Cek kesehatan seperti pemeriksaan suhu, sekarang jadi aktivitas rutin yang banyak ditemui di berbagai tempat umum. Sebelum masuk tempat-tempat umum seperti stasiun, bandara, sampai pusat perbelanjaan, biasanya akan ada petugas dengan termometer tembak yang akan mengukur suhu tubuh kita. Siapa pun yang suhu badannya di atas normal, diharapkan tidak memasuki ruang. Wajar sih karena salah satu gejala paling umum dari penularan virus SARS-CoV-2 (nama resmi virus corona baru ini) yang menyebabkan penyakit COVID-19 ini, adalah demam.
Mengingat tingkat penularan virus ini yang sangat tinggi, tindakan pencegahan seperti pengecekan suhu ini jelas wajib dilakukan dan berlaku untuk siapa pun. Lagian kan cuma diukur suhunya sebentar dan paling ditanya sejarah perjalanan…
Makanya, banyak orang terheran-heran setelah kemarin menonton video viral di mana seorang anggota DPRD dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah, tampak marah-marah terhadap petugas Dinas Kesehatan Blora yang berupaya melakukan tes kesehatan terhadap dirinya dan beberapa anggota lain. Dilansir dari Kompas, rombongan anggota DPRD Blora ini diketahui baru saja pulang dari kunjungan kerja di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Reaksi keras atas pengecekan standar yang belakangan memang makin digencarkan ini, jelas menimbulkan rasa penasaran. Kok sampai segitunya marah-marah, padahal cuma tes kesehatan standar.Â
ADVERTISEMENTS
Dalam video berdurasi 2 menit itu, beberapa anggota DPRD Blora menolak dites kesehatan dan justru menghujani petugas kesehatan dengan berbagai pertanyaan sambil marah-marah
Protes keras anggota Dewan Kab. Blora saat akan diperiksa oleh Dinkes Kab.Blora terkait pencegahan virus Covid-19 setelah kunjungan kerja dari Lombok.Bagaimana Opini anda ?
Posted by Opini Blora on Thursday, 19 March 2020
Dalam video yang diunggah akun Facebook Opini Blora di atas, seorang anggota dewan terlihat mempertanyakan surat tugas, SOP, sampai undang-undang dengan nada tinggi ketika hendak diperiksa kondisi kesehatannya oleh petugas dari tim Dinkes Kabupaten Blora. Kejadian yang terjadi di Terimal Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada Kamis malam kemarin (19/3), langsung jadi tontonan banyak orang. Petugas kesehatan yang jadi sasaran amarah anggota itu terlihat hanya bisa menunduk dan membalas satu dua patah kata.
Rombongan DPRD yang baru saja pulang dari kunjungan kerja di Lombok ini, memang sengaja disambut oleh tim kesehatan sebagai bagian dari antisipasi pencegahan COVID-19. Namun tidak disangka-sangka, niatan itu justru mendapat penolakan dan reaksi keras dari beberapa anggota DPRD. Masih dilansir dari laman Kompas, anggota DPRD yang menolak dicek saat di terminal sebenarnya setuju untuk diperiksa di RSUD Cepu. Namun setelah ditunggu oleh tim kesehatan di RSUD Cepu, ternyata bus rombongan tetap tidak datang. Dari total 37 anggota DPRD yang berangkat ke Lombok, beberapa beserta anak dan istrinya, baru 14 orang yang akhirnya memeriksakan diri dan hasilnya normal. Nah sisanya, nanti akan didatangi ke rumah masing-masing untuk diperiksa. Kok berasa anak sd yang sedang kucing-kucingan sama petugas PKS saat suntik imunisasi sih…
ADVERTISEMENTS
Padahal kita semua seharusnya sudah tahu, virus ini tidak pandang bulu, semua bisa saja tertular. Jangankan anggota dewan, presiden dan pangeran saja sudah ada yang positif
Kita mungkin tidak bakal benar-benar tahu apa yang sebenarnya menyulut emosi anggota dewan tersebut. Apakah memang ia terganggu karena tim medis tidak bawa surat tugas, atau ia yakin tidak memerlukan tes kesahatan itu karena merasa baik-baik saja~ Padahal siapa pun bisa saja terinfeksi virus corona baru ini lo. Berdasarkan perkembangan terakhir, dilansir dari CNN, Wali Kota Bogor Bima Arya baru saja dinyatakan positif walaupun hanya menunjukkan sedikit gejala. Di dunia internasional, Pangeran Albert II pemimpin Monako juga dinyatakan positif corona.
Kita harus mengakui kalau virus ini memang terindikasi sangat menular. Sekalipun tidak memiliki gejala, orang-orang tetap bisa menularkan virus ini kepada orang lain. Termasuk kepada mereka yang tergolong rentan seperti orang tua dan orang dengan penyakit berat. Maka dari itu sekalipun kita merasa sehat, tidak batuk atau panas, ada baiknya semua orang berhati-hati demi kebaikan bersama. Ikuti imbauan untuk social distancing dan tetap di rumah sebisa mungkin. Jika memang ada prosedur kesehatan di tempat-tempat umum, ya harus diikuti demi mencegah penularan di wilayah tersebut.