Pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan resiko, serta keterampilan dalam membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial, terasa amat penting di kondisi pandemi saat ini. Istilah sederhananya literasi keuangan. Sebab nggak sedikit dari mereka yang abai, mulai khawatir dengan kondisi keuangan yang nggak menentu akibat dampak pandemi ini, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Hal tersebut juga disadari oleh Allianz Indonesia. Oleh karena itu, melalui rangkaian program Global Money Week 2020, perusahaan jasa keuangan ini mewujudkan komitmennya dalam memberikan literasi keuangan. Salah satunya mereka lakukan lewat webinar ‘Best Way to Get and Manage Income during Pandemic’ yang digelar 26 Agustus 2020, serta acara Global Money Week 2020 itu sendiri yang dilaksanakan tanggal 23 hingga 29 Maret lalu dengan tema Learn, Save, Earn.
ADVERTISEMENTS
Komitmen besar Allianz Indonesia untuk terus melakukan literasi keuangan sekaligus dukung upaya pemerintah
Adapun rangkaian Global Money Week 2020 yang tahun ini harus dilakukan secara virtual, menghadirkan kegiatan berupa kompetisi foto, pemberian edukasi langsung berupa infografik dan data, serta tips dan trik mengatur keuangan. Ketua Yayasan Allianz Peduli, Ni Made Daryanti, mengatakan bahwa rangkaian kegiatan tersebut dilakukan dengan harapan bisa mendorong peningkatan literasi keuangan generasi muda usia 16-22 tahun. Sejalan dengan itu, program tersebut juga untuk mendukung upaya pemerintah khususnya peningkatan penetrasi asuransi kepada lebih banyak masyarakat Indonesia.
“Dukungan Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli untuk Global Money Week merupakan bagian dari komitmen besar kami untuk terus melakukan literasi keuangan ke masyarakat luas, khususnya kepada para generasi muda. Hal ini sejalan dengan tujuan Allianz Indonesia, untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan, khususnya terkait peningkatan penetrasi asuransi kepada lebih banyak masyarakat Indonesia,” kata Ni Made dalam keterangan tertulis yang Hipwee terima Kamis, (27/8/2020).
ADVERTISEMENTS
Jumlah generasi muda yang banyak harusnya bisa jadi agen perubahan untuk literasi keuangan di masyarakat
Sebagai bekal jangka panjang, literasi keuangan memang sangat penting dimiliki generasi muda. Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan, Horas V.M. Tarihoran, bahkan mengatakan hal ini harus kita miliki sejak dini agar dapat mempersiapkan masa depan yang sehat secara finansial. Baginya, jumlah generasi muda yang hari ini mencapai 72,8 juta selayaknya berperan sebagai agen perubahan dalam hal literasi keuangan terhadap masyarakat lebih luas.
“Kita harus menyadari bahwa pendidikan literasi keuangan penting sekali untuk diberikan sedini mungkin agar masyarakat Indonesia mampu mengelola keuangannya secara cerdas dan dapat mempersiapkan masa depan dirinya dan keluarganya menuju masyarakat yang sehat secara finansial dengan memanfaatkan layanan keuangan secara optimal,” ucap Horas.
Nah, jumlah generasi muda yang mencapai sekitar 27% dari 267 juta penduduk Indonesia, jika diarahkan dengan baik secara telak bisa menghasilkan pengaruh besar bahkan bagi perekonomian negara loh. Namun sayangnya, menurut financial trainer Ligwina Hananto generasi muda saat ini cenderung hanya mengenal dua pandangan yang memengaruhi gaya hidup dan kondisi keuangan, yakni YOLO (You Only Live Once) dan FOMO (Fear of Missing Out). Padahal untuk bisa melalui krisis finansial di masa pandemi ini, generasi muda selayaknya punya kendali diri dalam mengelola keuangan dengan cara belajar, menabung, dan untuk meraih hasilnya.
“Dua pandangan ini (YOLO dan FOMO) mendorong mereka untuk memilih menghabiskan pendapatan mereka ke hal-hal yang sedang happening, untuk kemudian diunggah di media sosial, daripada menyisihkan pendapatan untuk ditabung sebagai bekal hari tua. Oleh karena itu, Gen Z perlu merencanakan keuangan secara smart karena ada beberapa hal penting yang menjadi patokan, yaitu kendali diri terhadap penggunaan uang, banyak keinginan tetapi kemampuan terbatas, dan adanya inflasi,” kata Ligwina.
ADVERTISEMENTS
Literasi keuangan bukan cuma bisa selamatkan diri hari ini, tapi juga mimpi di kemudian hari
Sementara itu, konsultan digital sekaligus content creator, Jonathan Ed, menegaskan perlunya generasi muda untuk paham literasi keuangan serta mampu mengatur keuangan. Baginya hal tersebut bukan hanya akan menyelamatkan diri hari ini, melainkan juga bisa menyelamatkan cita-cita di kemudian hari.
“Agar kita bisa fokus mencapai tujuan finansial yang lebih besar, misal mau melanjutkan studi S2, liburan ke luar negeri, melakukan pernikahan, semuanya butuh uang. Maka dari itu, kita perlu mengatur keuangan dengan baik agar kita bisa mencapai tujuan finansial besar tadi,” ucapnya.
Melalui rangkaian program Global Money Week 2020, Ni Made mengatakan bahwa Allianz Indonesia melalui Yayasan Allianz Peduli akan terus berkomitmen untuk menjalankan berbagai program CSR sesuai dengan empat pilarnya, yaitu pendidikan, pemberdayaan ekonomi, kesehatan serta lingkungan dan bencana alam.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan edukasi untuk menciptakan generasi yang cerdas secara finansial, sehingga dalam tujuan jangka panjang mampu membantu menciptakan perekonomian negara yang lebih baik,” tutup Ni Made.
Nah, apakah kamu termasuk generasi muda yang sudah melek literasi keuangan?