka perbuat. Dengan rutin mencatatnya, mereka jadi ingat pernah melakukan dosa apa, dan mungkin jadi mikir-mikir lagi tiap mau melakukan dosa serupa.
Ustaz Muhammad Yusron Shidqi punya pendapat serupa. Aplikasi Raqib Atid bisa jadi alat pengguna melakukan evaluasi diri secara sederhana.
“…sebagai sebuah simulasi bagaimana penghitungan amal sehingga membuat kita lebih waspada dalam berbuat,” kata pria yang akrab disapa Gus Yusron itu.
Senada dengan Gus Yusron, menurut Ustazah Arini Retnaningsih memakai aplikasi ini sebagai bahan evaluasi diri bukan berarti menyamakannya dengan catatan asli malaikat Raqib Atid utusan Allah subhanahu wa ta’ala. Sebab malaikat sendiri dapat mencatat hal-hal kecil yang boleh jadi kita sendiri nggak sadar. Beda banget sama fungsi aplikasi tersebut. Tapi kan harapannya dengan menyadari dan memperbaiki amal yang tampak, kita jadi bisa memperbaiki yang lebih detail. Begitu~
Kalau menurutmu gimana nih, Guys?